Cerita Sangkuriang dalam Bahasa Inggris Lengkap dan Artinya

2 months ago 60

Jakarta -

Membacakan cerita pada anak adalah hal yang menyenangkan dan menambah pengetahuan. Kali ini cerita tentang di balik legenda Tangkuban Perahu yaitu Sangkuriang. Kisah Sangkuriang adalah legenda yang berasal dari Jawa Barat.

Cerita ini berkisah tentang asal-usul Danau Bandung, Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Burangrang dan Gunung Bukit Tunggul. Mengutip buku Pustaka Dongeng Nusantara karya Cerviena Susilo, legenda Sangurang awalnya merupakan tradisi lisan. Rujukan tertulis mengenai legenda ini ada pada naskah Bujangga Manik.

Legenda tersebut ditulis pada daun palem dari akhir abad ke-15. Bujangga Manik mengunjungi tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan Bali. Setelah perjalanannya, ia singgah di tempat yang sekarang merupakan Kota Bandung.

Ia pun konon menjadi saksi mata yang pertama kali menuliskan nama tempat ini beserta legendanya, Bunda.

Bagaimana cerita Sangkuriang atau legenda Tangkuban Perahu? Simak ceritanya dalam bahasa Inggris lengkap dan artinya.

Cerita Sangkuriang dalam bahasa Inggris lengkap dan artinya

Once upon a time, a famous king in West Java named Sungging Perbangkara was hunting in the forest. In the middle of his hunt, he felt like urinating and wanted to go to the bushes.

While he was doing his thing, the king's urine was collected in a caring leaf (forest taro) which was accidentally drunk by a female wild boar who was trying to become a human named Wayung.

Suddenly, Wayung became pregnant and gave birth to a beautiful baby named Dayang Sumbi. When she grew up, many kings wanted to marry her. Unfortunately, she did not want to get married yet. She isolated herself accompanied by her dog named Tumang.

One time, Dayang Sumbi was busy weaving cloth and accidentally the roll of thread she was using suddenly fell.

Feeling lazy to pick up the roll, for some reason a joke came out of her mouth that whoever could pick up the roll of thread if she was a woman, would be made her sibling. However, if she was a man, she would be made her husband.

"Whoever can fetch the thread, if she is a girl I will make her a sibling, and if she is a boy I will make her a husband," said Dayang Sumbi.

Unexpectedly, her pet dog Tumang fetched the roll. And because they had promised, Dayang Sumbi finally married Tumang.

The boy was named Sangkuriang

Tumang was actually the incarnation of a god who transformed into a dog. From that marriage, Dayang Sumbi had a son named Sangkuriang.

One time, Sangkuriang went hunting in the forest. Sangkuriang ordered Tumang, his dog to chase his target star. However, Tumang did not follow Sangkuriang's orders. This made Sangkuriang angry and he even killed Tumang.

After returning from hunting, Sangkuriang told the incident to his mother Dayang Sumbi. Dayang Sumbi hit Sangkuriang's head using a rice spoon as punishment. Sangkuriang was even thrown out of the house.

Sangkuriang, who was disappointed with his mother's treatment, went wandering. After the incident, Dayang Sumbi regretted her actions. She prayed to the gods for guidance and hoped that Sangkuriang would return home soon.

From the sincerity of her prayer, the gods gave Dayang Sumbi a gift in the form of eternal beauty and eternal youth.

The Legend of Tangkuban Perahu

Years later, finally, Sangkuriang returned from his wanderings. Sangkuriang returned to his hometown. There, he met a beautiful woman who was none other than his own mother, Dayang Sumbi.

Sangkuriang was fascinated by Dayang Sumbi's beauty and wanted to propose to her. However, before the wedding took place one day, Dayang Sumbi found out that Sangkuriang was her son. It was the scar on Sangkuriang's head that reminded Dayang Sumbi.

Dayang Sumbi rushed to cancel their wedding plans. In a subtle way, Dayang Sumbi put forward a condition. There were two conditions, she wanted a dam built and it had to be done before dawn.

Sangkuriang agreed. Dayang Sumbi clearly did not want the marriage to happen, so she prevented it by making it look like it was dawn. Sangkuriang was annoyed and broke his own dam. His village was then submerged in flood and Sangkuriang's anger grew even more. He then kicked the boat until the boat fell face down, then became a mountain called Tangkuban Perahu.

Terjemahan bahasa Indonesia

Alkisah seorang raja tersohor di Jawa Barat bernama Sungging Perbangkara sedang pergi berburu ke hutan. Di tengah perburuannya, dia merasa ingin buang air kecil dan hendak ke semak-semak.

Ketika dia sedang menunaikan hajatnya, air seni sang raja tertampung di dalam daun caring (keladi hutan) yang tanpa sengaja diminum oleh seekor babi hutan betina yang sedang betapa menjadi manusia bernama Wayung.

Tiba-tiba Wayung hamil dibuatnya dan melahirkan bayi cantik yang diberi nama Dayang Sumbi. Ketika besar, banyak raja ingin mempersuntingnya. Sayangnya, ia belum mau menikah. Ia pun mengasingkan diri ditemani anjingnya yang bernama Tumang. 

Suatu ketika, Dayang Sumbi tengah asyik menenun kain dan tanpa sengaja gulungan benang yang digunakannya tiba-tiba terjatuh.

Merasa malas mengambil gulungan tersebut, entah kenapa iseng terlontar dari lisannya bahwa siapa saja yang dapat mengambilkan gulungan benang tersebut jika dia perempuan, akan dijadikannya saudara. Namun, jika laki-laki maka akan dijadikan suami.

"Siapa pun yang bisa mengambilkan benang itu, jika dia perempuan akan aku jadikan saudara, dan jika dia laki-laki akan aku jadikan suami," ujar Dayang Sumbi.

Di luar dugaan, si Tumang anjing peliharaannya yang mengambilkan gulungan tersebut. Dan karena sudah berjanji, akhirnya Dayang Sumbi menikah dengan si Tumang.

Anak laki-laki itu bernama Sangkuriang

Tumang sebenarnya adalah adalah titisan dewa yang menjelma menjadi anjing. Dari pernikahan itu, Dayang Sumbi memiliki seorang anak laki-laki bernama Sangkuriang.

Suatu ketika, Sangkuriang pergi berburu ke hutan. Sangkuriang memerintah Tumang, anjingnya untuk mengejar bintang buruannya. Namun, Tumang tidak mengikuti perintah Sangkuriang. Hal tersebut membuat Sangkuriang marah dan malah membunuh Tumang.

Sepulang dari berburu, Sangkuriang menceritakan kejadian tersebut kepada dayang Sumbi ibunya. Dayang Sumbi memukul kepala Sangkuriang menggunakan sendok nasi sebagai hukuman. Sangkuriang pun bahkan diusir dari rumah.

Sangkuriang yang merasa kecewa dengan perlakuan ibunya itu pergi mengembara. Setelah kejadian tersebut, Dayang Sumbi menyesali perbuatannya. Dia berdoa kepada dewa untuk meminta petunjuk dan berharap Sangkuriang lekas pulang kembali.

Dari ketulusan doanya, Dewa memberi Dayang Sumbi sebuah hadiah berupa kecantikan abadi dan awet muda selamanya.

Legenda Tangkuban Perahu

Bertahun-taun kemudian, akhirnya, Sangkuriang pulang dari pengembaraannya. Sangkuriang kembali ke kampung halaman. Di sana, ia bertemu dengan wanita cantik yang tak lain adalah ibunya sendiri, Dayang Sumbi.

Sangkuriang pun terpesona atas kecantikan Dayang Sumbi dan ingin meminangnya. Namun, sebelum pernikahan terjadi pada suatu hari, Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang adalah anaknya. Bekas luka yang ada di kepala Sangkuriang lah yang mengingatkan Dayang Sumbi.

Dayang Sumbi bergegas membatalkan rencana pernikahan mereka. Dengan cara halus, Dayang Sumbi mengajukan syarat. Syaratnya ada dua, ia ingin dibuatkan bendungan dan itu harus dilakukan sebelum fajar.

Sangkuriang pun menyanggupinya. Dayang Sumbi yang jelas tidak ingin pernikahan itu terjadi, maka ia mencegahnya dengan membuat seolah-olah hari itu sudah fajar. Sangkuriang pun kesal dan menjebol bendungannya sendiri. Desanya kemudian terendam banjir dan amarah Sangkuriang makin memuncak. Ia kemudian menendang sampan hingga sampan jatuh itu tertelungkup, lalu menjadi sebuah gunung yang bernama Tangkuban Perahu.

2 Cerita dongeng anak dari Jawa Barat dalam bahasa Inggris dan artinya

Selain Tangkuban Perahu, ada dongeng anak dari Jawa Barat lainnya lengkap dalam Bahasa Inggris dan artinya. Berikut ceritanya!

Lutung Kasarung

Once upon a time there lived a beautiful and kind princess named Purbasari. She was the youngest daughter of Prabu Tapa Agung who was the king of the Pasir Batang kingdom. Because of her kindness, the king passed the throne to Purbasari. Not Purbaarang who was his eldest daughter.

Suddenly, this reaped Purbaarang's anger. She was furious and asked the witch to make Purbasari get sick. Purbasari also had a skin disease. Long story short, secretly Purbasari's kindness and beauty were known by Prince Guruminda from heaven.

Prince Guruminda then came down to earth. However, instead of being human, he was a monkey. Lutung Kasarung then quickly became friends with Purbasari. He also made a bath for the sick king's daughter.

Slowly, her skin disease disappeared. Knowing this, Purbaarang became even worse. She even asked the executioner to behead Purbasari. However, Lutung Kasarung thwarted her. He then transformed into a human, a handsome prince.

The prince's supernatural powers then made Purbaarang afraid and finally regretted her actions. Although once hated by her brother, Purbasari's heart was so big. She forgave him. In the end, Purbasari was appointed queen and then married Prince Guruminda. They lived happily.

Terjemahan bahasa Indonesia

Zaman dahulu hiduplah seorang putri cantik nan baik hati bernama Purbasari. Ia merupakan anak bungsu dari Prabu Tapa Agung yang merupakan raja kerajaan Pasir Batang. Karena kebaikannya, raja menurunkan takhta pada Purbasari. Bukan Purbaarang yang merupakan putri sulungnya.

Sontak, hal ini menuai amarah Purbaarang. Ia murka dan meminta penyihir agar Purbasari terkena penyakit. Purbasari pun mengalami sakit kulit. Singkat cerita, diam-diam kebaikan dan kecantikan Purbasari ini diketahui oleh Pangeran Guruminda dari khayangan.

Pangeran Guruminda kemudian turun ke bumi. Namun, bukannya berwujud manusia melainkan seekor lutung. Lutung Kasarung kemudian dengan cepat berteman dengan Purbasari. Ia pun membuat pemandian untuk putri raja yang sedang sakit itu.

Perlahan, sakit kulitnya menghilang. Mengetahui ini, Purbaarang malah menjadi-jadi. Ia malah meminta algojo untuk memenggal Purbasari. Tapi, Lutung Kasarung menggagalkannya. Ia kemudian berubah wujud menjadi manusia, seorang pangeran yang tampan.

Kesaktian pangeran lantas membuat Purbaarang takut dan akhirnya menyesali perbuatannya. Walau pernah dibenci sang kakak, hati Purbasari begitu luas. Ia pun memaafkannya. Pada akhirnya, Purbasari diangkat menjadi ratu kemudian menikah dengan Pangeran Guruminda. Mereka pun hidup bahagia.

Situ Bagendit

Situ Bagendit is one of the tourist destinations in Garut Regency. There is a legend or folklore behind Situ Bagendit. In the past, there lived a woman named Nyai Bagendit. She was a wealthy woman thanks to the inheritance from her late husband.

Afraid of becoming poor, Nyai Bagendit was known to be stingy and unfriendly to the surrounding residents. Even if someone borrowed money, Nyai Bagendit gave high interest. In fact, she even had the heart to ask her order to treat the borrower roughly if the debt was not paid.

One day, a mysterious old man came carrying a stick. He felt thirsty and asked Nyai Bagendit for a drink. Nyai Bagendit's reaction was predictable, she refused. She went into her house, without realizing that the old man had stuck a stick in her yard.

The old man was disappointed and finally decided to go home. He then pulled his stick and water appeared from the ground then came out very fast. The water gradually became a puddle and flooded.

There, Nyai Bagendit no longer thought about her life. Instead, she was busy saving her treasures and finally sank down the drain along with her treasures.

Terjemahan bahasa Indonesia

Situ Bagendit adalah salah satu destinasi wisata di Kabupaten Garut. Terdapat legenda atau cerita rakyat di balik Situ Bagendit. Dahulu, tinggal seorang perempuan bernama Nyai Bagendit. Ia adalah perempuan kaya raya berkat warisan dari mendiang suaminya.

Takut jatuh miskin, Nyai Bagendit terkenal kikir dan tak ramah pada warga sekitarnya. Kalau pun ada yang meminjam uang, Nyai Bagendit memberikan bunga yang tinggi. Bahkan, ia pun tega meminta suruhannya untuk perlakukan peminjam dengan kasar kalau utangnya tak kunjung dibayar.

Suatu hari, datang lah kakek-kakek misterius membawa tongkat. Ia merasa haus dan meminta minum pada Nyai Bagendit. Sudah tertebak reaksi Nyai Bagendit, ia menolaknya. Ia pun masuk ke dalam rumahnya, tanpa sadar bahwa sang kakek menancapkan tongkat di pekarangan rumahnya.

Kakek tersebut kecewa dan akhirnya memutuskan pulang. Ia kemudian menarik tongkatnya dan muncul lah air dari tanah yang keluar sangat deras. Air tersebut lama-kelamaan menjadi genangan dan banjir.

Di situ, Nyai Bagendit tak lagi memikirkan nyawa. Ia malah sibuk menyelamatkan harta hingga akhirnya tenggelam sia-sia bersama hartanya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online