Jessica Iskandar atau yang akrab disapa Jedar menceritakan proses persalinan anak ketiganya Hagia. Menurut Jedar saat melahirkan Hagia, dia mengalami pendarahan hebat akibat ari-ari tidak keluar.
"Pendarahan aku udah hebat banget itu. Darah aku udah di bawah rata-rata jadi harus transfusi darah saat itu juga," kata Jessica Iskandar dikutip dari YouTube Trans TV Official.
Merasa kondisinya terus menurun dan tidak kuat merasakan sakit, Jedar berpikir hidupnya tidak lama lagi. Ia pun sempat berpamitan ke suaminya Vincent Verhaag dan meminta maaf.
"Di situ aku udah lemes banget, aku udah minta maaf sama suamiku aku bilang minta maaf kalau aku ada salah-salah maafin gitu karena aku udah merasa ini udah diambang aku nih udah ga kuat, segitunya.
Menurut Jedar, saat proses persalinan dia tidak menggunakan suntik epidural. Oleh karena itu, Jedar benar-benar merasakan sakit luar biasa saat dokter melakukan tindakan darurat akibat pendarahan hebat yang dia alami.
"Sebenarnya yang rasanya wow banget itu habis melahirkan, tinggal nunggu ari-ari keluar aja. Prosesnya lumayan lama, dokter bilang ari-arinya ketahan di perut di rahim jadi ga bisa keluar sendiri. Dokter mulai heboh, ini masuk, itu masuk ke dalam, wah itu sakitnya luar biasa.
"Aku bilang aku ga kuat, tolong hentikan, stop karena aku ga pakai epidural melahirkannya jadi sealami-alaminya itu loh. Itu udah sakit," imbuh Jedar.
Plasenta Hancur seperti dialami Jessica Iskandar/ Foto: Novita Rizki/ HaiBunda
Perempuan 37 tahun ini menjelaskan alasan dia tidak menggunakan suntik epidural kelahiran anak ketiganya dari pengalaman melahirkan anak keduanya Don Azaiah Jan Verhaag, aman dan pemulihan cepat.
"Karena aku melahirkan baby Don anak kedua itu kan aku mau pakai epidural tapi sama bidannya ga jadi disuntikin karena kata dokternya ini bakal cepet banget (lahirnya) jadi ga pakai epidural, padahal udah nempel jarumnya. Jadi ga bergunalah itu epidural di kelahiran anak kedua," kata Jedar.
Lantaran berpikir kelahiran normal sama seperti anak kedua, Jedar memutuskan tidak suntik epidural. Terlebih suntik epidural rasanya sakit karena disuntikkan ke tulang sumsum belakang.
"Nah makannya melahirkan anak ketiga aku pikir udah deh ga usah disuntik. Disuntik kan sakit yah karena di tulang sumsum. Ya udah aku bilang ga usah pakai epidural aku melahirkan normal aja. Ternyata melahirkan normal kehamilan ketiga ini luar biasa sakitnya," kata Jedar.
Mengenal suntik epidural untuk persalinan
Epidural: Jenis, Cara Kerja, Manfaat dan Efek Samping/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Epidural adalah prosedur pemberian pereda nyeri atau pengurangan rasa yang umum untuk persalinan, operasi tertentu, dan penyebab nyeri kronis tertentu. Epidural umumnya merupakan prosedur yang sangat aman, tetapi ada beberapa risiko dan kemungkinan efek samping.
Menurut Cleveland Clinic, epidural adalah prosedur yang melibatkan penyuntikan obat, baik obat anestesi atau pun steroid ke dalam ruang di sekitar saraf tulang belakang yang dikenal sebagai ruang epidural. Tujuannya adalah untuk memberikan pereda nyeri (analgesia) atau menghilangkan rasa (anestesi) untuk satu bagian tubuh, seperti kaki atau perut.
Epidural biasanya disebut dengan istilah berikut:
- Anestesi epidural
- Blok epidural
- Injeksi steroid epidural / Epidural Steroid Injection (ESI)
- Anestesi regional
- Anestesi neuraksial
Cara kerja epidural
Suntikan anestesi epidural bekerja dengan menyuntikkan obat bius ke dalam ruang epidural di sekitar tulang belakang untuk menghentikan sinyal nyeri dari tulang belakang ke otak. Ruang epidural berisi cairan dan mengelilingi sumsum tulang belakang. Anggap saja sebagai selongsong cairan di sekitar sumsum tulang belakang.
Sumsum tulang belakang bertindak seperti jalan raya penghubung saraf yang terletak di seluruh tubuh ke otak. Saat terluka, misalnya, saraf di area tubuh mengirimkan sinyal rasa sakit melalui sumsum tulang belakang ke otak dan punggung. Anestesi epidural untuk sementara mematikan saraf tulang belakang, yang kemudian memblokir sinyal rasa sakit di daerah tertentu di tubuh tergantung di mana di sepanjang tulang belakang epidural disuntikkan.
Anestesi epidural dapat memberikan pereda nyeri sementara atau hilangnya rasa sementara. Berikut adalah beberapa faktor yang berkontribusi pada seberapa banyak perasaan yang hilang sementara dari epidural:
- Jenis obat anestesi yang digunakan
- Konsentrasi obat
- Dosis obat
Injeksi steroid epidural atau Epidural Steroid Injection (ESI) bekerja sedikit berbeda dan digunakan untuk mengatasi nyeri kronis. Dokter menyuntikkan obat steroid atau kortikosteroid ke dalam ruang epidural di sekitar tulang belakang.
Steroid melapisi saraf yang teriritasi penyebab rasa sakit dan bekerja mengurangi pembengkakan, bukan memblokir rasa sakit atau rasa di suatu bagian tubuh. Steroid memberi waktu bagi saraf untuk sembuh. Suntikan steroid epidural dapat menyebabkan pereda nyeri sementara, jangka panjang atau permanen.
Siapa yang melakukan epidural?
Biasanya prosedur epidural dilakukan ahli anestesi atau perawat bersertifikat ahli epidural. Ahli anestesi memiliki pelatihan khusus di bidang anestesiologi, sebuah spesialisasi medis yang melibatkan perawatan sebelum, selama, dan setelah operasi atau prosedur mereka. Anestesiologi mencakup anestesi, pengobatan nyeri, pengobatan perawatan intensif dan pengobatan darurat kritis.
Penyedia layanan kesehatan dari spesialisasi lain, seperti neurologi, juga dapat melakukan epidural. Sekali lagi, mereka dilatih secara khusus untuk melakukan prosedur epidural dengan benar dan aman.
Untuk prosedur epidural yang menggunakan kateter, penyedia layanan kesehatan pendukung biasanya hadir untuk membantu sesuai kebutuhan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Saksikan juga video berikut ini:
(pri/pri)
Loading...