Jakarta -
Bunda berencana untuk menggunakan pompa ASI untuk menyetok ASI? Sebelum membeli pompa ASI, jangan lupa membuat list pertimbangan dari kelebihan dan kekurangan produk ya.
Pertimbangan yang utama adalah mengetahui dulu manfaat dari pompa ASI. Selain membantu pengosongan payudara, pompa ASI dapat mencegah masalah menyusui, seperti saluran ASI tersumbat.
"Pompa ASI sangat penting, terutama ketika Anda harus berpisah dari bayi dan ingin terus memberi mereka ASI. Pompa ASI juga bisa sangat membantu bila Anda mengalami penurunan suplai ASI, pembengkakan, atau saluran yang tersumbat," kata konsultan laktasi Wendy Wisner, melansir dari Very Well Family.
Tips memilih pompa ASI
Nah, berikut telah Bubun rangkum dari berbagai sumber, 5 tips memilih pompa ASI yang sesuai untuk mencapai keberhasilan menyusui Si Kecil:
1. Pilih sesuai kebutuhan
Sebelum membeli pompa ASI, hal pertama yang perlu dipertimbangkan adalah alasan Bunda memerah dan seberapa sering memompa ASI. Artinya, Bunda perlu memilih pompa ASI yang sesuai dengan kebutuhan.
Bagi Bunda yang jarang memerah ASI atau hanya sesekali melakukannya, maka pompa elektrik atau pompa tangan bisa menjadi pilihan. Ada beberapa faktor yang dapat membantu menentukan pompa ASI yang ideal bagi Bunda. Jika mengalami kesulitan memilihnya, cobalah untuk konsultasi ke pakar laktasi atau dokter.
"Perlu diingat bahwa banyaknya jenis pompa ASI mencerminkan berbagai kebutuhan individu ibu menyusui, dan apa yang cocok untuk ibu yang satu mungkin tidak cocok untuk ibu lainnya. Memilih pompa ASI yang ideal adalah keputusan terbaik yang dibuat setelah mempertimbangkan kebutuhan ibu dan mempertimbangkan semua pilihan," demikian ulasan di laman Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA AS).
2. Pilih pelindung payudara yang sesuai
Menurut Australian Breastfeeding Association, pelindung payudara atau breast shield adalah bagian pompa ASI yang terbuat dari plastik bening yang dipasang di atas puting payudara. Breast shield tersedia dalam berbagai ukuran. Menggunakan ukuran yang tepat membantu memastikan proses pumping terasa nyaman dan Bunda dapat mengeluarkan ASI sebanyak mungkin.
Mengingat lebar puting payudara dapat berubah seiring waktu, Bunda mungkin perlu mengganti pelindung. Tapi perlu dicatat, menggunakan merek pompa ASI dan pelindung yang berbeda dapat memengaruhi cara kerja pompa. Jadi, Bunda sejak awal perlu mempertimbangkan ukuran yang tersedia saat memilih pompa ASI.
Untuk menemukan ukuran yang tepat, Bunda perlu mengukur puting dan mencoba beberapa breast shield di sekitar ukuran tersebut. Cara tersebut dapat membantu Bunda mengetahui ukuran yang paling cocok dan nyaman. Catat ya, ukur lebar ujung puting dan pilih pelindung dengan ukuran yang sama atau 1-2 milimeter (mm) lebih besar.
Selanjutnya, periksa apakah ukuran pelindung sudah benar dengan melihat bagaimana puting pas dengan terowongan (corong nipple) breast shield saat Bunda memompa. Puting harus pas dengan corong nipple tetapi di saat bersamaan dapat bergerak bebas dan mudah.
Jika puting payudara bergesekan dengan sisi-sisinya pelindung, itu artinya ukuran breast shield terlalu kecil. Sementara bila areola tertarik ke dalam corong nipple bersama puting payudara atau ASI bocor dari bagian bawah pelindung, maka pelindung tersebut terlalu besar.
Ilustrasi Pompa ASI/ Foto: Getty Images/iStockphoto
3. Pilih yang mudah dipasang dan tidak mencolok
Terkadang, Bunda perlu memilih pompa ASI yang ringkas, mudah dipasang, tak perlu dipegang, dan tidak mencolok ketika digunakan. Pompa ASI jenis ini sering kali diperlukan untuk pumping di tempat umum.
Pilihan pompa ASI wearable untuk mendapatkan semua manfaat tersebut, Bunda. Pompa ASI wearable merupakan pompa ASI kecil yang dapat diletakkan di dalam bra dan memungkinkan Bunda bergerak bebas ketika pumping.
Tidak banyak penelitian yang menjabarkan tentang pompa ASI wearable. Namun, beberapa Bunda bekerja merasa bahwa pompa ASI ini sangat membantu mereka.
Perlu dicatat juga ya, pompa ASI wearable mungkin tidak dapat mengeluarkan ASI dengan cukup baik, terutama bila ingin mempertahankan suplai ASI. Pompa ASI wearable ini sebaiknya digunakan bila Bunda memiliki pasokan ASI yang baik.
4. Desain dengan anti-reverse flow dan mode suction yang dapat diatur
Bunda juga perlu memilih pompa ASI yang didesain dengan anti-reverse flow atau aliran anti-balik. Desain khusus ini dapat mencegah ASI mengalir kembali dan memastikan ASI tidak mudah terkontaminasi.
Saat ini, sudah banyak pompa ASI elektrik yang didesain dengan anti-reverse flow. Kebanyakan jenis pompa ASI didesain khusus untuk Bunda dengan puting datar.
Selain anti-reverse flow, Bunda jangan lupa memilih pompa ASI yang memiliki mode suction ya. Pastikan mode suction ini dapat diatur sehingga cocok digunakan bagi yang memiliki puting datar.
"Ibu menyusui dapat menggunakan alat isap (suction) dari pompa ASI untuk membantu mengeluarkan puting yang rata atau terbalik bila metode lain untuk merangsang puting tidak berhasil," kata mantan pendidik keperawatan Deborah Weatherspoon, Ph.D., MSN, dikutip dari Healthline.
5. Pilih yang BPA Free dan mudah dicuci
Kebanyakan pompa ASI terbuat dari bahan plastik. Nah, tidak semua bahan plastik tersebut aman untuk digunakan sebagai produk bayi, termasuk pompa ASI ya.
Jadi, Bunda juga perlu mempertimbangkan keamanan ini sebelum membeli pompa ASI, yakni bebas BPA (BPA Free). Label ini menunjukkan produk pompa ASI tidak mengandung zat kimia berbahaya atau aman untuk menampung ASI.
Selain itu, pilihlah pompa ASI yang bentuknya sederhana atau tidak rumit, sehingga mudah dicuci atau dibersihkan. Menjaga kebersihan pompa ASI sangat penting untuk mencegah paparan bakteri, Bunda.
Demikian 5 tips memilih pompa ASI untuk Bunda menyusui. Semoga informasi ini bermanfaat ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)