Fakta-fakta di Balik Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang

6 days ago 12

TEMPO.CO, Jakarta - Kecelakaan beruntun terjadi di Km-92 Jalan Tol Cipularang pada Senin, 11 November 2024, sekitar pukul 15.15 WIB. Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Barat melaporkan bahwa kecelakaan tersebut melibatkan 19 kendaraan yang sedang melaju dari arah Bandung menuju Jakarta.

"Terdeteksi ada 19 kendaraan terlibat dalam kecelakaan ini, dengan satu korban meninggal dunia," ujar Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Jabar AKBP Edwin Affandi di Bandung.

Diduga kecelakaan disebabkan oleh truk yang mengalami rem blong, sehingga menabrak beberapa kendaraan di depannya dan memicu tabrakan beruntun. Jalan yang menurun serta muatan berat pada truk turut memperburuk kondisi.

"Rem blong akibat muatan truk yang berat sehingga menabrak kendaraan di depannya," jelas Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Jules Abraham.

Jasa Marga mengerahkan empat kendaraan derek untuk mengevakuasi mobil yang terlibat kecelakaan. "Empat unit derek dan kendaraan rescue telah dikerahkan untuk mempercepat evakuasi. Kami juga bekerja sama dengan Dinas Pemadam Kebakaran Purwakarta dan ambulans RS Abdul Rajak untuk membantu evakuasi korban," kata Senior Manager Representative Office 3 Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division, Agni Mayvinna, di Jakarta.

Satu orang meninggal dunia, dengan empat korban mengalami luka berat dan 23 lainnya luka ringan. Pada pukul 19.00 WIB, semua korban telah berhasil dievakuasi ke beberapa rumah sakit rujukan untuk mendapat perawatan lebih lanjut.

Akibat insiden ini, semua jalur di lokasi kecelakaan ditutup, dan pengendara yang hendak menuju Jakarta diarahkan keluar melalui Gerbang Tol (GT) Cikamuning di Km 116 untuk kembali masuk melalui GT Jatiluhur di Km 84.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah mengirim tim untuk menyelidiki penyebab kecelakaan di ruas Tol Cipularang tersebut.

"Dalam kejadian ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub telah menurunkan tim untuk berkoordinasi dengan pihak terkait dalam menangani kecelakaan dan mendalami data serta informasi," jelas Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan, Budi Rahardjo.

Kemenhub menegaskan bahwa keselamatan di jalan merupakan prioritas utama, sehingga diharapkan investigasi kecelakaan ini bisa menghasilkan rekomendasi yang dapat memperbaiki aspek keselamatan.

Selain itu, Kemenhub mengimbau pengguna jalan untuk selalu mengutamakan keselamatan dengan mematuhi aturan lalu lintas serta mempertimbangkan kondisi jalan dan cuaca saat berkendara.

"Para pengguna jalan tol diimbau untuk benar-benar memperhatikan kecepatan berkendara," tambah Budi.

Pemerintah Diminta Berbenah

Anggota Komisi V DPR RI, Danang Wicaksana Sulistya, meminta Kemenhub untuk berbenah dalam menghadapi tingginya angka kecelakaan di jalan tol, menyusul kecelakaan di Km 92 Tol Cipularang tersebut.

"Kejadian ini menambah panjang daftar kecelakaan di jalan tol yang semakin mengkhawatirkan," kata Danang.

Data dari Korlantas Polri pada Oktober 2024 mencatat angka kecelakaan yang masih tinggi di jalan tol setiap tahunnya. Tahun 2022 mencatat 1.464 kecelakaan dengan 688 korban meninggal, 237 korban luka berat, dan 2.564 korban luka ringan. Angka ini meningkat pada 2023 menjadi 1.656 kecelakaan dengan 704 korban meninggal, 285 luka berat, dan 2.971 luka ringan.

Danang menyoroti beberapa masalah utama yang memicu tingginya angka kecelakaan, seperti truk yang over dimension and over load (Odol), parkir di bahu jalan, serta disparitas kecepatan antar kendaraan.

Ia juga menyebutkan praktik naik-turun penumpang di lokasi yang tidak semestinya dan adanya bangunan liar sebagai faktor yang meningkatkan risiko kecelakaan.

Selain faktor teknis dan infrastruktur, Danang menekankan pentingnya menjaga kesehatan fisik dan mental pengemudi, khususnya pengemudi truk.

"Banyak pengemudi yang sebetulnya tidak layak mengemudi karena memiliki masalah kesehatan seperti diabetes dan asam urat," ujarnya.

Menurut Danang, masalah kesehatan ini disebabkan oleh kondisi kerja yang memaksa pengemudi untuk bekerja di luar batas wajar, sehingga mengganggu waktu istirahat dan tidur mereka.

Danang pun mengusulkan agar Kementerian Tenaga Kerja dan Kemenhub memberikan pemeriksaan kesehatan gratis untuk pengemudi melalui BPJS Kesehatan.

"Pemerintah perlu memastikan kesehatan pengemudi truk agar mereka bisa mengemudi dengan aman," kata Danang.

Ia juga mengusulkan peraturan khusus yang mengatur waktu kerja, istirahat, serta libur bagi pengemudi angkutan darat. Tanpa aturan yang jelas, para pengemudi truk akan terus dipaksa bekerja di luar batas wajar, yang dapat meningkatkan risiko kecelakaan.

Danang juga menyoroti fasilitas di tempat istirahat (rest area) yang kurang memadai bagi pengemudi truk. Banyak pengemudi mengeluh soal mahalnya harga makanan dan minuman serta kurangnya fasilitas MCK dan masjid yang terpisah.

"Pengemudi truk merasa kurang nyaman jika harus beristirahat dan beribadah bersama pengunjung lain, mengingat kondisi fisik mereka yang kotor setelah perjalanan panjang," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa keamanan di rest area bagi pengemudi truk sangat penting, mengingat kekhawatiran pencurian barang saat mereka beristirahat.

"Fasilitas yang aman dan memadai sangat diperlukan agar pengemudi bisa beristirahat dengan baik dan tidak mudah lelah saat melanjutkan perjalanan," tambah Danang.

Kecelakaan Serupa Pernah Terjadi pada 2019

Insiden maut di Cipularang pada Km-92 ini sebelumnya pernah terjadi di lokasi sekitar pada tahun 2019. Saat itu, kecelakaan disebabkan oleh truk bermuatan pasir yang terguling, sehingga kendaraan di belakangnya saling bertabrakan.

Sebanyak 21 kendaraan terlibat dalam kecelakaan di Km 91, di mana beberapa kendaraan terbakar setelah saling bertabrakan.

Kecelakaan tersebut mengakibatkan delapan orang meninggal dan 20 lainnya luka-luka. Menurut Humas Polda Jabar, empat dari korban meninggal mengalami luka bakar.

KNKT Gelar Penyelidikan

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih melakukan penyelidikan terkait kecelakaan beruntun di KM 92 Tol Cipularang. Menurut Humas Sekretariat KNKT, Anggo Anurogo, tim investigasi sudah menuju lokasi kejadian pada Selasa pagi, 12 November 2024.

Anggo menjelaskan bahwa dua investigator ditugaskan untuk mengumpulkan data di lapangan. "Penyebab kecelakaan dan rekomendasi belum bisa disimpulkan saat ini karena proses analisis dan penelitian masih berlangsung," ujarnya melalui pesan singkat pada Selasa, 12 November 2024.

Kecelakaan yang melibatkan truk pengangkut kardus di KM 92 Tol Cipularang, arah Jakarta, terjadi pada Senin, 11 November 2024. Kecelakaan pada pukul 15.15 WIB itu melibatkan 17 kendaraan lain, mengakibatkan satu orang meninggal dunia, empat luka berat, dan 25 luka ringan.

Meskipun penyebab pasti kecelakaan belum teridentifikasi, Senior Manager Representative Office 3 Jasamarga Metropolitan Tollroad Regional Division Plaza Tol Pasteur, Agni Mayvinna, menduga kecelakaan terjadi akibat rem blong pada truk yang melaju dari Bandung ke Jakarta. “Sopir tidak bisa mengendalikan kendaraan, sehingga menabrak kendaraan-kendaraan di depannya,” kata Agni dalam pernyataan resmi, Senin malam.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan akan menyelidiki penyebab kecelakaan ini. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub, Budi Rahardjo, menyebut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat telah mengirim tim untuk berkoordinasi dengan pihak terkait dalam menangani kecelakaan serta mendalami data dan informasi yang diperlukan.

“Pendalaman data dan informasi terkait kecelakaan ini akan dilakukan,” ujar Budi dalam pernyataan resminya, Senin malam. Namun hingga Selasa siang, belum ada perkembangan lebih lanjut yang disampaikan Kementerian Perhubungan.

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online