Jakarta -
Momen berharga saat hamil adalah bisa melihat perkembangan janin di dalam kandungan. Terlebih Bunda dapat melihat ekspresi wajah janin. Meskipun belum sepenuhnya dipahami, berbagai penelitian menunjukkan bahwa janin dapat menunjukkan ekspresi seperti tersenyum, cemberut, atau bahkan tampak kesal saat berada di dalam rahim lho, Bunda.
Lantas, bagaimana penjelasan dari ekspresi janin di dalam kandungan? Simak ulasannya.
Sebelum lahir, janin mulai menggerakkan wajahnya seperti memisahkan bibir, mengerutkan hidung, atau menurunkan alis. Misalnya melakukan gerakan-gerakan yang nantinya akan membentuk ekspresi yang kita kenali satu sama lain.
Mengutip laman Livescience, sebuah studi Laboratorium Penelitian Janin dan Neonatal di Universitas Durham menunjukkan bahwa, seiring perkembangan janin, gerakan wajah menjadi semakin kompleks hingga 7 dari 19 gerakan wajah yang terjadi pada waktu yang sama.
Meskipun sebelumnya sudah diketahui bahwa janin dapat membentuk ekspresi di dalam rahim, studi ini melacak gerakan wajah seiring waktu.
"Yang kami temukan untuk pertama kalinya adalah bahwa perkembangan kompleksitas gerakan pada janin," kata Dr. Nadja Reissland, peneliti utama studi ini dan dosen senior di University of Durham, Inggris.
Arti ekspresi dan gerakan pada janin
Selain melacak 19 gerakan wajah, studi yang dilakukan Reissland juga fokus pada rangkaian gerakan yang terkait dengan dua ekspresi, menangis dan tertawa. Seiring waktu, gerakan-gerakan yang terkait dengan ekspresi ini mulai muncul dalam kombinasi yang lebih kompleks.
Menurut Reissland, peneliti menggunakan gambar ultrasound 4D yang menyerupai video, untuk melacak gerakan wajah dua janin perempuan. Pada usia 24 minggu, janin lebih cenderung melakukan satu gerakan, seperti melebarkan bibir. Kemudian seiring berjalannya waktu, mereka mulai menggabungkan gerakan melebarkan bibir dengan mengerutkan hidung.
Memasuki usia sekitar 35 minggu, kombinasi dari tiga hingga empat gerakan yang terkait dengan dua ekspresi tersebut telah melampaui gerakan tunggal atau ganda. Tren serupa juga terjadi ketika para peneliti melihat semua 19 gerakan tersebut. Namun, Reissland menekankan bahwa gerakan wajah ini tidak berarti janin sedang merasakan emosi.
"Kami bisa melihat ekspresi yang bisa kami kenali. Namun kami tidak bisa mengatakan apakah janin memiliki emosi. Mereka belum memiliki kognisi yang diperlukan untuk merasakan emosi. Senyum adalah bawaan, bukan yang dipelajari," tuturnya.
Sebaliknya, gerakan-gerakan ini kemungkinan merupakan bentuk latihan, karena janin mempersiapkan diri untuk memasuki dunia sosial, tempat mereka harus membentuk ikatan dengan orang lain.
"Janin juga menghisap ibu jari di dalam rahim dan membuat gerakan pernapasan, keduanya adalah tanda-tanda untuk aktivitas penting setelah mereka lahir, kata Reissland.
Ekpresi wajah sebagai tanda perkembangan janin
Ketika usia kehamilan 36 minggu, janin sudah mampu mengerutkan wajah dan membuat ekspresi wajah kompleks. Pada tahap ini, dapat membantu dokter untuk menilai kesehatan janin dengan lebih baik.
"Ini menunjukkan bahwa kita dapat menentukan perkembangan normal gerakan wajah dan mungkin mengidentifikasi perkembangan yang tidak normal juga," kata Dr. Nadja Reissland dikutip laman Huffpost.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa ekspresi gerakan wajah janin adalah proses perkembangan yang tampaknya terkait dengan pematangan otak, bukan berhubungan dengan perasaan," imbuhnya.
Para peneliti mempelajari pemindaian 4D dari 15 janin sehat pada usia kehamilan 24 minggu yang membuat ekspresi wajah sederhana, seperti sedikit melengkungkan bibir menjadi senyuman.
Kemudian, mereka mempelajari gambar janin pada usia 36 minggu yang membuat ekspresi wajah kompleks, seperti ekspresi sakit atau cemberut. Para peneliti berpikir bahwa membuat ekspresi wajah ini membantu janin untuk belajar bagaimana berkomunikasi setelah keluar dari rahim.
"Penting bagi bayi untuk bisa menunjukkan rasa sakit segera setelah mereka lahir agar mereka bisa mengkomunikasikan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang mereka rasakan kepada pengasuh mereka. Dan hasil penelitian kami menunjukkan bahwa janin yang sehat ‘belajar’ untuk menggabungkan gerakan wajah yang diperlukan sebelum mereka lahir," kata Reissland.
Semoga informasinya bermanfaat ya Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)