9 Ciri Bayi Sehat dalam Kandungan saat Memasuki Usia 9 Bulan

3 weeks ago 25

Jakarta -

Ibu hamil tentu berharap bayi di dalam kandungannya tetap sehat. Bunda mungkin dapat merasakan beberapa ciri bayi sehat selama kehamilan. Seperti apa ciri bayi sehat dalam kandungan saat memasuki usia 9 bulan?

Untuk mengetahui kondisi janin dalam kandungan terkadang hanya bisa dipantau melalui pemeriksaan medis. Dokter akan melihat perkembangan janin dengan menggunakan ultrasonografi (USG) mulai trimester pertama.

Tak hanya untuk melihat janin sehat, USG juga digunakan untuk menemukan masalah pada kehamilan seperti penyebab janin tidak berkembang.

"Janin tak berkembang adalah kondisi pertumbuhan janin yang tidak mencapai pertumbuhan optimal dan potensialnya di dalam rahim sesuai usianya," kata Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Paruh Waktu di RS Hermina Jatinegara, dr. Adila Rossa Amanda Malik, Sp.OG, kepada HaiBunda, belum lama ini.

Ciri-ciri bayi sehat dalam kandungan usia 9 bulan

Dilansir TimesofIndia, bayi mulai bergerak setelah lima bulan pembuahan; istilah untuk gerakan janin disebut quickening. Janin berusia enam bulan merespons suara melalui gerakan. 

Setelah tujuh bulan, janin merespons rangsangan seperti suara, rasa sakit, dan cahaya. Pada akhir bulan kedelapan, bayi mulai lebih sering menendang. Namun pada akhir bulan kesembilan, gerakannya berkurang karena ruang yang lebih sempit.

Ibu hamil yang memasuki usia kehamilan 9 bulan tentu ingin memastikan kondisi bayi di dalam kandungan tumbuh sehat. Pada usia ini, perkembangan bayi sudah hampir sempurna. Ciri-ciri bayi sehat ini penting agar Bunda dapat membedakannya. 

Beberapa gejala jika tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi serius dan bahkan keguguran. Berikut ciri-ciri bayi sehat dalam kandungan usia 9 bulan dari berbagai sumber:

1.  Pertumbuhan bayi sesuai usia kehamilan

Berat bayi pada usia 9 bulan biasanya mencapai 2,5–4 kg, panjang sekitar 48–53 cm. Untuk memastikan pertumbuhan bayi sesuai usia kehamilan dapat dilakukan dengan pemeriksaan USG.

2. Gerakan bayi

Gerakan janin sudah mulai terasa di usia kehamilan 16 minggu atau juga setelah 5 bulan pembuahan. Janin 6 bulan merespons suara melalui gerakan. Lalu, sekitar bulan ketujuh, janin bereaksi terhadap rangsangan seperti cahaya, suara, atau rasa sakit.

Pada akhir bulan kedelapan, bayi mulai lebih sering menendang. Namun pada akhir bulan kesembilan, gerakannya berkurang karena ruang yang lebih sempit.

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), ibu hamil harus merasakan setidaknya 10 gerakan bayi dalam 2 jam.

3. Detak jantung

Jantung bayi mulai berdetak sekitar minggu kelima kehamilan. Untuk memastikan detak jantung bayi, dokter mungkin melakukan tes non-stres. Tes ini memantau detak jantung bayi dan memberikan informasi tentang potensi ancaman, jika ada. 

Detak jantung yang sehat adalah antara 110 hingga 160 per menit. Pemeriksaan rutin oleh dokter atau bidan dapat memastikan kondisi ini.

4. Posisi bayi saat menjelang persalinan

Selama bulan kesembilan, gerakan menjadi minimal karena ruang yang lebih sempit. Bayi yang sehat mengambil posisi kepala lebih dulu dan mulai bergerak menuju jalan lahir. 

5. Respons terhadap stimulus  

Bayi sehat akan merespon suara, sentuhan, atau cahaya dari luar. Ibu hamil mungkin merasakan tendangan atau gerakan saat bayi merespons stimulus tersebut.

6. Mengalami tanda kehamilan sehat

Janin yang sehat juga dapat dilihat dari tanda kehamilan sehat. ACOG mengatakan, ibu hamil mungkin akan merasakan beberapa tanda hamil yang tidak menyenangkan selama kehamilan karena janin berkembang atau perubahan hormon.

Berikut beberapa tanda kehamilan sehat:

  • Morning sickness
  • Payudara terasa sakit dan tampak membesar
  • Mudah lelah
  • Areola menghitam
  • Sering buang air kecil

7. Tinggi fundus sesuai dengan jumlah minggu kehamilan

Tinggi fundus uteri adalah jarak dari tulang kemaluan (symphysis pubic) ke bagian atas rahim (fundus). Tinggi fundus normal sesuai kehamilan selalu diukur dalam satuan centimeter (cm).

"Mengukur tinggi fundus uteri dapat membantu petugas kesehatan menyaring setiap masalah dalam pertumbuhan janin," kata Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Dr. Stacy Henigsman, dilansir Medical News Today.

Ada beberapa cara mengukur tinggi fundus, seperti dengan pita ukur, caliper, atau jari. Saat pengukuran, Bunda akan diminta berbaring telentang di atas tempat tidur.

8. Jumlah air ketuban

Jumlah air ketuban yang normal dapat mengindikasikan janin berkembang dengan baik. Tingkat cairan ketuban yang rendah atau oligohidramnion bisa berisiko menyebabkan pertumbuhan janin lambat, komplikasi persalinan, bahkan kematian neonatal.

Sedangkan, jumlah air ketuban yang terlalu banyak atau polihidramnion bisa menyebabkan komplikasi seperti persalinan prematur, ketuban pecah dini, solusio plasenta, perdarahan postpartum, hingga kelahiran mati.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online