3 Cara Memenuhi Kebutuhan Zat Besi pada Bayi Menurut Dokter Anak

5 hours ago 3

Jakarta -

Zat besi menjadi salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan bayi agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Supaya anak tidak mengalami defisiensi zat besi, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar kebutuhannya terpenuhi.

Zat besi sendiri mampu mendukung pembentukan sel darah merah dan perkembangan otak. Kekurangan zat besi pada masa awal kehidupan bisa berdampak jangka panjang terhadap kemampuan kognitif serta sistem imunitas anak.

Bayi berusia 0-6 bulan umumnya mendapatkan zat besi dari ASI, terutama jika sang Bunda memiliki status gizi yang baik selama kehamilan. Di atas usia ini, Bunda perlu melengkapi zat besi anak dengan makanan pendamping ASI (MPASI).

Kondisi anak kekurangan zat besi

Menurut Dokter Spesialis Anak di RS Hosana Medica, dr. Hans Natanael Sp.A, BCCS, CIMI, CBATR, C.HydroT, ada banyak tanda yang perlu dipahami untuk mengetahui Si Kecil kekurangan zat besi. Salah satunya adalah berat badannya yang rendah.

"Anak-anak yang mengalami BB rendah banyak dikaitkan dengan kekurangan zat besi," ujar dr. Hans ketika diwawancara HaiBunda, beberapa waktu lalu.

Sebelum memberikan zat besi tambahan melalui suplementasi, ada beberapa kondisi anak yang perlu diberikan zat besi menurut dr. Hans. Berikut ini deretannya:

  • Anak tidak nafsu makan
  • BB sulit naik
  • Gampang lelah dan tampak tidak aktif
  • Kulit terlihat pucat
  • Perkembangan dan proses pembelajaran anak terhambat

"Zat besi digunakan untuk pembentukan sel darah merah (komponen heme dalam hemoglobin). Bila pembentukan heme berkurang, maka produksi hemoglobin/sel darah merah akan berkurang juga," papar dr. Hans.

"Kondisi ini tentunya akan berpengaruh pada fungsi utama hemoglobin dalam mengantarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh, sehingga bila oksigen dan nutrisi ke jaringan-jaringan tubuh berkurang dapat membuat cadangan energi pada tubuh anak ikut berkurang. Nantinya, dapat berpengaruh pada berat badan anak yang tidak naik," lanjutnya.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan Bunda untuk memenuhi kebutuhan zat besi Si Kecil. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:

1. Protein hewani dan nabati

Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Dian Sulistya Ekaputri, Sp.A, zat besi bisa ditemukan di berbagai makanan, Bunda. Misalnya saja protein hewani dan nabati.

"Sumber hewani seperti daging merah, hati, unggas, dan ikan lebih mudah diserap tubuh dibandingkan sumber nabati seperti bayam, kacang-kacangan, lentil, dan sereal yang diperkaya zat besi," ungkap dr. Dian pada HaiBunda, belum lama ini.

"Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C bersama dengan sumber zat besi non-heme (nabati) dapat membatu peningkatan penyerapan zat besi," lanjutnya.

2. Perbaiki kebiasaan makan

Kebiasaan orang tua yang salah sejak masa MPASI anak bisa menjadi salah satu penyebab Si Kecil kekurangan zat besi. Untuk itu, ada baiknya mengubah kebiasaan makan dengan cara mengenalkan menu lengkap dan bervariasi pada anak, membiasakan pola makan vegetarian, tidak memberikan teh pada anak, serta membiasakan anak untuk sarapan.

"Bagi orang tua yang masih sering melewatkan waktu sarapan untuk anak sebaiknya segera ubah dari sekarang ya. Begitu pula dengan kebiasaan memberikan minuman berupa teh pada anak-anak harus dihentikan," jelas dr. Hans.

3. Pemberian suplemen

Pada kondisi tertentu, Bunda bisa memberikan zat besi pada anak dalam bentuk suplemen. Namun, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter anak terlebih dahulu sehingga dosis yang diberikan sesuai dengan kondisi Si Kecil.

Dokter Hans mengungkap pemberian suplemen zat besi ini bisa dalam bentuk tetes, sirup, maupun tablet. Pemberiannya harus pada perut kosong yaitu satu atau dua jam sesudah makan.

"Bentuk suplemen zat besi bermacam-macam yaitu tetes/drop, sirup, dan tablet. Semuanya baik asalkan dikonsumsi dengan cara yang benar, yaitu saat perut kosong (1 jam atau 2 jam sesudah makan). Dosis pemberiannya diberikan sesuai usia dan berat badan anak," paparnya.

"Pemberian suplemen ini diprioritaskan untuk balita 0-5 tahun, terutama usia 0-2 tahun," sambung dr. Hans.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online