Jakarta -
Awalnya ASI lancar-lancar saja saat menyusui tetapi belakangan merasa lebih sedikit. Hmm, kenali yuk, ciri-ciri ASI seret dan berkurang yang mesti diwaspadai ibu menyusui.
Permasalahan produksi ASI menjadi masalah klasik para ibu menyusui. Tak sedikit dari mereka yang merasa ASI-nya perlahan berkurang dan tak lagi memenuhi kebutuhan bayi mereka.
Kapan produksi ASI mulai seret?
Banyak ibu melaporkan bahwa payudara mereka tidak lagi terasa penuh, berhenti mengeluarkan ASI, dan tampaknya tidak menghasilkan banyak ASI pada akhir trimester ke-4.
Beberapa perubahan ini normal, tetapi jika produksi ASI benar-benar menurun, ada beberapa alasan mengapa dan yang lebih penting, cara untuk meningkatkan produksi ASI seperti dikutip dari laman Huckleberycare.
Pada hari-hari awal, banyak ibu akan menyadari bahwa payudara mereka menjadi penuh atau membengkak dengan ASI di antara sesi menyusui atau memompa. Seiring berjalannya waktu, Bunda mungkin tidak lagi merasakan payudara penuh berkat pengaturan produksi dan kemampuan tubuh kita untuk menghasilkan ASI tepat waktu.
Ini tidak berarti bahwa Bunda telah kehilangan produksi atau mengalami penurunan produksi ASI. Demikian pula, saat tubuh kita beradaptasi dengan rutinitas menyusui dan memompa ASI, kebocoran akan mereda.
Dua perubahan yang terjadi secara alami ini normal. Indikasi yang lebih baik dari produksi ASI adalah seberapa baik berat badan bayi Bunda bertambah dan seberapa banyak ASI yang dapat Bunda pompa.
Ciri-ciri ASI seret dan berkurang
Banyak tanda-tanda yang bisa Bunda kenali ketika ASI seret dan mulai berkurang ya, Bunda. Berikut ini di antaranya:
1. Bayi tidak memproduksi cukup popok basah setiap hari
Terutama dalam beberapa minggu pertama kehidupannya, jumlah popok basah bayi yang diproduksi mereka merupakan indikator makanan yang mereka dapatkan.
Bayi baru lahir yang disusui biasanya lebih sering buang air besar daripada bayi yang diberi susu formula, dan Bunda harus memperkirakan bahwa kotorannya akan berubah dari warna hitam seperti tar segera setelah lahir menjadi warna kuning kehijauan pada hari ke-4 menjadi oranye-kuning, berbintik-bintik sekitar 1 minggu.
2. Berat badan tidak bertambah
Meskipun bayi diharapkan akan kehilangan berat badan setelah lahir, jika berat badannya tidak kembali seperti berat lahir dalam 2 minggu atau terus bertambah berat badan setelah beberapa minggu pertama, inilah saatnya untuk berkonsultasi dengan dokter.
3. Adanya tanda-tanda dehirasi
Jika bayi tidak mengeluarkan urine selama beberapa jam, tidak mengeluarkan air mata saat menangis, memiliki bagian lunak yang cekung di kepalanya, atau sangat mengantuk atau memiliki tingkat energi yang rendah, mereka mungkin mengalami dehidrasi (atau setidaknya sedang dalam proses menjadi dehidrasi). Jika Bunda melihat tanda-tanda dehidrasi, Bunda harus segera menghubungi dokter seperti dikutip dari laman Healthline.
Penting untuk tidak membuat terlalu banyak asumsi mengenai apakah produksi ASI Bunda berkurang atau ASI seret. Jika mengalami tanda-tanda di atas sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau konsultan laktasi untuk mendapatkan solusi lebih lanjut ya, Bunda.
Berbagai penyebab ASI seret dan berkurang
Jika Bunda merasa produksi ASI benar-benar menurun, Bunda mungkin bertanya-tanya apa yang salah. Dalam hal ini, memang ada banyak kemungkinan alasan mengapa produksi ASI Bunda tidak memenuhi kebutuhan bayi. Berikut ini mungkin penyebab ASI seret dan berkurang ya, Bunda:
1. Masalah perlekatan menyusui
Jika bayi tidak menyusu dengan benar, payudara Bunda tidak akan sepenuhnya kosong saat disusui, yang dapat menurunkan produksi. ASI yang tertinggal di payudara terlalu lama juga dapat menyebabkan infeksi dan saluran tersumbat, yang juga dapat mengganggu produksi ASI.
2. Kembali bekerja
Kembali bekerja dapat membuat Bunda merasa lebih stres dan tidak punya banyak waktu untuk menyusui atau memompa ASI. Ini dapat berarti ASI tidak dikeluarkan sesering sebelumnya, dan hormon untuk mendorong produksi ASI menjadi sedikit lebih sulit didapat.
3. Perubahan hormonal
Berbagai kejadian fisiologis, seperti hamil lagi atau menstruasi kembali, dapat mengakibatkan perubahan hormonal dan produksi ASI yang lebih sedikit.
4. Memperkenalkan makanan padat
Setelah Bunda memperkenalkan makanan padat, bayi Bunda mungkin kurang tertarik pada ASI. Karena mereka mungkin menghabiskan lebih sedikit waktu untuk menyusui, tidak mengherankan jika produksi ASI Bunda mulai berkurang. Meskipun demikian, sebagian besar bayi akan tetap menginginkan ASI sebagai sumber makanan utama mereka selama sebagian besar tahun pertama mereka.
5. Penyakit atau obat-obatan tertentu
Jika Bunda sedang melawan infeksi, tubuh mungkin tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk memproduksi ASI secara normal. Namun, ini biasanya merupakan masalah sementara, jadi tidak perlu berhenti menyusui. Selain itu, obat-obatan tertentu dapat mengurangi produksi ASI. Bicarakan dengan dokter tentang obat-obatan apa pun yang akan Bunda konsumsi saat menyusui.
Cara mengatasi ASI yang mulai seret dan berkurang
Terkait produksi ASI, ingatlah aturan penting tentang permintaan dan penawaran dalam rumus pasokan ASI. Semakin banyak ASI yang diminta dari payudara, semakin banyak ASI yang akan diproduksi.
Jika produksi ASI Bunda menurun dan Bunda ingin mengembalikannya ke jumlah semula (atau bahkan lebih banyak), lakukan beberapa cara berikut ini, Bunda:
1. Pijat payudara
Untuk memaksimalkan produksi ASI, pijat payudara sebelum dan selama menyusui. Jika Bunda benar-benar ingin memastikan semua ASI keluar, pertimbangkan untuk menggunakan sedikit panas atau hangat sebelum mulai membantu pengeluaran ASI.
2. Kosongkan payudara lebih sering
Bunda dapat melakukannya dengan menyiapkan sesi menyusui secara terencana. Menghabiskan beberapa hari di tempat tidur dengan Si Kecil hanya untuk fokus makan dapat membantu nutrisi mereka terpenuhi dengan baik. Selain itu, pengosongan payudara lebih maksimal terjadi.
Bunda juga bisa melakukan pemompaan ASI secara lebih teratur. Penuhi sejumlah jadwal pemompaan ASI dan melakukan power pumping untuk memaksimalkan hasil ASI yang didapatkan.
3. Berkonsultasi dengan konsultan laktasi
Konsultan laktasi tidak hanya dapat membantu Bunda dengan masalah perlekatan dan pemindahan ASI, tetapi juga menyarankan jadwal pemompaan dan trik lain untuk memaksimalkan produksi ASI Bunda.
4. Beristirahat dengan cukup dan tetap terhidrasi
Ini akan membantu tubuh Bunda memproduksi hormon yang dibutuhkan untuk membuat dan melepaskan ASI. Selain itu, cara ini juga akan memastikan bahwa Bunda memiliki cukup cairan untuk ASI.
5. Jaga pola makan yang sehat
Mungkin ada baiknya Anda mencoba beberapa makanan yang ramah laktasi seperti pepaya, fenugreek, oat, adas, dan lainnya.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)