7 Tradisi Menyusui Bayi Paling Unik di Seluruh Dunia, Ada dari Indonesia

2 months ago 37

Jakarta -

Menyusui bukan hanya sekadar memberikan asupan makanan bagi bayi, tetapi juga memiliki manfaat besar bagi kesehatan, perkembangan, dan ikatan emosional antara ibu dan anak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi, kemudian dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI hingga usia dua tahun atau lebih.

Tidak seperti susu formula, yang ditemukan pada abad ke-19, menyusui diyakini telah ada sejak zaman prasejarah. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Science Advances, para peneliti telah menemukan bukti bahwa setidaknya tujuh bulan menyusui eksklusif dilakukan pada gigi anak Neanderthal berusia 100.000 tahun. Terlebih lagi, referensi tentang menyusui telah ditemukan dalam mitos Yunani kuno dan hieroglif Mesir.

Tapi tahukah Bunda bahwa setiap budaya punya cara unik dalam menyusui? Dari Mongolia hingga Bali, ada tradisi menyusui yang mungkin terdengar tidak biasa, tapi penuh makna. Jadi seperti apa tradisi menyusui saat ini?

Berikut adalah tujuh tradisi menyusui yang menarik dari seluruh dunia dikutip dari Romper:

1. Bunda di Namibia Utara menyusui sambil berjalan

Seorang antropolog evolusi di University of California, Los Angeles, Brooke Scelza, berbagi apa yang ia pelajari tentang menyusui dari Himba, sebuah kelompok etnis yang sebagian besar tinggal terisolasi dari kota-kota besar di gurun Namibia utara. Scelza menemukan bahwa beberapa ibu Himba mengalami kesulitan menyusui atau mengalami masalah pasokan ASI mereka. 

Selain itu, tidak ada penggunaan susu formula atau botol di antara para busui dan keluarga di desa tersebut. Menurut Scelza busui Himba membuat menyusui 'terlihat mudah' dan sering berhasil melakukannya sambil berjalan. 

"Jadi, para wanita akan menggendong bayi di punggung mereka, dan jika bayi menangis, mereka akan mengeluarkan bayi itu, menyusui bayi itu, lalu menelungkupkannya di punggung mereka," katanya.

2. Ibu menyusui disanjung di Mongolia

Di Mongolia, ASI bukan hanya makanan bagi bayi, tetapi juga dianggap sebagai 'minuman suci' yang membawa keberuntungan dan kesehatan. Banyak orang percaya bahwa ASI memiliki kekuatan khusus yang bisa membantu anak tumbuh menjadi individu yang kuat dan berani.

Bahkan, di beberapa keluarga, anak-anak yang lebih besar atau bahkan orang dewasa masih bisa mencicipi ASI sebagai simbol keberuntungan! Tidak heran kalau para pegulat Mongolia yang terkenal tangguh sering bercanda bahwa mereka tumbuh kuat karena ASI ibu mereka. 

Sebuah penelitian dalam Culture Parent, penulis, Ruth Kamnitzer membahas perbedaan yang dialaminya saat tinggal dan menyusui di Kanada dan Mongolia. Praktik menyusui di Mongolia itu dirayakan, terutama di depan umum.

"Di Mongolia, alih-alih menempatkan saya di bagian 'Khusus Ibu', menyusui di depan umum membawa saya dengan tegas ke panggung utama," tulisnya. 

"Sejak Calum berusia empat bulan hingga berusia tiga tahun, ke mana pun saya pergi, saya mendengar hal yang sama berulang-ulang: 'Menyusui adalah hal terbaik untuk bayi Anda, hal terbaik untuk Anda.' Persetujuan yang terus-menerus membuat saya merasa bahwa saya melakukan sesuatu yang penting bagi semua orang persis jenis tepuk tangan publik yang dibutuhkan setiap ibu baru," sambungnya.

3. Di Tiongkok ada tradisi 'Menahan Bulan'

Di Tiongkok, ada tradisi yang bernama Zuo Yuezi, atau 'menahan bulan', atau berdiam selama sebulan. Tradisi ini mengharuskan ibu baru untuk beristirahat total selama 30 hingga 40 hari setelah melahirkan. Tujuannya adalah untuk memulihkan tubuh, memperkuat kesehatan, dan memastikan produksi ASI yang optimal.

Dan meskipun tradisi ini memiliki kelebihan dan kekurangan, tradisi ini dapat memberi ibu baru waktu dan dukungan yang dibutuhkan untuk mengatasi banyak masalah yang membuat frustrasi yang dapat muncul saat menyusui, seperti kesulitan membuat bayi menyusui.

4. Kontes bayi sehat di Sierra Leone untuk motivasi busui

Sierra Leone memiliki cara unik untuk mempromosikan pemberian ASI eksklusif lo Bunda. Salah satunya adalah melalui kontes bayi sehat, yang bertujuan meningkatkan kesadaran tentang manfaat menyusui.

Hal itu menjadi salah satu strategi dari UNICEF dalam upaya untuk memerangi tingginya angka kematian bayi dan salah satu tingkat pemberian ASI eksklusif terendah di dunia, Tujuannya adalah untuk mendorong lebih banyak ibu untuk menyusui dengan memungkinkan mereka memamerkan pipi tembam dan kaki montok anak mereka dalam kontes di mana mereka dapat memenangkan penghargaan.

"Kontes dan penghargaan komunitas telah memberikan dampak, dengan survei kesehatan yang dilakukan oleh UNICEF Sierra Leone dan pemerintah menunjukkan peningkatan sebesar 3 persen dalam jumlah bayi yang disusui secara eksklusif," tulis UNICEF dalam laporannya  tahun 2006.

5. Pantangan makanan bagi ibu menyusui di Jepang

Di Jepang, ibu menyusui dilarang makan makanan pedas, bawang putih, dan minuman berkafein karena diyakini bisa mempengaruhi rasa ASI dan menyebabkan bayi rewel. Sebaliknya, mereka dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang kaya gizi seperti sup miso dan ikan untuk meningkatkan kualitas ASI.

6. Menyusui oleh ibu pengganti di Afrika Barat

Di beberapa wilayah Afrika Barat, seorang ibu yang tidak bisa menyusui dapat meminta bantuan kerabat dekat, seperti bibi atau nenek bayi, untuk menjadi ibu susu. Ini dianggap sebagai bentuk solidaritas keluarga dan memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup.

7. Upacara menyusui pertama kali di Bali, Indonesia

Di Bali, upacara Otonan menandai enam bulan pertama kehidupan bayi, termasuk perayaan menyusui. Pada hari ini, bayi diperkenalkan kepada makanan padat pertama kali, tetapi tetap dianjurkan untuk tetap menyusu. Tradisi ini menjadi simbol transisi bayi menuju tahap kehidupan berikutnya.

Tradisi menyusui di berbagai budaya ini menunjukkan betapa pentingnya ASI bagi kesehatan bayi dan bagaimana kepercayaan serta adat istiadat turut membentuk cara menyusui di setiap tempat. Setiap praktik memiliki makna mendalam yang merefleksikan nilai-nilai masyarakat setempat.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online