Anak yang Lahir saat Pandemi Alami Keterlambatan Perkembangan? Ini Kata Studi

3 weeks ago 28

Pandemi benar-benar mengubah keadaan ya, Bunda. Bahkan, ikut memengaruhi perkembangan anak yang lahir di masa tersebut. Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam JAMA Pediatrics menunjukkan bahwa bayi yang lahir antara Maret dan Desember 2020 berkembang lebih lambat daripada bayi yang lahir sebelum pandemi.

Akan tetapi tidak perlu berkecil hati dahulu, studi ini bukanlah studi yang menyeluruh, Bunda. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mendukung teori tersebut. Kendati demikian, yuk kita bahas lebih dalam mengenai ini, Bunda.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti ingin mengetahui apakah infeksi COVID-19 pada ibu selama kehamilan dapat dikaitkan dengan perkembangan saraf perilaku bayi pada usia 6 bulan. Mereka menemukan bahwa ternyata bayi yang lahir selama bulan-bulan awal pandemi menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan perkembangan yang melambat terlepas dari apakah mereka terpapar COVID-19 atau tidak.

Dikutip dari Parents, peneliti mengamati 255 bayi dari New York City, yang merupakan episentrum pandemi COVID-19 pada awal tahun 2020. Ke-255 bayi tersebut lahir antara Maret dan Desember 2020, yang berarti mereka mungkin terpapar COVID-19 saat masih dalam kandungan.

Bayi-bayi ini disaring untuk mengetahui tonggak perkembangan sejak usia enam bulan, seperti keterampilan sosial, keterampilan komunikasi, dan keterampilan motorik.

Kemudian secara khusus, orang tua ditanya apakah bayi mereka dapat berguling dari posisi telentang ke tengkurap dan seberapa sering bayi mereka mengoceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bayi yang lahir akibat pandemi mendapat skor sedikit lebih rendah daripada bayi yang lahir sebelum pandemi.

Namun, meskipun penelitian ini mungkin terdengar mengkhawatirkan, penting untuk digarisbawahi bahwa penelitian ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa skor yang sedikit lebih rendah ini bersifat jangka panjang, Bunda.

"Ini adalah sampel yang sangat kecil, diambil dari sistem kesehatan yang sangat spesifik di New York City, yang diambil selama periode waktu yang sangat terbatas," Mollie Wood, asisten profesor epidemiologi di University of North Carolina School of Global Public Health menjelaskan kepada NBC News.

"Bukan berarti kita tidak bisa belajar dari hal-hal dengan cara itu, tetapi hal itu berbicara tentang sebagian kecil pandemi di antara ibu hamil."

Tips mengoptimalkan perkembangan anak

Jadi Bunda, sebenarnya tidak perlu cemas selama anak masih berada di dalam periode emas mereka. Mengutip laman New Jersey Pediatric Neuroscience Institute, Bunda bisa mengoptimalkan tumbuh kembang anak dengan cara berikut:

1. Membangkan kebiasaan membaca sejak usia dini

Perkenalkan buku dan membaca sejak dini untuk merangsang perkembangan bahasa, imajinasi, dan ikatan batin. Pilih buku yang sesuai dengan usia anak, dengan warna-warna cerah dan narasi yang tidak rumit. Jadikan membaca sebagai ritual harian, masukkan ke dalam rutinitas sebelum tidur atau saat-saat tenang di siang hari.

Saat bayi tumbuh, doronglah membaca interaktif dengan mengajukan pertanyaan tentang gambar atau karakter, menumbuhkan rasa ingin tahu dan kecintaan untuk belajar.

2. Permainan sensorik (Gunakan tangan saat bermain)

Libatkan bayi  dalam aktivitas permainan sensorik yang merangsang indranya dan juga mendorong eksplorasi. Sediakan mainan dengan tekstur, kain dengan permukaan yang berbeda, dan benda-benda aman dengan berbagai bentuk dan ukuran.

Biarkan mereka menyentuh, merasakan, dan menjelajah dengan tangan mereka, yang akan meningkatkan keterampilan motorik halus dan kesadaran sensorik.

3. Pastikan anak aktif dan mencoba permainan luar ruangan

Bermain di luar ruangan sangat penting untuk perkembangan fisik dan paparan udara segar serta sinar matahari. Dorong aktivitas seperti merangkak, berjalan, atau bermain di tempat luar ruangan yang aman. Bermain di luar ruangan membantu memperkuat otot, meningkatkan koordinasi, dan mendukung kesehatan dan kesejahteraan secara keseluruhan.

4. Batasi penggunaan elektronik

Meminimalkan waktu paparan layar sangat penting untuk mendukung perkembangan otak yang optimal pada bayi dan anak kecil. Layar, seperti pada ponsel pintar, tablet, TV, dan komputer, memancarkan cahaya biru yang dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang penting untuk mengatur siklus tidur-bangun.

5. Lebih banyak perdengarkan musik

Mendengarkan musik tidak hanya menyenangkan tetapi juga memainkan peran penting dalam merangsang berbagai wilayah otak yang penting untuk perkembangan, terutama pada bayi dan anak kecil. Penelitian telah menunjukkan bahwa musik dapat mengaktifkan dan meningkatkan area otak yang terlibat dalam pemrosesan pendengaran, yang sangat penting untuk persepsi dan interpretasi suara dan bahasa.

Demikian pembahasan mengenai perkembangan anak-anak yang lahir saat pandemi Covid-19. Meskipun ada penelitian yang menemukan hasil bahwa ditemukan keterlambatan perkembangan, tetap dibutuhkan studi lanjutan untuk menguji kebenarannya. 

Namun, bagi Bunda yang melihat anak-anak yang lahir di masa pandemi mengalami keterlembatan perkembangan, dapat mencoba beberapa cara untuk mengoptimalkan perkembangan Si Kecil. Mulai dari mengurangi paparan televisi dan gadget, serta melibatkan permainan luar ruangan untuk mendorong simulasi sensoriknya. Selamat mencoba!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online