Jakarta -
Para orang tua tentu ingin anaknya tertarik dan bersemangat ke sekolah. Ada berbagai cara sederhana yang bisa Bunda lakukan untuk meningkatkan rasa ingin tahu Si Kecil agar anak suka belajar.
Mengetahui bagaimana anak suka belajar dan memproses informasi adalah hal yang penting, Bunda. Hal tersebut dapat orang tua gunakan untuk membantu anak berprestasi lebih baik di sekolah dan mengembangkan kecintaan akan belajar.
Salah satu cara belajar yang umum dilakukan pada anak adalah dengan menggunakan tipe auditory. Melansir dari laman Baby Center, anak yang belajar dengan gaya auditory biasanya akan merasa paling nyaman menggunakan pendengarannya untuk menjelajahi dunia.
Umumnya, Bunda dan Ayah tidak menyadari ketika anak-anak mulai kehilangan minat belajar. Meski begitu, Bunda bisa secara aktif mendorong Si Kecil untuk merasa ingin tahu dan tertarik untuk belajar tanpa harus mengomel.
"Untungnya, orang tua dapat secara aktif mendorong anak-anak mereka untuk lebih ingin tahu dan mencari peluang untuk belajar dan mereka dapat melakukannya tanpa harus mengomel," ungkap seorang penulis sekaligus peneliti parenting, Jenny Anderson, mengutip dari laman CNBC Make It.
Dalam sebuah survei yang dilakukan pada 65 ribu siswa kelas 3-12 yang dilakukan pakar pendidikan Rebecca Winthrop dengan Brookings Institution, sekitar 75 persen siswa kelas tiga mengatakan mereka 'mencintai' sekolah. Namun, hanya 25 persen siswa kelas 10 yang mengatakan hal yang sama.
Sementara itu, 65 persen orang tua siswa kelas 10 mengatakan mereka yakin mereka menyukai sekolah. Angka ini tentu tidak cocok dengan hasil survei, Bunda.
Tidak peduli berapapun usia anak, Bunda bisa mendorong rasa ingin tahu mereka dan membantu anak mengembangkan kecintaannya terhadap belajar.
Cara agar anak punya rasa ingin tahu tinggi
Melansir dari laman CNBC Make It, ada beberapa cara sederhana yang bisa Bunda lakukan agar anak memiliki rasa ingin tahu tinggi dan suka belajar. Berikut ini Bubun bagikan rangkumannya berdasarkan pernyataan Anderson:
1. Biarkan anak mengambil keputusan dan merasakan konsekuensinya
Terkadang Bunda perlu membiarkan anak-anak membuat keputusannya sendiri bahkan jika mereka harus menghadapi konsekuensi dari tindakan mereka. Daripada mendikte jadwal yang ketat tentang bagaimana dan kapan mereka mengerjakan pekerjaan rumah, Bunda bisa memberikan kebebasan pada anak untuk menentukan jadwalnya sendiri.
Bunda tetap perlu menetapkan batasan yang tegas dengan harapan pekerjaan rumah anak selesai dan membantu mereka mengembangkan kepercayaan diri dan motivasi untuk membuat keputusan yang baik sendiri.
"Kami ada di sana untuk mendukung mereka saat mereka membuat banyak keputusan yang sangat buruk dan belajar untuk membuat keputusan yang lebih baik. Jadi mudah-mudahan ketika mereka meninggalkan rumah (dewasa), mereka mampu mengambil keputusan dengan lebih baik," papar Anderson.
2. Hindari komentar 'Bunda tidak ahli matematika'
Bunda perlu mendorong anak-anak untuk terus mencoba jika mereka tidak langsung berhasil dalam melakukan suatu hal. Jika Bunda tidak ahli dalam satu bidang, maka hindari perkataan 'Bunda tidak ahli matematika' atau 'Bunda tidak ahli sains'.
Pemikiran ini akan menular kepada Si Kecil. Daripada mengatakan ungkapan tersebut, Bunda bisa katakan "Matematika sangat penting di dunia dan jika kamu tidak memahaminya, Bunda dan Ayah akan membantu".
3. Bicarakan tentang apa yang mereka pelajari di sekolah
Anderson mengungkap bahwa Bunda bisa menanyakan pertanyaan-pertanyaan spesifik kepada anak-anak ketika mereka pulang sekolah. Hal ini akan membuat Bunda tahu apa yang mereka sukai dan tidak sukai.
Pertanyaan-pertanyaan ini tidak menjadikan Bunda sebagai orang tua dengan gaya parenting helikopter. Ini menunjukkan bahwa Bunda benar-benar tertarik dengan pengalaman anak selama di sekolah.
"Hal ini menunjukkan bahwa anda benar-benar tertarik dengan pengalaman anak-anak anda sehari-hari di sekolah yang bisa membangun kepercayaan, mendorong anak-anak untuk terbuka dan membantu mereka mempertimbangkan minat dan perasaan mereka sebagai hal yang sah," papar Anderson.
4. Tanyakan tentang kelas yang baik, bukan yang buruk
Dalam percakapan sehari-hari, jangan langsung bertanya tentang pelajaran apa yang membuat anak merasa frustrasi. Mengawalinya dengan pertanyaan-pertanyaan menyelidiki tentang topik-topik sensitif bisa membuat anak merasa lebih cemas dan cenderung tidak terbuka, tentang sisa hari mereka sehingga berpotensi gagal melanjutkan pembicaraan berikutnya.
"Bicaralah tentang sesuatu yang baik yang terjadi pada masa mereka dan kemudian anda dengan lembut bisa memulai topik yang lebih sulit seperti 'Apakah pelajaran biologinya menyenangkan? Adakah sesuatu yang ingin kamu bicarakan?'," jelas Anderson.
5. Ceritakan kesalahan Bunda dan cara Bunda belajar dari kesalahan tersebut
Anderson pernah membuat kesalahan dalam pekerjaan sebelumnya. Ketika di rumah, ia bertekad untuk memberi tahu anak-anaknya tentang hal tersebut.
"Mereka takut. Saya bilang 'Orang-orang selalu melakukan kesalahan seperti itu. Tentu saja kamu yang salah dan harus memperbaikinya, dan itu sangat memalukan. Tapi hidup harus terus berjalan'," tuturnya.
6. Hubungkan minat anak dengan mata pelajaran di sekolah
Hanya 29 persen siswa di kelas 10 yang mengatakan bahwa mereka memelajari topik yang mereka minati di sekolah, menurut survei Brookings Institution. Melihat angka ini, para guru dan orang tua harusnya mengetahui apa yang terjadi di kelas dan di rumah.
Jika anak menyukai video game, Bunda bisa mendiskusikan mata pelajaran mana yang mengajarkan keterampilan yang diperlukan. Misalnya seperti seni, matematika, fisika, hingga ilmu komputer.
Anak-anak tidak selalu menyadari hubungan tersebut dengan jelas dan terkadang memerlukan bantuan untuk memahami bagaimana mata pelajaran di sekolah bisa berhubungan dengan minat mereka.
"Anda tahu apa yang diminati anak, jadi anda bisa mencoba menghubungkannya," kata Anderson.
Demikian cara sederhana agar anak punya rasa ingin tahu dan minat belajar yang tinggi. Semoga bisa memberikan manfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/mua)