TEMPO.CO, Jakarta - Anies Baswedan hakul yakin jika masyarakat Jakarta mampu menakar, menimbang dan membandingkan pasangan calon yang akan dipilihnya untuk menjalankan tugas sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta mendatang.
Hal tersebut disampaikan Anies manakala ditanyai ihwal cawe-cawe presiden ke-7 Joko Widodo dalam perhelatan pilkada, salah satunya di palagan Jakarta.
Menurut ia, sebagai kota Global dan modern, Jakarta memiliki tantangan yang amat besar bagi pemimpinnya di kemudian hari. Sehingga, ia berharap pemimpin Jakarta mampu memahami persoalan dan apa saja yang diperlukan masyarakat.
"Kita ingin agar kepemimpinan tidak serba coba-coba, tidak serba eksperimen," kata Anies usai menunaikan hak pilihnya di TPS 029 Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Rabu, 27 November 2024.
Anies mengatakan, kepemimpinan di Jakarta mesti dibarengi dengan penggunaan ilmu yang dimiliki oleh pemimpinnya nanti.
Oleh karenanya, penting bagi calon pemimpin Jakarta memahami dan memiliki keberpihakan pada masyarakat, terutama masyarakat kecil.
"Memimpin Jakarta harus menggunakan ilmu, menggunakan praktisi yang memang tepat. Jadi jangan serba eksperimen," ujar dia.
Adapun Jokowi tak menepati ucapannya ihwal rencana "puasa politik" selama satu bulan setelah purnatugas menjadi presiden.
Sebab, belum genap satu bulan, Jokowi mengumpulkan relawan pendukungnya serta petinggi partai politik pengusung Ridwan Kamil-Suswono di Kaizen Heritage, Jakarta Pusat, pada Senin, 18 November 2024.
Setelah itu, ia mendeklarasikan dukungan untuk Ridwan dalam pemilihan kepala daerah Jakarta.
Jokowi meyakini Ridwan Kamil-Suswono bisa mengalahkan Pramono Anung-Rano Karno di pilkada Jakarta. Ia membandingkan pilkada Jakarta dengan pemilihan presiden 2024 yang dimenangi Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Kalau gerakannya masif, bisa kayak pilpres. Bayangan kami pilpres menang 51 persen, dapatnya 58,5 persen," kata Jokowi.