Jakarta -
Orang tua yang mencium bibir anaknya terkadang dikaitkan dengan pandangan budaya, sosial, dan psikologis, Bunda. Namun, bolehkah mencium bibir anak menurut pandangan agama dan kesehatan?
Mencium bibir anak umumnya dijadikan sebagai salah satu ungkapan kasih sayang yang tulus dan alami antara orang tua dan anak. Selain mencium bibir, terkadang hal ini diikuti pula dengan pelukan yang hangat.
Dilansir dari laman BBC, tidak sedikit artis dunia yang memberikan ciuman di bibir sebagai ungkapan sayang pada anak-anaknya. Sebut saja aktris Hollywood seperti Hilary Duff, Victoria Beckham, hingga Jessica Alba.
Meski begitu, hal ini telah diperdebatkan selama bertahun-tahun oleh banyak ahli. Lantas, seperti apa pandangannya?
Pakar Etiket Sosial, Liz Brewer, mengungkap dirinya menyebut mencium bibir anak adalah praktik yang tidak biasa dilakukan. Namun, hal ini kembali pada pilihan orang tua untuk melakukannya atau tidak.
"Meskipun mencium bibir putra atau putrimu adalah 'praktik yang tidak biasa', itu tetap harus menjadi pilihan orang tua, apakah mereka menganggapnya pantas atau tidak," jelasnya dikutip dari BBC.
Sementara itu, menilik dari laman Dr. J Pediatric Dentistry, kebanyakan penyakit gigi yang dialami anak disebabkan oleh bakteri yang menyebar melalui ciuman di mulut anak. Para dokter gigi pun menyarankan agar orang tua menahan diri untuk tidak mencium bibir anak mereka, terutama sebelum gigi susu mereka tumbuh karena bisa menyebarkan bakteri yang berbahaya.
Sebelum gigi pertama muncul, mulut bayi biasanya sudah terbebas dari bakteri penyebab gigi berlubang. Saat gigi baru tumbuh, bakteri bisa berpindah melalui tetesan air liur yang terinfeksi.
Meskipun banyak yang berpendapat bahwa orang tua boleh menunjukkan kasih sayangnya dengan cara ini, tidak ada salahnya untuk mengetahui risiko kesehatan yang perlu diwaspadai, Bunda.
Selain mencium bibir bayi, kebanyakan orang tua juga meniup makanan anak, berbagi peralatan makan dengan bayinya, serta menyikat gigi dengan sikat gigi yang sama. Ini adalah aktivitas yang bahkan lebih berbahaya daripada mencium bibir anak karena Si Kecil berisiko terinfeksi bakteri Streptococcus mutans.
Mencium bibir anak menurut pandangan agama
Menurut Dosen Pendidikan Agama Islam Bidang Anak, Dewasa, Dakwah, dan Sosial di UPNVJ, Ustazah Iffah Latifa, mencium bibir anak boleh saja jika memang berniat untuk memberikan kasih sayang murni tanpa unsur syahwat. Namun, hal ini makruh bahkan dilarang jika berpotensi menimbulkan fitnah.
"Boleh (mencium bibir anak) jika niatnya murni kasih sayang tanpa unsur syahwat, terutama pada anak kecil. Namun, makruh atau bahkan dilarang jika ada potensi menimbulkan fitnah, tidak sesuai adab setempat, atau dilakukan dengan cara yang berlebihan," ujar Ustazah Iffah ketika diwawancara HaiBunda pada Kamis (6/2/2025).
Iffah pun menganjurkan agar Bunda dan Ayah mencium anak pada bagian dahi, pipi, atau kepala. Hal ini merupakan bentuk pemberian kasih sayang yang lebih sesuai dengan adab Islami.
"Prinsip utamanya, jaga niat, adab, dan hindari hal yang menimbulkan keraguan," jelasnya.
Selain Ustazah Iffah, Ustazah Lailatis Syarifah PPA MPK dari Aisyiyah turut mengungkapkan pendapatnya tentang mencium bibir anak. Ustazah Lailatis menyebut tidak ada bagian yang spesifik mengenai bagian mencium anak. Namun, Nabi Muhammad SAW disebut lebih sering mencium jidat cucu-cucunya.
"Dalam hal muamalah (hubungan antar manusia) kaidahnya adalah 'semuanya boleh kecuali jika ada larangan'. Untuk mencium anak tidak ada aturan spesifik mengenai bagaimana mencium anak, meskipun beberapa riwayat menceritakan bahwa Rasul sering mencium jidat cucu-cucunya," jelasnya dalam wawancara yang dilakukan di hari yang sama.
Lebih lanjut, Ustazah Lailatis turut menjelaskan bahwa Bunda perlu menjelaskan pada anak bahwa mencium bibir ini hanya boleh dilakukan kepada mereka yang mahram atau 'haram dinikahi'. Hal ini karena anak lebih cenderung mencontoh orang tuanya.
"Untuk masalah mencium anak di bibir ini harus dipahamkan kepada anak bahwa hal itu hanya boleh dilakukan oleh orang yang mahram "haram dinikahi". Hal ini karena anak cenderung mencontoh dan menganggap apa yang dilakukan oleh orang tuanya kepadanya adalah boleh dan pantas dilakukan kepada siapa pun."
"Sehingga dia akan menganggap mencium bibir temannya atau orang lain yang bukan mahram adalah hal lumrah juga, padahal tidak," pungkasnya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)