Beragam Penyebab Bunda Tidak Kunjung Haid Selain Hamil

1 day ago 3

Jakarta -

Haid yang tidak teratur atau tidak muncul sama sekali sering kali menimbulkan kekhawatiran, terutama jika Bunda sedang tidak merencanakan kehamilan. Namun, tidak haid (amenore) bisa disebabkan oleh banyak faktor lain selain kehamilan.

Dilansir dari Ucla Health, Amenore adalah istilah medis untuk tidak adanya siklus menstruasi. Amenore bukanlah penyakit, tetapi biasanya merupakan gejala dari kondisi lain.

Penyebab tidak haid selain hamil

Namun, Jika Bunda mengalami amenore atau tiba-tiba menstruasi terlambat, penting untuk mengetahui penyebabnya. Siklus menstruasi yang tidak teratur dari waktu ke waktu dapat menyebabkan menopause dini. Yuk Bunda, kita bahas beberapa penyebab umum tidak haid selain hamil yang bisa terjadi:

1. Usia

Ada dua waktu ketika menstruasi tidak teratur menjadi hal yang wajar, yaitu selama beberapa tahun pertama setelah menstruasi pertama Bunda dan saat Bunda mendekati masa menopause. 

Pada masa pubertas, tubuh Bunda mulai memproduksi hormon reproduksi untuk memulai siklus menstruasi. Biasanya, sebagian orang muda akan mengalami menstruasi tidak teratur selama enam tahun atau lebih.

Namun, setelah tubuh Bunda terbiasa dengan pola menstruasi yang dapat dikenali, menstruasi akan berjalan lancar selama 35 tahun atau lebih berikutnya, mungkin hanya terganggu oleh kehamilan.

Sementara itu, saat usia 45 dan 55 tahun, tubuh Bunda memulai transisi ke masa menopause, yang dapat menyebabkan menstruasi yang terlambat atau tidak datang dalam beberapa cara:

2. Perimenopause

Pada usia sekitar 40-an, wanita mungkin mulai mengalami perimenopause, yaitu masa transisi menuju menopause. Pada fase ini, siklus menstruasi menjadi tidak teratur sebelum akhirnya berhenti.

3. Menopause

Setelah menopause (biasanya usia 45–55 tahun), haid akan berhenti sepenuhnya karena ovarium tidak lagi melepaskan sel telur secara teratur.

4. Stres

Stres, baik secara fisik maupun emosional, dapat memengaruhi hipotalamus atau bagian otak yang mengatur hormon menstruasi. Jika Bunda sedang menghadapi tekanan berat, tubuh mungkin 'menghentikan' siklus haid untuk melindungi diri.

Stres memengaruhi tubuh dalam banyak hal. Stres dapat mengubah cara Bunda tidur, apa yang Bunda makan, dan cara Bunda beraktivitas. Stres juga dapat menunda menstruasi Bunda. Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh National Library of Medicine menunjukkan bahwa stres memiliki efek langsung pada siklus menstruasi pada orang berusia 20 hingga 40 tahun.

Jika Bunda stres sepanjang waktu (stres kronis), menstruasi Bunda dapat berhenti sama sekali. Tubuh yang stres menghasilkan lebih banyak hormon kortisol, yang dapat memengaruhi bagian otak yang mengatur menstruasi (hipotalamus). Ketika menstruasi berhenti karena hipotalamus tidak berfungsi dengan baik, itu disebut amenore hipotalamus.

5. Gangguan hormonal

Ketidakseimbangan hormon adalah salah satu penyebab utama amenore. Berikut beberapa kondisi hormonal yang perlu diwaspadai:

6. Gangguan tiroid

Baik hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid) maupun hipertiroidisme (kelebihan hormon tiroid) dapat memengaruhi siklus menstruasi. Jika Bunda merasa cepat lelah, berat badan berubah drastis, atau jantung sering berdebar, ini bisa jadi tanda gangguan tiroid.

7. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

PCOS adalah kondisi yang menyebabkan indung telur menghasilkan hormon berlebih sehingga mengganggu ovulasi. Ketika orang AFAB (assigned female at birth) memiliki kadar hormon pria (androgen) yang tinggi, mereka dapat didiagnosis dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) (link is external). Karena ketidakseimbangan hormon, kista (kantong cairan abnormal) sering terbentuk di ovarium dan menyebabkan ovulasi berhenti.

Jika periode menstruasi Bunda yang terlambat atau tidak teratur disebabkan oleh PCOS, kemungkinan besar Bunda akan mengalami gejala lain, seperti:

  1. Jerawat di wajah, dada, dan punggung
  2. Kulit yang menggelap, terutama di lipatan kulit
  3. Rambut yang berlebihan (hirsutisme) di wajah, dagu, atau dada
  4. Skin tag (lipatan kulit yang tidak nyeri) di tubuh bagian atas
  5. Berat badan bertambah atau sulit menurunkan berat badan

8. Prolaktin tinggi

Produksi prolaktin berlebih oleh tubuh dapat menekan hormon reproduksi, yang menyebabkan Bunda tidak haid.

9. Berat badan

Berat badan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat memengaruhi siklus bulanan. 

10. Penurunan berat badan drastis

Jika Bunda kehilangan berat badan secara cepat, tubuh mungkin menghentikan ovulasi karena merasa tidak cukup sehat untuk mendukung kehamilan. Gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia juga bisa menjadi penyebab. Berat badan yang rendah atau gangguan makan dapat menghentikan ovulasi atau membuat periode menstruasi tidak teratur. 

Jika Bunda tidak mendapatkan nutrisi yang tepat atau tubuh Bunda tidak dapat menyerapnya, Bunda tidak dapat memproduksi hormon untuk mengatur periode menstruasi. Jika Bunda menurunkan berat badan terlalu cepat, menstruasi dapat berhenti total.

11. Obesitas

Sebaliknya, kelebihan berat badan juga bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan mengganggu siklus menstruasi.Indeks massa tubuh (IMT) yang tinggi dan obesitas dapat menyebabkan perubahan kadar hormon khususnya estrogen dan progesteron yang mengganggu siklus menstruasi. Kenaikan berat badan dan obesitas juga dikaitkan dengan peningkatan risiko dan memburuknya PCOS.

12. Penggunaan kontrasepsi

Bunda yang menggunakan kontrasepsi hormonal seperti pil KB, suntikan, atau implan mungkin mengalami perubahan pada siklus menstruasi, termasuk tidak haid sama sekali. Ini biasanya sementara dan akan kembali normal setelah tubuh menyesuaikan diri. Dalam beberapa kasus, mungkin perlu waktu tiga bulan atau lebih untuk kembali ke periode menstruasi yang teratur.

13. Gangguan pada organ reproduksi

Beberapa kondisi, seperti sindrom Asherman (jaringan parut di rahim) atau kelainan bawaan pada rahim, dapat menyebabkan amenore lo Bunda. Pemeriksaan medis diperlukan untuk memastikan kondisi ini.

14. Pengaruh obat-obatan atau penyakit kronis

Obat tertentu, seperti antipsikotik atau obat kemoterapi, bisa memengaruhi siklus menstruasi Bunda. Begitu pula penyakit kronis seperti diabetes yang tidak terkontrol atau gangguan autoimun.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online