Bayi Baru Lahir Jarang Menangis, Apakah Normal?

7 hours ago 3

Merawat bayi yang baru lahir bisa menjadi tantangan bagi setiap orang tua, terutama yang baru menyambut anak pertama. Termasuk memahami arti tangisan mereka, yang bisa menandakan lapar atau popok penuh. Namun, bagaimana jika bayi baru lahir jarang menangis?

Fase kehidupan baru ini membuat orang tua belajar banyak hal, termasuk memahami kenapa sering menangis atau justru sebaliknya. Menangis pada bayi baru lahir adalah bagian dari perkembangan normal, Bunda.

Bayi baru lahir mencoba berkomunikasi dan mengekspresikan diri melalui tangisan segera setelah lahir. Merupakan tugas orang tua untuk memahami apa yang sebenarnya diinginkan bayi. Apakah ia lapar, mengantuk, atau hanya rewel.

"Bayi tidak dapat berbicara, jadi mereka berkomunikasi melalui tangisan. Bayi yang bahagia akan menangis dan tersenyum. Bayi yang lapar akan menangis "neh", dan bayi yang rewel akan menangis "waa"; menangis," ungkap Dr. Cindy Gellner, dikutip dari laman University of Utah Health.

Beberapa bayi lebih banyak menangis daripada yang lain, tetapi semua bayi lebih banyak menangis dalam tiga bulan pertama kehidupan daripada di kemudian hari dalam perkembangannya. Mengutip About Kids Health, selama tiga bulan pertama kehidupan, tangisan mengikuti pola perkembangan. Pola ini disebut kurva tangisan.

Tangisan mulai meningkat pada usia dua atau tiga minggu, mencapai puncaknya sekitar enam hingga delapan minggu, dan secara bertahap menurun hingga usia sekitar 12 minggu. Beberapa penelitian lain menunjukkan puncak tangisan yang berbeda, tetapi semua penelitian setuju bahwa tangisan maksimum terjadi pada tiga bulan pertama kehidupan.

Menangis dalam tiga bulan pertama sering kali tidak dapat dijelaskan. Menangis dimulai dan berakhir tanpa peringatan dan mungkin tidak berhenti meski telah banyak cara orang tua coba lakukan. Bayi dapat menangis hingga lima jam sehari dan sering kali lebih banyak di sore atau malam hari.

Namun, masalah lain yang dihadapi beberapa orang tua adalah ketika bayi mereka yang baru lahir tampaknya tidak banyak menangis. Orang tua mungkin bertanya-tanya apakah bayi mereka memiliki masalah pendengaran atau apakah ia menderita suatu penyakit. Pertanyaan ini mungkin muncul di benak Bunda, "Apakah normal jika bayi saya tidak menangis setelah lahir?"

Normalkah bayi baru lahir jarang menangis?

Tidak semua bayi baru lahir otomatis menangis saat lahir. Bayi yang lahir secara alami mengalami banyak stres yang membuat mereka menangis karena trauma. Namun, hal yang sama tidak terjadi pada semua bayi baru lahir, Bunda.

Alasan mengapa hal ini terjadi adalah karena beberapa bayi lebih mengantuk dan lebih tenang daripada yang lain. Dilansir Only My Health, banyak bayi yang lahir melalui operasi caesar juga menguap atau batuk, lebih banyak daripada menangis. Dalam kasus tersebut, dokter/perawat akan memeriksa situasinya. Namun jangan lupa, tidak menangis juga bisa menjadi indikasi masalah kesehatan.

Untuk itu, dokter spesialis neonatologi melakukan tes Apgar. Tes ini memeriksa lima faktor kesehatan pada bayi, yang meliputi:

  • Detak jantung
  • Warna kulit
  • Pernapasan
  • Refleks
  • Tonus otot

Nantinya, dokter akan memutuskan apakah mereka perlu memberikan oksigen kepada bayi atau tidak.

Lalu bagaimana jika sudah lahir beberapa hari, apakah normal bagi bayi untuk tidak pernah menangis? Jika dokter telah memberi tahu bahwa semuanya baik-baik saja, maka bayi masih belajar menangis.

Namun, alasan lain di balik bayi tidak menangis adalah bahwa ada banyak bayi yang menghadapi kesulitan dalam mengekspresikan apa yang mereka rasakan. Orang tua perlu memahami fakta bahwa jika bayi tidak menangis, maka itu tidak berarti semuanya baik-baik saja dengannya.

Jadi, sebaiknya periksakan ke dokter saja ya, Bunda apabila Si Kecil jarang menangis.

Apakah bayi jarang menangis tanda autis?

Untuk menilai bayi autis, perlu ada penilaian dari dokter dan psikolog, Bunda. Namun, salah satu tanda bayi mengidap autisme adalah tidak menangis ketika lapar.

Dikutip dari laman Cross River Therapy, salah satu perbedaan paling menonjol pada bayi autis adalah bahwa mereka mungkin tidak menangis ketika mereka lapar. Sebuah studi yang disorot oleh MedPage Today, menemukan bahwa dibandingkan dengan bayi yang berkembang secara normal, mereka yang didiagnosis dengan autisme cenderung tidak bersuara atau menangis ketika mereka merasa lapar.

Perilaku yang tidak lazim tersebut membuat orang tua kesulitan memenuhi kebutuhan bayi mereka secara efektif, karena menangis biasanya merupakan sinyal lapar utama bagi bayi.

Penelitian yang sama menemukan bahwa kesulitan menyusu dini mungkin merupakan tanda autisme yang signifikan, terutama bila dikombinasikan dengan kelainan lain seperti berkurangnya perhatian visual, masalah kontrol motorik, dan kurangnya minat pada orang lain.

Selain tidak menangis, orang tua mungkin memperhatikan perilaku tidak lazim lainnya pada bayi autis mereka. Misalnya, bayi-bayi ini mungkin tidak menanggapi suara ibu mereka atau menunjukkan minat pada waktu menyusu, yang umumnya dianggap sebagai respons khas pada bayi non-autis.

Demikian penjelasan mengenai alasan bayi baru lahir jarang menangis, dan cara mengetahui apakah perkembangan mereka normal atau tidak. Semoga informasinya membantu ya!

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online