Antropolog Jerman Ungkap Asal-usul Hantu Kuntilanak di Indonesia, Ternyata...

1 day ago 5

Jakarta -

Ketika mendengar istilah kuntilanak, Bunda tentu bergidik dan merinding. Makhluk ini kerap digambarkan sebagai perempuan berambut panjang berpakaian putih yang sering muncul di malam hari dengan suara tawa melengking yang menyeramkan.

Cerita tentang kuntilanak telah beredar dari generasi ke generasi, baik dalam bentuk dongeng rakyat maupun film horor yang semakin membuatnya sebagai sosok yang menakutkan. Namun, tahukah Bunda bahwa ada banyak perspektif yang mencoba menjelaskan asal-usul kuntilanak, termasuk dari sudut pandang ilmu antropologi?

Di balik kisah-kisah mistis yang beredar, kuntilanak ternyata memiliki makna mendalam pada budaya masyarakat Nusantara. Sejumlah peneliti percaya bahwa mitos ini bukan hanya cerita rakyat untuk menakut-nakuti, tetapi juga mencerminkan ketakutan dan nilai-nilai sosial pada masa lalu. Salah satu teori menarik datang dari seorang antropolog Jerman yang meneliti asal-usul kuntilanak dalam konteks budaya Melayu.

Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana kuntilanak tidak hanya dipandang sebagai sosok mistis, tetapi juga sebagai simbol dalam masyarakat tradisional. Hubungannya berkaitan dengan hubungan manusia-alam dan dengan roh.

Kuntilanak ternyata memiliki latar belakang yang lebih kompleks dan bukan sekadar cerita horor. Lalu, bagaimana sebenarnya sejarah dan makna kuntilanak menurut pandangan seorang antropolog asing? Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia pada 2020, oleh Timo Duile, seorang antropolog dari Jerman menyatakan kuntilanak bukan sekadar cerita mistis yang diwariskan turun-temurun, tetapi juga memiliki makna yang lebih dalam.

Ia mengungkapkan bahwa Kuntilanak berasal dari kepercayaan masyarakat Melayu yang menghubungkan roh dengan alam. Dalam kepercayaan ini, hantu perempuan tersebut sering dikaitkan dengan jin haffaf atau jin setan yang disebut dalam Al-Qur'an. Tidak hanya itu, dalam beberapa cerita rakyat, Kuntilanak juga dikisahkan bisa berubah menjadi burung ketika ingin berpindah tempat dengan cepat.

Kuntilanak ternyata juga dikenal di beberapa negara selain Malaysia dan Indonesia, Bunda. Negara yang dimaksud seperti Brunei Darussalam, Singapura, Filipina bagian selatan, dan juga Thailand.

Negara Malaysia dan Singapura menyebutnya 'pontianak'. Pontianak dicirikan dengan perempuan berwujud seperti vampir yang tertarik dengan darah dan konon katanya bisa berbahaya bagi ibu yang sedang melahirkan.

Dalam banyak cerita, kuntilanak sering digambarkan sebagai perempuan yang mengalami kematian tragis, seperti meninggal saat melahirkan atau menjadi korban kekerasan.

Angka kematian yang tinggi pasca kelahiran membuat perempuan didefinisikan sebagai hantu. Namun, tentunya hal ini tidak bisa dibenarkan, Bunda.

Akan tetapi hingga kini, sosok kuntilanak menjadi simbol perempuan yang tidak bisa menerima nasibnya dan menuntut balas dendam sebagai arwah penasaran. Hal ini membuat kuntilanak semakin dikenal dengan sosok yang seram dan menakutkan.

Mitos kuntilanak disebut berkaitan dengan Kota Pontianak

Bunda pasti familiar dengan Kota Pontianak, bukan? Kota yang terletak di Kalimantan Barat ini ternyata memiliki hubungan erat dengan mitos Kuntilanak. Nama 'Pontianak' sendiri dipercaya berasal dari kata 'pohon tinggi' dalam bahasa Melayu, yang merujuk pada tempat tinggal makhluk gaib tersebut. Timo mengatakan, asal kata ini berkaitan erat dengan kondisi alam di Delta Sungai Kapuas dan Landak yang jadi asal-usul Kota Pontianak.

Menurut legenda setempat, ketika Syarif Abdurrahman, pendiri Kesultanan Pontianak, pertama kali tiba di wilayah tersebut pada tahun 1771, ia dan pasukannya diganggu oleh suara dan penampakan kuntilanak. Untuk mengusir makhluk tersebut, ia kemudian menembakkan meriam ke arah suara-suara menyeramkan itu.

Syarif melakukan penggusuran pohon-pohon yang ada di wilayah tersebut dan menjadikannya sebagai pemukiman.Tindakan ini dianggap sebagai langkah awal dalam mendirikan kota yang kini dikenal sebagai Pontianak. 

Menurut Timo, sejak pohon-pohon itu digusur menjadi pemukiman, terjadilah perubahan sebutan terhadap roh tersebut menjadi Pontianak atau kuntilanak yang merujuk pada penunggu pepohonan tinggi. Hal ini juga membuat manusia jaman sekarang mengidentikkan pohon besar, seperti beringin, sebagai tempat tinggal hantu, Bunda.

Kuntilanak dalam mitos ini digambarkan sebagai penghuni asli daerah tersebut sebelum manusia mulai menetap dan membangun peradaban. Kisah ini memperlihatkan bagaimana masyarakat pada masa itu melihat alam liar sebagai sesuatu yang perlu ditaklukkan agar dapat membangun peradaban yang lebih maju. Oleh karena itu, dalam berbagai perayaan tradisional di Pontianak, masih ada kebiasaan menyalakan meriam untuk mengenang momen 'pengusiran' kuntilanak.

Namun, meskipun sudah 'diusir', sosok kuntilanak tetap menjadi bagian dari identitas kota ini. Bahkan, pada tahun 2017, sempat muncul ide untuk membangun patung kuntilanak setinggi 100 meter di tepi Sungai Kapuas sebagai daya tarik wisata. Namun, rencana ini mendapat berbagai reaksi, karena banyak masyarakat yang masih merasa takut dan tidak nyaman dengan ide tersebut.

Tidak bisa dipungkiri, mitos kuntilanak terus berkembang seiring waktu. Dalam budaya populer, sosok ini sering muncul dalam film dan novel horor, menjadikannya semakin dikenal luas. Namun, di balik kisah seramnya, kuntilanak juga mencerminkan dinamika sosial, budaya, dan bahkan sejarah yang membentuk identitas masyarakat di Nusantara.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online