Asap rokok menjadi musuh bersama yang berbahaya untuk kesehatan. Bahkan, paparan asap rokok ini dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil. Banyak ibu hamil yang bertanya-tanya, apakah asap rokok bisa menyebabkan keguguran?
Merokok dapat membuat ibu hamil dan janin mengalami peningkatan risiko masalah kesehatan yang serius, meski termasuk perokok pasif.
Dr. Valinda Nwadike, Dokter Bersertifikat ABMS yang mengkhususkan diri dalam kebidanan dan ginekologi, mengatakan bahwa banyak faktor yang dapat menyebabkan keguguran. Namun, penelitian menunjukkan bahwa merokok selama kehamilan memang meningkatkan risiko keguguran.
"Merokok hanyalah salah satu faktor risiko keguguran. Faktor risiko lainnya termasuk usia lanjut, pernah mengalami keguguran sebelumnya, dan kekurangan gizi," kata Nwadike dilansir dari MedicalNewsToday.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), paparan asap rokok kepada perokok pasif selama kehamilan dapat meningkatkan risiko kematian saat lahir sebesar 23 persen dan peningkatan risiko cacat bawaan sebesar 13 persen.
Ibu hamil yang sering terpapar rokok maupun asap rokok berisiko lebih besar mengalami gangguan kesehatan. Dampak asap rokok tidak hanya saat bayi masih di dalam kandung, tetapi juga bisa terjadi saat bayi lahir
Bahaya asap rokok untuk ibu hamil dan janin
Asap rokok merupakan campuran antara asap dan partikel. Asap rokok itu terdiri dari 4.000 senyawa kimia yang bercampur, termasuk bahan beracun dan 69 di antaranya merupakan bahan penyebab kanker.
Asap rokok mampu bertahan selama 2,5 jam dan menempel di benda-benda sekitar. Jika ibu hamil menghirup sisa asap rokok, besar kemungkinan akan memengaruhi kondisi kehamilan ibu dan janin.
Berikut bahaya yang mengancam ibu hamil jika menghirup asap rokok dari berbagai sumber, antara lain:
1. Keguguran
Merokok selama kehamilan terbukti meningkatkan risiko keguguran sebesar 24-32 persen. Ibu hamil yang terpapar asap rokok dengan menjadi perokok pasif meningkatkan risiko aborsi spontan. Kadar karbon monoksida yang sangat tinggi pada ibu hamil dapat mengakibatkan masalah pada sistem saraf bayi, atau dapat mengakibatkan keguguran.
2. Berat badan lahir rendah (BBLR)
Berat badan lahir merupakan parameter pertumbuhan utama yang secara rutin dievaluasi pada bayi baru lahir. Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal The Egyptian Journal of Bronchology di tahun 2021 memberikan bukti dampak berbahaya dari paparan asap rokok.
Peneliti menemukan, rata-rata usia janin dengan USG secara signifikan lebih rendah pada ibu hamil yang terpapar dibandingkan dengan janin yang tidak terpapar. Perbedaannya jauh lebih tinggi antara usia kehamilan dan usia janin.
Menurunnya berat badan lahir pada ibu hamil yang terpapar asap rokok ini mungkin karena efek negatif nikotin terhadap perkembangan plasenta dan fungsinya. Ini dapat menyebabkan penurunan pengiriman oksigen ke janin.
3. Kelahiran prematur
Ibu hamil yang merokok kemungkinan besar akan melahirkan terlalu dini. Bayi yang lahir 3 minggu atau lebih sebelum tanggal perkiraan lahir termasuk bayi prematur.
Bayi yang lahir terlalu dini akan kehilangan pertumbuhan penting yang terjadi di dalam rahim selama minggu-minggu dan bulan-bulan terakhir kehamilan.
Ibu hamil dan janin dapat meraih manfaat kesehatan dengan berhenti merokok dan menghindari asap rokok.
Bahkan setelah satu hari tidak merokok, janin akan mendapatkan lebih banyak oksigen. Kondisi ini dapat membantu paru-paru janin berkembang dengan baik.
4. Lahir mati
Ibu yang merokok selama kehamilan dikaitkan dengan risiko dua kali lipat kematian bayi mendadak dan cacat lahir, sedangkan paparan asap rokok selama kehamilan berkaitan dengan peningkatan risiko lahir mati sebesar 23 persen.
Penelitian New York University pada 2018 meneliti jumlah kehamilan dan data paparan rokok di 30 negara berkembang dari tahun 2008 hingga 2013.
Dari hasil analisis tersebut, lebih dari 50 persen ibu hamil di Armenia, Indonesia, Yordania, Bangladesh, dan Nepal, melaporkan terpapar asap rokok di rumah. Para peneliti yakin hal ini menyebabkan lebih dari 10.000 kelahiran mati di Indonesia saja.
5. Cacat lahir
Merokok meningkatkan risiko bayi mengalami cacat lahir, seperti bibir sumbing, langit-langit mulut sumbing, atau keduanya. Sumbing adalah lubang pada bibir atau langit-langit mulut bayi (langit-langit).
6. Aliran darah plasenta tidak lancar
Ibu hamil yang merokok telah terbukti menurunkan aliran darah plasenta. Efek ini dapat dimediasi melalui perubahan produksi zat vasoaktif, seperti prostasiklin dan oksida nitrat,16 atau kerusakan sel endotel.
Perokok mempunyai plasenta yang lebih tipis dan bulat dibandingkan bukan perokok dan jarak dari tepi pecahnya selaput ke tepi plasenta berkurang pada perokok.
7. Risiko bayi terkena asma di kemudian hari
Merokok saat hamil dapat meningkatkan kejadian asma pada keturunannya. Ibu yang merokok selama kehamilan dapat mempengaruhi perkembangan struktur paru-paru dan fungsi paru-paru keturunannya. Ini secara signifikan meningkatkan kejadian asma pada individu tersebut.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)