Benarkah Berat Badan Ibu Dapat Memengaruhi Keberhasilan Menyusui? Simak Hasil Studi

2 months ago 41

Jakarta -

Ada banyak faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan menyusui. Salah satunya adalah nutrisi Bunda selama mengASIhi.

Sering kali, faktor nutrisi ini juga dikaitkan dengan berat badan ibu. Misalnya, Bunda dengan berat badan kurang atau berlebih akan kesulitan untuk memproduksi ASI.

Lantas, benarkah berat badan ibu dapat memengaruhi keberhasilan menyusui ya, Bunda?

Perlu diketahui dulu, pemberian ASI eksklusif sangat dianjurkan di enam bulan pertama kehidupan anak. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), menyusui eksklusif adalah salah satu cara paling efektif untuk memastikan kesehatan dan kelangsungan hidup anak.

"ASI adalah makanan yang ideal untuk bayi. ASI aman, bersih, dan mengandung antibodi yang membantu melindungi tubuh dari banyak penyakit umum pada masa kanak-kanak," demikian kata WHO dalam laman resminya.

Ya, ASI mengandung makronutrien dan mikronutrien yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh optimal. Pemberian ASI secara langsung juga dapat meningkatkan bonding antara ibu dan anaknya.

Berat badan ibu dan keberhasilan menyusui

Keberhasilan menyusui sering kali dikaitkan dengan kualitas dan kuantitas ASI yang baik. Korelasinya juga dihubungkan dengan pola hidup sehat hingga berat badan ibu selama masa menyusui.

Nah, studi belum lama ini membahas kaitan tersebut, Bunda. Secara khusus, studi yang diterbitkan di jurnal Advances in Nutrition tahun 2024 ini mengulas literatur yang sudah ada untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara ukuran tubuh ibu dan proses menyusui, termasuk waktu pemberian ASI, jumlah ASI yang diproduksi, dan pemberian ASI langsung dari ibu.

Melansir dari laman News Medical, studi ini berupaya untuk mengeksplorasi hipotesis bahwa obesitas dan kelebihan berat badan, serta kekurangan berat badan, dapat menghambat keberhasilan menyusui.

Studi setidaknya meneliti 122 artikel, dengan total lebih dari 42.500 subjek. Usia rata-rata ibu menyusui antara 20 hingga 35 tahun, dengan indeks massa tubuh (IMT) rata-rata berkisar antara 16,7 hingga 31,3, di mana persentase massa lemak antara 15,5 hingga 45,4. Penulis studi lalu menemukan bahwa sebagian besar penelitian berfokus pada pemberian ASI langsung dari ibu.

Kemudian, hasil studi mengungkap, ibu dengan berat badan kurang atau sehat memiliki kemungkinan 35 persen lebih kecil mengalami keterlambatan dalam memproduksi ASI dibandingkan dengan ibu yang obesitas atau kelebihan berat badan. Sementara itu, tidak ada hubungan antara waktu pemberian ASI dengan suplai yang melimpah dan berat badan ibu.

Dari semua ulasan, ditemukan satu artikel yang menyertakan bayi prematur dengan ibu yang kelebihan berat badan atau obesitas. Menariknya, artikel tersebut menangkap hubungan terbalik antara produksi ASI dan IMT ibu sebelum hamil, Bunda.

"Pada hari ketujuh pasca persalinan, volume ASI rata-rata secara signifikan lebih tinggi pada ibu dengan IMT kurang dari 27, bila dibandingkan ibu dengan IMT lebih dari 27 (volume ASI masing-masing 393mL dan 195mL)," demikian isi ulasan tersebut.

Sayangnya, penelitian ini tidak bisa menjabarkan secara detail kaitan berat badan ibu dengan keberhasilan menyusui. Para peneliti sendiri menemukan adanya risiko bias yang tinggi, termasuk data tidak tepat yang dapat merusak banyak penelitian. Selain itu, ibu yang obesitas atau kelebihan berat badan secara konsisten kurang terwakili dalam penelitian ini.

Penelitian di masa mendatang perlu dilakukan untuk merancang intervensi bila memang ditemukan hubungan antara berat badan ibu dan produksi ASI. Penelitian di masa mendatang juga harus berfokus pada penyediaan bukti keberhasilan strategi seperti olahraga, diet anti-inflamasi, dan manajemen stres pada laktasi.

Ilustrasi MenyusuiIlustrasi Menyusui/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Menyusui justru dapat membantu penurunan berat badan secara alami

Berdasarkan hasil penelitian, tidak diketahui secara pasti hubungan berat badan ibu dan keberhasilan menyusui. Sebaliknya, menyusui justru dapat memengaruhi berat badan ibu setelah melahirkan.

Menyusui eksklusif, misalnya, dapat membantu menurunkan berat badan. Penelitian yang diterbitkan dalam Medical Clinics of North America tahun 2016 menunjukkan, Bunda yang menyusui secara eksklusif cenderung membakar rata-rata 500 kalori tambahan setiap hari.

Hal tersebut setara dengan mengurangi makan kecil, camilan besar, atau melakukan 45 sampai 60 menit latihan fisik intensitas dengan sedang. Demikian seperti melansir dari Healthline.

Selain itu, menyusui secara eksklusif setidaknya selama 3-6 bulan juga dapat membantu menurunkan berat badan lebih banyak dibandingkan pemberian susu formula atau kombinasi keduanya. Menyusui mungkin juga memiliki efek jangka panjang yang positif pada berat badan Bunda.

Tetapi perlu diingat ya, penurunan berat badan selama menyusui tetap akan dipengaruhi asupan makan. Pemilihan makanan yang sehat tetap diperlukan untuk membantu membakar lemak usai melahirkan.

Gaya hidup yang dapat memengaruhi produksi ASI

Secara umum, keberhasilan menyusui dapat dipengaruhi oleh gaya hidup sehat. Berikut beberapa kebiasaan buruk yang dapat berdampak negatif pada kualitas dan kuantitas ASI, seperti melansir dari beberapa sumber:

1. Merokok

Ada bukti menunjukkan bahwa nikotin dalam rokok dapat mengubah komposisi ASI dan bahkan dapat menurunkan produksinya. Jumlah nikotin dalam ASI ini akan bervariasi, tergantung seberapa sering Bunda merokok. Selain itu, merokok saat menyusui juga dapat memengaruhi kesehatan Bunda.

2. Konsumsi alkohol

Badan Kesehatan Dunia (WHO) tidak menyarankan konsumsi minuman beralkohol selama menyusui. Sebab, kandungan alkohol dapat melewati ASI dan masuk ke dalam tubuh bayi.

3. Konsumsi bahan herbal tanpa konsultasi dokter

Setidaknya, ada tiga bahan herbal yang perlu dihindari selama menyusui, yakni peppermint, daun peterseli, dan sage. Ketiga bahan herbal tersebut dikenal sebagai anti-galactagogue, atau yang dapat menurunkan produksi ASI.

4. Diet ketat

Diet ketat sangat tidak dianjurkan selama masa menyusui. Diet ketat di mana asupan makan dibatasi dapat secara tak langsung memengaruhi pasokan ASI untuk diberikan ke anak.

5. Stres

Stres dan kecemasan dapat menghambat produksi ASI, Bunda. Stres sering kali membuat seorang Bunda enggan makan atau minum, sehingga kekurangan kalori dan mengalami dehidrasi. Kedua kondisi tersebut secara tidak langsung juga dapat memengaruhi produksi ASI.

Demikian penjelasan mengenai studi terkait berat badan ibu dan keberhasilan menyusui. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online