Jakarta -
Mengonsumsi makanan bergizi seimbang sangat disarankan selama hamil, Bunda. Sebaliknya, ada pula makanan yang dilarang untuk ibu hamil karena dianggap tidak bernutrisi dan berisiko memberikan dampak buruk pada kehamilan.
Kecukupan mikronutrien selama masa antenatal atau kehamilan dapat diketahui dari screening, seperti screening kadar zinc, vitamin D, asam folat, dan zat besi. Ada range atau nilai mikronutrien yang dibutuhkan dan harus dipenuhi selama masa kehamilan.
Bunda perlu ketahui, kurangnya asupan nutrisi hingga tidak dapat dikejar di trimester pertama berisiko memengaruhi perkembangan janin. Sebab, pada trimester pertama terjadi proses pembentukan organ-organ vital janin, seperti sistem saraf pusat, sistem kardiovaskular seperti jantung dan pembuluh darah, sistem pernapasan, dan sistem pencernaan.
Misalnya, mikronutrien asam folat yang dibutuhkan sejak masa prenatal hingga antenatal untuk membentuk sususan saraf pusat. Kekurangan asam folat dapat meningkatkan risiko cacat lahir pada bayi, seperti terkena spina bifida atau anencephaly.
Sumber mikronutrien, seperti asam folat, bisa didapatkan dari makanan. Nutrisi ini banyak ditemukan di makanan sehat, seperti sayuran hijau hingga buah-buahan.
Makanan yang dilarang untuk ibu hamil
Seperti pada penjelasan sebelumnya, selain memenuhi asupan mikronutrien dari makanan, Bunda yang sedang menjalani kehamilan juga disarankan untuk menghindari makanan yang dapat memicu masalah pada kehamilan. Berikut beberapa jenis makanan yang dilarang atau tidak disarankan untuk dikonsumsi selama hamil:
1. Makanan mentah atau tidak dicuci bersih
Makanan mentah yang tidak dimasak matang berisiko terkontaminasi Toxoplasma gondii, yakni bakteri penyebab toksoplasmosis. Kontaminasi juga dapat ditemukan pada makanan yang tidak dicuci bersih atau tidak higienis, Bunda.
Infeksi Toxoplasma gondii terjadi ketika parasit ini masuk ke makanan yang dikonsumsi saat hamil. Meski tubuh ibu hamil dapat mengeluarkan antibodi untuk menyerang parasit, infeksi ini dapat menyasar ke janin dan menyebabkan masalah, seperti makrosefali.
Pada trimester pertama, infeksi Toxoplasma gondii sering kali tidak menimbulkan gejala. Beberapa Bunda yang terkena infeksi kemungkinan mengalami flek, sementara janin berisiko mengalami masalah pada proses pembentukan sel tubuh. Infeksi Toxoplasma gondii yang parah dapat menyebabkan keguguran di trimester pertama.
Perlu dicatat ya, makanan mentah sebenarnya tidak dilarang selama masa kehamilan. Bunda boleh saja mengonsumsi makanan mentah, asalkan makanan sudah dipastikan tidak terinfeksi bakteri Toxoplasma gondii, terutama dalam proses penyediaan dan penyajiannya. Namun, karena risiko kontaminasi yang besar termasuk dampaknya pada janin, maka banyak dokter yang tidak menyarankan ibu hamil untuk mengonsumsi makanan mentah.
2. Makanan mengandung penyedap rasa
Banyak ibu hamil kerap mengidam makanan yang mengandung bumbu penyedap rasa, seperti makanan cepat saji atau makanan olahan. Makanan tersebut memang dapat meningkatkan selera makan, tetapi sebenarnya berisiko bagi kehamilan.
Makanan dengan penyedap rasa umumnya hanya mengandung karbohidrat yang tinggi dan minim nilai gizi. Artinya, makanan jenis tersebut hanya dapat memberikan efek mengenyangkan tanpa bisa memenuhi asupan gizi yang diperlukan ibu hamil.
3. Makanan yang dibakar
Bunda yang sedang hamil juga sebaiknya menghindari makanan yang dimasak dengan cara dibakar. Makanan yang dibakar kemungkinan mengandung zat karsinogenik yang berbahaya bagi kesehatan.
Zat karsinogenik merupakan bahan kimia beracun. Paparan zat ini tak hanya berdampak bagi kesehatan Bunda, tetapi juga dapat menyebabkan gangguan perkembangan janin.
Selain itu, kebanyakan makanan yang dibakar, seperti daging, juga rentan terkontaminasi parasit Toxoplasma gondii. Seperti penjelasan sebelumnya, infeksi parasit ini dapat menyebabkan kerusakan organ janin hingga menyebabkan keguguran di awal kehamilan.
4. Makanan yang mengandung gas
Perut yang mengandung gas dapat menyebabkan rasa tidak nyaman selama kehamilan. Terkadang, gas di dalam perut juga dapat menyebabkan perut kembung hingga Bunda mengalami masalah pencernaan.
Untuk menghindari dampaknya, maka Bunda disarankan untuk menghindari makanan yang mengandung gas. Selain membuat perut menjadi kembung, makanan yang mengandung gas juga dapat memicu rasa mual dan muntah, yang mengakibatkan ibu hamil enggan makan.
Gangguan makan karena efek negatif tersebut dapat membuat asupan nutrisi ke janin berkurang, yang pada akhirnya mengganggu perkembangan janin hingga menyebabkan masalah pada kehamilan.
5. Susu rendah nutrisi dan tinggi gula
Konsumsi susu tidak dilarang selama masa kehamilan. Asalkan, susu yang dikonsumsi benar-benar mengandung vitamin dan mineral yang dapat mencukupi kebutuhan nutrisi ibu hamil.
Perlu diketahui bahwa ibu hamil sebaiknya tidak mengonsumsi susu yang mengandung kadar gula yang tinggi. Membatasi asupan gula perlu dilakukan selama hamil untuk mencegah terjadinya diabetes gestasional.
Ibu hamil yang mengalami diabetes gestasional rentan melahirkan bayi dengan berat badan berlebih. Selain itu, bayi juga rentan mengalami hipoglikemia atau kadar gula darah rendah setelah lahir.
Lantas, mengapa bayi dapat mengalami hipoglikemia walaupun dia banyak mendapatkan gula saat masih di dalam kandungan?
Hal tersebut dapat terjadi karena saat bayi masih di dalam kandungan, proses pembentukan insulin masih terjadi di tubuh ibu. Tetapi setelah lahir, proses ini akan 'dikerjakan' sendiri oleh tubuh bayi. Pada saat itu, asupan gula yang masuk ke bayi akan berkurang, sehingga mengakibatkan hipoglikemia.
Ilustrasi Ibu Hamil/ Foto: iStockphoto/Mykola Sosiukin
Mitos dan fakta makanan yang dilarang untuk ibu hamil
Banyak jenis makanan dianggap aman untuk dikonsumsi selama hamil. Namun, ada pula mitos yang mengatakan bahwa beberapa jenis makanan, seperti buah nanas dan bunga pepaya atau pepaya muda, perlu dihindari karena dapat memberikan dampak negatif pada kehamilan.
Buah nanas tidak dilarang untuk dikonsumsi selama kehamilan. Apalagi, buah ini mengandung vitamin C yang tinggi. Sama halnya dengan nanas, bunga pepaya atau pepaya muda juga tidak dilarang karena mengandung vitamin B, Bunda.
Namun, kedua makanan tersebut tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara berlebihan selama hamil. Misalnya, buah nanas mengandung zat tertentu yang dapat memicu kontraksi jika dikonsumsi dalam jumlah banyak di trimester ketiga kehamilan. Sementara itu, bunga pepaya atau pepaya muda juga dianggap berbahaya bagi janin jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih.
Sebelum mengonsumsi makanan saat hamil, ada baiknya Bunda berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter ya. Pastikan juga untuk mengetahui kandungan gizi dari setiap makanan yang akan dikonsumsi, serta dampaknya pada kehamilan.
Bolehkah ibu hamil minum teh, kopi, atau minuman herbal seperti air jahe?
Konsumsi teh, kopi, dan minuman herbal saat hamil juga sering kali menimbulkan perdebatan. Beberapa orang percaya bahwa minuman tersebut tidak boleh dikonsumsi selama hamil karena berbahaya untuk janin. Benar tidak ya?
Konsumsi kopi sesekali tidak dilarang selama hamil. Asalkan, Bunda tetap mengimbanginya dengan asupan cairan yang cukup.
Kopi dapat menarik cairan dari tubuh karena mengandung zat diuretik yang dapat membuat ginjal bekerja lebih keras, sehingga meningkatkan produksi urine. Efek ini berisiko menyebabkan Bunda dehidrasi yang berbahaya bagi janin.
Sama halnya dengan kopi, minum teh saat hamil juga terbilang aman asalkan mengonsumsinya dengan benar dan tidak berlebihan. Bunda yang minum teh saat hamil disarankan untuk tidak mengonsumsinya bersamaan dengan suplemen zat besi.
Teh mengandung zat yang dapat menghambat penyerapan zat besi. Seperti diketahui, asupan zat besi dibutuhkan selama hamil untuk proses pembentukan hemoglobin (Hb) guna memastikan pasokan oksigen cukup bagi janin. Zat besi juga diperlukan ibu hamil untuk mencegah anemia.
Tak jauh berbeda dengan kopi dan teh, konsumsi minuman herbal dari rempah asli juga diperbolehkan selama hamil. Namun, Bunda perlu jeli dalam memilih bahan herbal yang aman.
Salah satu contoh herbal yang aman adalah jahe. Rempah yang memiliki rasa pedas ini dapat dikonsumsi sesekali untuk mengatasi mual di awal kehamilan. Hal ini berbanding terbalik dengan air rumput fatimah yang dilarang untuk diminum di awal kehamilan. Air rendaman rumput fatimah dapat memicu kontraksi rahim sebelum waktunya, sehingga meningkatkan risiko keguguran atau janin meninggal di dalam kandungan.
Demikian penjelasan mengenai makanan yang dilarang untuk ibu hamil. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)