Benarkah Selera Humor Bayi Mulai Terbentuk Sejak Usia 1 Bulan?

2 months ago 71

Selama ini sering dikira bahwa anak mulai bisa memahami tentang humor dan candaan di usia enam bulan ke atas atau bahkan ketika berusia satu tahun ke atas. Tapi studi terbaru justru menemukan adanya potensi selera humor bayi mulai terbentuk sejak usia satu bulan. 

Bayi mungkin belum sepenuhnya memahami apa yang terjadi dan apa yang sedang disampaikan oleh orang terdekatnya, tapi mereka akan merespons dengan tawa riang.

Di satu sisi, humor diketahui dapat membantu mengurangi stres, mengekspresikan pemikiran yang kompleks, dan bahkan mempererat hubungan dengan orang lain. Namun, bagaimana sesungguhnya anak-anak mulai mengembangkan selera humor?

Untuk menjawab pertanyaan ini, para peneliti mengarahkan perhatian pada bagaimana humor berkembang pada manusia, bahkan pada usia yang sangat muda, seperti satu bulan.

Studi tentang selera humor bayi

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di University of Bristol, Inggris, membahas pertanyaan ini dengan cara yang menarik. Mereka membuat survei pada orang tua yang disebut Early Humor Survey, yang melibatkan 671 anak berusia antara 0 hingga 47 bulan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana humor berkembang pada anak-anak sedini mungkin. Hasilnya cukup mengejutkan, Bunda.

Ternyata lebih dari 20 jenis humor tampaknya muncul sesuai dengan garis waktu perkembangan yang bahkan dimulai sejak usia 0 bulan. 

Jenis-jenis humor ini termasuk meniru lelucon, bermain kejar-kejaran, permainan cilukba, membuat wajah lucu, menyalahgunakan objek, hingga menamakan benda.

Penelitian tersebut menemukan bahwa sekitar setengah dari bayi yang disurvei sudah menunjukkan rasa humor pada usia dua bulan. Ini dianggap sangat luar biasa jika mempertimbangkan bahwa banyak hal yang sedang berkembang pada bayi berusia dua bulan.

Perkembangan humor pada balita

Kemudian pada usia 11 bulan, setengah dari bayi yang disurvei juga mulai bereksperimen dengan membuat lelucon sendiri. Tidak hanya mencoba menjadi kreatif, mereka juga berfokus pada keterampilan baru.

Bayi yang berusia di bawah 12 bulan tampaknya lebih tertarik pada humor fisik ketimbang verbal. Jadi, permainan seperti cilukba, membuat wajah lucu, atau bermain kejar-kejaran akan menghasilkan respons paling banyak dari bayi.

Namun, anak yang berusia di atas 12 bulan mulai menunjukkan tanda-tanda humor yang lebih berkembang. Kelompok usia ini lebih sering berpartisipasi dalam lelucon yang melibatkan ejekan, menakut-nakuti orang lain, atau membuat suara lucu seperti suara hewan.

Ketika bayi beralih ke usia balita, lelucon mereka mulai lebih berkembang lagi. Mereka mulai menggunakan bahasa dengan cara yang menarik atau hal-hal konyol lainnya untuk membuat orang di sekitar tertawa. 

Pada usia 3 tahun, mereka mulai memainkan bahasa dan memasukkan permainan kata, teka-teki sederhana, serta menggali lelucon fisik dan verbal yang lebih kompleks.

"Hasil studi kami menyoroti bahwa humor adalah proses yang kompleks dan berkembang dalam empat tahun pertama kehidupan," kata peneliti utama sekaligus profesor di Bristol's School of Education, Dr. Elena Hoicka, dikutip dari Parents. 

Ia melanjutkan, mengingat pentingnya humor dalam banyak aspek kehidupan anak-anak dan orang dewasa, penting bagi orang tua untuk memahami bagaimana humor dapat membantu anak-anak lebih berkembang secara kognitif, sosial, dan dalam hal kesehatan mental.

Anak sudah memahami humor sebelum mampu berbahasa

Dikutip dari Psychology Today, salah satu hal yang juga menarik adalah bahwa bayi tampaknya sudah mengerti humor jauh sebelum mereka mengembangkan kemampuan berbahasa. 

Diduga kuat bahwa ada asal-usul evolusioner yang mendalam untuk tawa sebagai mekanisme koping dalam diri manusia.

Penelitian longitudinal menunjukkan bahwa selama interaksi awal dengan bayi, orang tua biasanya akan mencoba berbagai cara nonverbal untuk membuat bayi tertawa. Misalnya dengan tersenyum atau tertawa terlebih dahulu. 

Jika bayi kemudian merespons dengan senyuman atau tawa, orang tua akan mengulang aktivitas tersebut. Tawa bayi ini menunjukkan bahwa mereka adalah pengamat yang cerdas dan memiliki pemahaman yang kuat tentang apa yang familiar. 

Ketika orang tua melakukan suatu tindakan yang berlebihan dari biasanya, bayi akan 'mencerna' dan akhirnya tertawa.

Tips meningkatkan perkembangan humor pada bayi

Tawa pada bayi lebih dari sekadar ekspresi kebahagiaan. Ini bisa menjadi cara tambahan untuk memperkuat bonding antara bayi dan orang tua. 

Bahkan dalam sebagian besar interaksi ini, tidak ada mainan atau properti mahal yang diperlukan untuk mendukung perkembangan humor pada bayi. Berikut beberapa cara meningkatkan perkembangan humor pada bayi, Bunda:

Berinteraksi dengan bayi secara fisik

Cobalah bermain dengan ekspresi wajah lucu atau menggunakan objek familiar dengan cara yang konyol selama beberapa menit setiap hari. Perhatikan respons Si Kecil saat Bunda melakukan hal ini.

Tersenyum pada bayi

Memperlihatkan senyuman, tawa dan ekspresi lucu akan mendorong bayi untuk melakukan hal yang sama. Respons positif mereka akan memotivasi interaksi candaan lebih lanjut.

Jangan ragu lakukan hal-hal lucu

Jika bayi mulai tersenyum atau tertawa, ulangi aktivitas candaan tersebut dan tambahkan variasi untuk melihat apakah mereka merespons dengan cara yang sama.

Humor dan candaan merupakan kegiatan penting untuk membantu anak-anak berkembang dalam kehidupan sosial, serta membentuk ikatan dengan orang lain. Saat anak-anak semakin tumbuh, humornya pun ikut berkembang dalam berbagai bentuk. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online