Jakarta -
Bunda, menunggu kelahiran Si Kecil pastinya adalah hal yang paling mendebarkan. Tak hanya Bunda, Ayah juga pastinya ikut haru akan kelahiran Si Kecil. Bunda juga ingin mengetahui kapan kira-kira Si Kecil akan akan hadir di dunia ini kan?
Itulah mengapa Hari Perkiraan Lahir atau HPL sangat penting diketahui sejak awal kehamilan. Meski sifatnya perkiraan, mengetahui HPL bisa bantu Bunda dan Ayah mempersiapkan segala kebutuhan bayi dan mental untuk menyambut Si Kecil tercinta.
Mengetahui HPL juga membantu dokter memantau pertumbuhan janin, menentukan waktu pemeriksaan penting, serta mengantisipasi jika terjadi kelahiran prematur atau lewat dari perkiraan. Makanya, memahami cara menghitung HPL jadi bekal penting untuk setiap Bunda.
Menariknya, ada banyak cara menghitung HPL yang bisa Bunda coba sendiri di rumah, lho! Mulai dari metode manual sampai yang dilakukan langsung oleh dokter kandungan. Masing-masing punya caranya sendiri, dan bisa saling melengkapi untuk hasil yang lebih akurat.
Yuk, simak berbagai cara menghitung HPL berikut ini. Bunda juga bisa pelajari kenapa tanggal HPL bisa berubah seiring berjalannya kehamilan!
Cara menghitung HPL berdasarkan usia kehamilan
Melansir dari John Hopkins Medicine, cara paling umum menghitung HPL adalah berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT). Dari tanggal tersebut, usia kehamilan dihitung selama 40 minggu atau 280 hari, karena rata-rata masa kehamilan berlangsung selama itu sejak hari pertama menstruasi terakhir.
Contohnya, jika HPHT Bunda adalah 1 Januari 2025, HPL bisa diperkirakan pada tanggal 8 Oktober 2025. Metode ini mudah, tapi hanya akurat jika siklus haid Bunda teratur (28 hari). Jika siklus lebih panjang atau pendek, perhitungan bisa jadi meleset.
Cara menghitung HPL yang dilakukan dokter
Untuk hasil yang lebih akurat, dokter kandungan menggunakan beberapa metode klinis. Berikut di antaranya:
1. Melakukan USG
Melansir dari Haibunda, ultrasonografi (USG) adalah metode paling akurat untuk memperkirakan usia kehamilan, terutama jika dilakukan di trimester pertama. Melalui pengukuran panjang janin atau crown-rump length (CRL), dokter bisa menghitung usia kehamilan dengan presisi dan memperkirakan HPL berdasarkan perkembangan janin.
Menurut dr. Alexander Mukti, Sp.OG, dokter spesialis obgyn di Eka Hospital Cibubur, USG CRL di perut atau transvaginal untuk mengukur panjang janin dapat dilakukan pada usia kehamilan 11 sampai 14 minggu. Melalui cara ini, dokter akan benar-benar yakin untuk menghitung HPL.
2. Menghitung detak jantung janin
Pada usia 6–8 minggu, detak jantung janin sudah bisa dideteksi. Melalui data ini, dokter bisa memperkirakan usia kehamilan dan menentukan HPL, meskipun tingkat akurasinya lebih rendah dibanding USG.
3. Mengukur ketinggian fundus uteri
Setelah usia kehamilan memasuki 20 minggu, dokter bisa mengukur tinggi fundus (bagian atas rahim) dengan alat khusus. Tinggi fundus dalam satuan cm biasanya setara dengan usia kehamilan dalam minggu. Cara ini digunakan sebagai acuan tambahan untuk menilai pertumbuhan janin dan memperkirakan HPL.
Cara menghitung HPL dengan rumus Naegele
Melansir dari National Library of Medicine, Aturan Naegele, yang berasal dari dokter kandungan Jerman, mengurangi 3 bulan dan menambahkan 7 hari untuk menghitung perkiraan tanggal jatuh tempo. Rumus Naegele adalah rumus klasik yang paling sering digunakan untuk menghitung HPL secara manual. Rumus ini berlaku untuk Bunda dengan siklus haid 28 hari. Berikut ini contoh perhitungannya.
HPHT + 7 hari - 3 bulan + 1 tahun
Contoh:
HPHT = 10 Januari 2025
10 Januari + 7 hari = 17 Januari
17 Januari - 3 bulan = 17 Oktober
17 Oktober + 1 tahun = 17 Oktober 2025
Rumus ini praktis dan masih sering digunakan di fasilitas kesehatan, tapi tetap perlu verifikasi lewat USG untuk memastikan akurasi, ya, Bunda.
Cara menghitung HPL dengan rumus Parikh
Masih melansir laman yang sama, rumus Parikh digunakan untuk Bunda yang memiliki siklus haid lebih panjang atau tidak teratur. Rumus Parikh menghitung tanggal jatuh tempo dengan menambahkan sembilan bulan ke awal periode menstruasi terakhir, mengurangi 21 hari, lalu menambahkan durasi siklus sebelumnya. Ini rumus yang lebih fleksibel dibanding Naegele, Bunda. Berikut contoh penggunaan rumusnya.
HPHT + (Siklus haid – 21) + 280 hari
Contoh:
HPHT = 1 Februari 2025
Siklus haid = 35 hari
1 Februari + (35 – 21) = 15 Februari
15 Februari + 280 hari = 22 November 2025
Rumus ini lebih cocok untuk kehamilan Bunda dengan siklus haid yang panjang, misalnya di atas 30 hari.
Cara menghitung HPL untuk kehamilan IVF
Untuk Bunda yang hamil melalui program bayi tabung (IVF), perhitungannya berbeda karena tanggal pembuahan diketahui secara pasti. Menurut National Library of Medicine, HPL khusus bayi tabung biasanya dihitung berdasarkan tanggal transfer embrio dan usia embrio saat ditanamkan.
Jika transfer dilakukan pada hari ke-5, perhitungannya adalah sebagai berikut.
HPL = Tanggal transfer + 261 hari
Contoh:
Transfer embrio dilakukan pada 1 Maret 2025
1 Maret + 261 hari = 17 November 2025
Penyebab HPL berubah-ubah
Meskipun sudah dihitung dengan berbagai cara, HPL bisa saja berubah seiring berjalannya kehamilan. Beberapa penyebabnya adalah:
Kesalahan mencatat HPHT
Kadang Bunda lupa tanggal tepatnya haid terakhir, sehingga perhitungan awal bisa meleset.
Siklus haid tidak teratur
Siklus yang terlalu panjang atau terlalu pendek membuat perhitungan berdasarkan HPHT menjadi kurang akurat.
Perkembangan janin berbeda dari estimasi awal
Misalnya, berat atau panjang janin berbeda dari standar usia kehamilan, sehingga dokter menyesuaikan kembali HPL.
HPL dihitung dari USG trimester kedua/ketiga
Akurasi USG menurun seiring usia kehamilan bertambah. USG trimester pertama lebih tepat untuk menentukan HPL.
Bunda, perubahan HPL itu wajar dan tidak perlu dikhawatirkan selama pertumbuhan janin tetap sehat dan sesuai. Hal yang paling penting adalah Bunda rutin kontrol ke dokter dan menjaga pola hidup sehat selama kehamilan dan mempersiapkan segala kebutuhan menjelang persalinan.
Bunda, demikianlah artikel terkait cara menghitung HPL dengan akurat. Tetap semangat menanti kehadiran Si Kecil, ya, Bunda. Semoga bermanfaat.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)