Jakarta -
Mengenalkan anak dengan puasa Ramadhan perlu dilakukan sejak usia dini, Bunda. Selama prosesnya, tidak jarang Si Kecil mengajukan berbagai macam pertanyaan.
Puasa di bulan Ramadhan merupakan ibadah yang sangat penting bagi umat Islam. Saat berpuasa, para Muslim diwajibkan untuk menahan diri dari makan, minum, serta segala bentuk godaan lainnya mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Ketika bulan Ramadhan tiba, mereka akan melihat berbagai perubahan dari kebiasaan sehari-hari seperti waktu sahur dan berbuka. Perubahan ini yang akan menimbulkan berbagai pertanyaan dalam benaknya.
Rasa penasaran yang dimiliki Si Kecil ini membuat mereka mengajukan berbagai macam pertanyaan, Bunda. Jadi, jangan kaget ketika mereka banyak bertanya tentang puasa Ramadhan, ya.
Pertanyaan-pertanyaan yang diutarakan oleh Si Kecil ini akan membuat mereka belajar tentang pentingnya puasa dalam agama Islam. Tidak hanya itu, mereka juga akan mengenal konsep kesabaran, empati, hingga pengenalan diri.
Pertanyaan yang sering diajukan anak tentang puasa Ramadhan
Tanpa disadari, ada beberapa pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh anak tentang puasa Ramadhan, Bunda. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:
1. Kenapa kita harus puasa?
Meski sudah dijelaskan secara rinci dan detail tentang perintah berpuasa di dalam Al-Qur'an, belum tentu anak-anak memahami maknanya, Bunda. Hasilnya, mereka pun akan bertanya mengapa harus melaksanakan puasa.
Menurut Ustazah Dr. Hibana, S.Ag., M.Pd dari Aisyiyah, mengenalkan kewajiban berpuasa pada anak ini baiknya langsung dilakukan oleh Bunda. Jadi, jangan biarkan akan mengetahui makna puasa dengan sendirinya.
"Kenalkan kewajiban berpuasa kepada anak-anak kita. Jangan biarkan mereka tahu dengan sendirinya. Agar bisa tahu, maka kita kenalkan," katanya pada HaiBunda, beberapa waktu lalu.
Ketika anak bertanya mengapa harus berpuasa, Bunda bisa jelaskan bahwa puasa merupakan ibadah yang sangat dicintai Allah SWT. Selain itu, orang yang berpuasa juga akan mendapatkan pahala yang besar.
"(Katakan pada anak bahwa) Puasa adalah ibadah yang sangat dicintai, disayangi oleh Allah. Pahalanya sangat besar bagi mereka yang mau berlatih, beribadah melaksanakan Ramadan," jelasnya.
2. Kok Bunda enggak puasa?
Dalam satu bulan Ramadhan, Bunda pasti kedatangan 'tamu' atau menstruasi yang mengharuskan Bunda untuk tidak berpuasa. Jika anak melihat Bunda tidak berpuasa, mereka pasti turut mempertanyakan hal ini.
Menurut psikolog anak dan remaja, Ratih Zulhaqqi, jika hal ini terjadi, ada baiknya agar Bunda turut menjelaskan tentang haid. Tidak perlu canggung, karena ini termasuk ke dalam salah satu edukasi seks.
"Kita jelaskan aja ada satu kondisi di mana perempuan mengalami menstruasi atau haid. Nah, haid itu kondisinya kita enggak boleh puasa, enggak boleh salat karena lagi mengeluarkan darah," papar Ratih saat berbincang dengan HaiBunda, beberapa waktu lalu.
"Tapi, kita katakan itu adalah sesuatu yang harus dikeluarkan setiap bulan. Nanti kalau sudah enggak haid, ya bisa puasa lagi," tambahnya.
3. Kalau lupa makan dan minum batal enggak, Bun?
Ilustrasi anak minum/Foto: iStock
Ketika melatih anak berpuasa, tidak jarang anak lupa dan dengan santainya makan serta minum karena belum terbiasa. Ketika anak menyadarinya, mereka pun akan bertanya apakah puasa mereka batal atau tidak.
Dikutip dari buku Ramadan Ensiklopedis Membincang Ragam Persoalan di Bulan Puasa karya Prof. Dr. Abdul Pirol, M.Ag, lupa saat berpuasa dan menyantap makanan serta minuman adalah nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, Bunda tidak perlu membentak anak ketika mendapati mereka makan di siang hari tanpa mengajukan pertanyaan terlebih dahulu.
"Artinya keadaan lupa yang biasa dialami oleh orang itu berada di luar kendali. Adapun ajaran agama yang dibebankan kepada setiap umat Muslim sesuai kemampuan yang dimilikinya," ujar Abdul Pirol penulis buku tersebut.
Katakan pada anak bahwa kondisi lupa yang dialami oleh mereka adalah kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT. Karena mereka minum dan makan tanpa disengaja, jadi puasanya tidak batal sehingga Bunda bisa membiarkan anak untuk kembali berpuasa.
4. Rasulullah SAW puasa juga enggak, Bun?
Sebagai orang tua yang mengajarkan nilai agama, Bunda pasti menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari. Ada kalanya, anak juga akan mempertanyakan puasa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, Bunda.
Tidak hanya melaksanakan puasa Ramadhan, Rasulullah SAW turut mengajarkan berpuasa kepada anak-anak sampai cucu-cucunya, Bunda.
Menurut Prof. Dr. Masyithoh Chusnan, M.Ag dari Aisyiyah, Rasulullah mengajari anak dan cucunya bahwa hidup ini jangan untuk urusan duniawi, tapi selalu menekankan urusan ukhrowi atau akhirat. Jadi, ajaran berpuasa hanya fragmen kecil saja dan masih banyak teladan Rasulullah dalam rangka kecintaannya pada mereka.
"Ajaran tentang berpuasa itu hanya fragmen kecil saja, banyak fragmen-fragmen yang ditunjukkan Rasulullah dalam rangka kecintaan Rasul kepada mereka (keluarganya)," ujar Masyitoh kepada HaiBunda, beberapa waktu lalu.
Sejak kecil, anak-anak harus dikenalkan tentang apa itu kewajiban seorang Muslim, bagaimana cara berpuasa, atau kenapa seorang Muslim diwajibkan berpuasa.
"Puasa untuk membiasakan mereka (anak-anak) kenal dengan kejujuran, dengan berpuasa sesungguhnya mendidik anak-anak kepada kejujuran," ungkap Masyitoh.
5. Mengapa kita merayakan Lebaran?
Setelah berpuasa sebulan lamanya, anak juga kerap menanyakan tentang Hari Raya Idul Fitri atau lebaran. Untuk menjawab hal ini, Bunda tentu perlu memahami terlebih dahulu tentang maknanya.
Bunda bisa mulai menjelaskan kepada anak-anak dari hal-hal yang sangat mudah mereka pahami. Tentu Bunda juga perlu melakukan berbagai macam metode agar anak-anak bisa memahami apa itu makna Idul Fitri dengan sangat jelas.
Menurut Ustazah Unik Rasyidah, M.Pd dari Aisyiyah, ketika anak bertanya mengapa umat Muslim merayakan Lebaran, Bunda bisa jelaskan bahwa Hari Raya Idul Fitri adalah hari raya kemenangan bagi umat Islam.
"Istilahnya bahwa Hari Raya Idul Fitri adalah hari raya kemenangan bagi umat Islam. Siapa yang menang? Mereka yang sudah menahan hawa nafsunya, menahan lapar dan hausnya pada saat bulan Ramadhan," katanya kepada HaiBunda, beberapa waktu lalu.
"Nanti dijelaskan kepada anak bahwa ketika anak mampu menahan lapar dan minum, menahan amarah pada bulan puasa, banyak melakukan hal-hal yang baik, itu adalah makna kemenangan yang sesungguhnya sehingga perlu dirayakan pada saat Hari Raya Idul Fitri," imbuh Ustazah Unik.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)