Gizi Buruk pada Anak: Penyebab, Gejala, Jenis dan Penanganannya Sesuai Kondisi

7 hours ago 1

Gizi buruk pada anak merupakan permasalahan global yang terjadi di seluruh penjuru dunia. Menurut UNICEF, hampir setengah dari semua kematian pada anak di bawah usia lima tahun disebabkan oleh kekurangan gizi.

Anak yang mengalami gizi buruk dapat mengalami gangguan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, serta gangguan sistem imun tubuh. Bahkan, kondisi emosionalnya pun dapat terganggu.

Lantas, apakah gizi buruk bisa sembuh? Yuk, simak informasi gizi buruk pada anak berikut ini, mulai dari gejala hingga cara mengatasi gizi buruk pada anak.

Gizi buruk pada anak

Gizi buruk pada anak adalah suatu kondisi ketika asupan makan anak tidak sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan berdasarkan kelompok usia anak. Melansir laman Kemenkes,  gizi buruk ditandai dengan badan anak yang terlalu kurus dibandingkan tinggi badannya.

Masalah kurang gizi dan gizi buruk pada anak di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dengan kategori tinggi menurut kriteria WHO. Merujuk Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, terdapat 10,2 persen balita yang mengalami  gizi kurang (wasting) dan 3,5 persen diantaranya mengalami gizi buruk (severe wasting).

Tidak hanya di Indonesia, permasalahan yang berkaitan dengan malnutrisi ini telah menjadi masalah global. Menurut WHO, pada tahun 2022, 149 juta anak di bawah usia lima tahun diperkirakan mengalami stunting, 45 juta diperkirakan mengalami wasting (anak kurang gizi), dan 37 juta mengalami kelebihan berat badan atau mengalami obesitas.

Gizi buruk rentan dialami oleh perempuan, bayi, anak-anak, dan remaja. Sehingga, mengoptimalkan asupan gizi pada seribu hari pertama anak menjadi hal yang penting, agar ia terhindar dari risiko gizi buruk.

Penyebab gizi buruk pada anak

Penyebab gizi buruk pada anak yaitu kurangnya asupan makanan yang bernutrisi sesuai kebutuhan masing-masing kelompok usia anak. Kekurangan asupan ini dapat terjadi karena kurangnya pemahaman orang tua terkait gizi, serta tidak tersedianya bahan makanan yang berkualitas baik.

Penyebab lain gizi buruk yakni adanya gangguan penyerapan nutrisi akibat penyakit kronis, misalnya diare kronis atau tuberkulosis (TBC).

Dampak gizi buruk pada anak

Gizi buruk menjadi isu kesehatan yang tidak boleh diabaikan karena berdampak serius pada kesehatan, potensi anak, serta dapat mengancam keberlangsungan hidup anak. Mengutip dari laman Unicef, berikut dampak gizi buruk pada anak.

1. Gangguan pertumbuhan fisik

Kekurangan asupan gizi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik pada anak, salah satunya pertumbuhan tinggi badan. Karena, anak memerlukan nutrisi yang cukup selama masa pertumbuhan.

Apabila kondisi ini berlangsung dalam waktu yang lama, anak berisiko lebih tinggi mengalami stunting. Stunting merupakan kondisi ketika tinggi badan anak lebih pendek apabila dibandingkan anak seusianya.

2. Gangguan perkembangan otak

Selain berdampak pada pertumbuhan fisik, gizi buruk juga dapat berdampak pada perkembangan otak anak. Gizi merupakan aspek penting untuk mendukung perkembangan otak, kemampuan belajar, serta produktivitas kerja di masa mendatang.

3. Sistem kekebalan tubuh rendah

Anak gizi buruk memiliki sistem imunitas rendah yang membuatnya rentan terkena penyakit infeksi, beberapa di antaranya yakni diare, batuk pilek, dan pneumonia.

Sementara itu, apabila gizi buruk terjadi pada balita dan ia menderita penyakit infeksi, kondisinya dapat lebih parah dan lebih sulit untuk sembuh dibandingkan anak gizi baik.

Anak gizi buruk memiliki risiko lebih tinggi untuk menderita penyakit tidak menular, misalnya penyakit jantung dan diabetes saat dewasa.

5. Risiko kematian tinggi

Gizi buruk pada anak berisiko tinggi menyebabkan kematian 12 kali lebih tinggi dibandingkan anak gizi baik.

Hal ini disebabkan kekebalan tubuh anak yang rendah. Sehingga, apabila anak gizi buruk menderita penyakit infeksi, kondisinya akan lebih parah dan lebih sulit untuk sembuh, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Ciri-ciri gizi buruk pada anak, kenali gejalanya

Berikut ini ciri-ciri gizi buruk pada anak yang perlu diwaspadai.

1. Penurunan berat badan drastis

Sebagian besar orang yang kekurangan gizi akan kehilangan berat badan. Meskipun demikian, ada kemungkinan seseorang tampak memiliki berat badan yang sehat atau bahkan kelebihan berat badan, tetapi ternyata kekurangan gizi.

Dikutip dari laman NHS, seseorang bisa saja mengalami gizi buruk apabila secara tidak sengaja kehilangan 5 hingga 10 persen berat badan dalam waktu tiga hingga enam bulan. 

2. Berat badan tidak bertambah

Selain penurunan berat badan drastis, anak gizi buruk dapat ditandai dengan berat badan yang tidak bertambah sesuai standar tahapan usianya. Dengan kata lain, pertumbuhan anak terhambat.

3. Mengalami perubahan perilaku

Gizi buruk pada anak dapat ditandai dengan adanya perubahan perilaku. Perubahan ini meliputi emosi anak seperti mudah tersinggung atau mudah cemas.

4. Mudah lelah

Ciri-ciri anak gizi buruk berikutnya adalah anak mudah lelah. Gizi buruk dapat menyebabkan tingkat energi anak menjadi rendah, serta membuatnya lebih mudah lelah dibandingkan anak-anak lain.

5. Perkembangan perilaku dan intelektual lambat

Asupan gizi berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak. Sehingga, ciri-ciri gizi buruk pada anak dapat ditandai dengan lambatnya perkembangan perilaku dan intelektual. Melansir Medical News Today, hal tersebut dapat mengakibatkan kesulitan belajar.

Masalah gizi buruk pada anak?

Kurangnya asupan nutrisi seperti kalori dan protein dapat menyebabkan anak menjadi kurus kering, perut membengkak, dan berbagai kondisi lainnya. Mari kenali masalah gizi buruk pada anak berikut ini. 

1. Marasmus

Melansir laman Cleveland Clinic, marasmus adalah kekurangan gizi makro yang parah. Zat gizi makro meliputi karbohidrat, protein, dan lemak yang diperlukan tubuh untuk berfungsi dengan baik. 

Marasmus menyebabkan pemborosan lemak dan otot di bawah kulit. Sehingga, tubuh anak yang mengalami marasmus tampak kurus kering. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan terhambat pada anak-anak.

Masalah gizi buruk pada anak yang satu ini dapat disebabkan oleh adanya kelangkaan pangan, penyakit, infeksi, anoreksia, pemberian ASI yang tidak memadai atau penyapihan dini pada bayi, serta pengabaian terhadap anak.

2. Kwashiorkor

Kwashiorkor merupakan jenis malnutrisi yang ditandai dengan kekurangan protein yang parah. Kondisi ini menyebabkan retensi cairan dan perut yang bengkak dan membuncit. 

Kwashiorkor paling sering menyerang anak-anak, terutama di negara-negara berkembang dengan tingkat kemiskinan dan kerawanan pangan yang tinggi. Anak yang mengalami kwashiorkor mungkin memiliki makanan untuk dimakan, tetapi tidak memiliki cukup protein.

3. Marasmik-kwashiorkor

Mengutip jurnal Makanan Padat Solusi Sehat Mengatasi Kekurangan Gizi Pada Anak oleh Sugiani dan Kusumayanti, marasmik-kwashiorkor adalah gabungan dari marasmus dan kwashiorkor yang disebabkan kurangnya protein dan kalori yang sangat parah. 

Kondisi ini menyebabkan terjadinya edema atau pembengkakan, menurunnya kadar albumin, kulit mengering dan kusam, dan otot menjadi lemah. 

Diagnosis gizi buruk pada anak

Peran penyedia layanan kesehatan sangat diperlukan dalam diagnosis gizi buruk pada anak. Umumnya pihak medis akan mengamati fisik, riwayat pola makan, serta kondisi kesehatan anak untuk mengetahui apakah Si Kecil mengalami kekurangan atau kelebihan gizi.

Selain itu, penyedia layanan kesehatan dapat mengukur BMI atau mengukur lingkar lengan anak untuk membantu memahami tingkat masalah gizi yang dialami. 

Jika memungkinkan, mereka juga akan mengambil sampel darah untuk menguji ketidakseimbangan mikronutrien tertentu.

Apakah gizi buruk bisa sembuh?

Masalah gizi buruk bisa saja memicu kekhawatiran orang tua. Mungkin Bunda juga bertanya-tanya apakah gizi buruk bisa sembuh? 

Gizi buruk dapat diobati dengan suplemen gizi. Selain itu, refeeding atau proses pemberian makanan kembali kepada seseorang yang mengalami kekurangan gizi, memungkinkan dilakukan dengan hati-hati dalam pengawasan ketat dari pihak medis, agar tidak terjadi refeeding syndrome.

Panduan penanganan dari gizi buruk pada anak menurut Kemenkes

Mengutip dari Buku Saku Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita di Layanan Rawat Jalan oleh Kemenkes RI, berikut panduan penanganan dari gizi buruk pada anak.

1. Fase stabilisasi

Fase stabilisasi merupakan fase awal perawatan gizi buruk pada anak yang umumnya berlangsung selama satu hingga dua  hari. Namun, perawatan  dapat berlanjut sampai satu minggu sesuai kondisi klinis anak. 

Pemantauan pada fase stabilisasi dilakukan dengan mencatat tanda-tanda vital (denyut nadi, frekuensi pernafasan, suhu badan), tanda tanda bahaya, derajat edema, asupan formula, frekuensi defekasi, konsistensi feses, volume urine dan berat badan.

2. Fase transisi

Fase transisi adalah masa peralihan dari fase stabilisasi menuju  fase rehabilitasi. Tujuan fase ini yaitu memberi kesempatan tubuh anak  untuk beradaptasi terhadap pemberian energi dan protein yang semakin meningkat. Pemantauan pada fase transisi tidak berbeda seperti fase stabilisasi.

3. Fase rehabilitasi

Fase ini dapat diberikan di layanan rawat jalan maupun rawat inap. Fase rehabilitasi merupakan fase pemberian makanan untuk tumbuh kejar, yakni pemberian energi sebesar 150-220 kkal/kgBB/hari dalam bentuk F100 atau RUTF secara bertahap ditambah makanan yang sesuai berat badan. 

Fase rehabilitasi umumnya berlangsung selama dua hingga empat minggu. Kemajuan terapi dinilai dari kenaikan berat badan setelah fase transisi dan mendapat F100 atau RUTF. Pemantauan pada fase rehabilitasi dilakukan dengan mencatat asupan formula dan kenaikan berat badan.

Studi ungkap vitamin D bantu mengobati malnutrisi dan gizi buruk

Tubuh manusia membutuhkan asupan gizi yang cukup, baik zat gizi makronutrien (protein, karbohidrat, dan lemak) maupun zat gizi mikronutrien (vitamin dan mineral).  Terkadang seseorang tidak menyadari dirinya kekurangan mikronutrien, tetapi kekurangan vitamin yang lebih parah dapat berdampak serius pada kesehatan.

Dilansir dari laman Scidev Net, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal The American Journal of Clinical Nutrition oleh para peneliti dari Universitas Punjab (PU) di Lahore, dan Universitas Queen Mary di London (QMUL) menunjukkan bahwa dosis tinggi vitamin D3 efektif untuk mengatasi malnutrisi dan anak dengan gizi buruk.

Uji klinis tersebut dilakukan di provinsi Punjab, Pakistan dengan membandingkan dua kelompok anak kekurangan gizi yang diberikan perlakuan pengobatan berbeda.

Pada kelompok pertama, terdapat 185 anak yang kekurangan gizi berusia 2 sampai 58 bulan yang diberikan suplemen vitamin D3. Vitamin tersebut ditambahkan dalam pengobatan rutin untuk mengatasi kekurangan gizi. 

Hasilnya, setelah pengobatan selama delapan minggu, terdapat peningkatan berat badan dan tinggi badan, serta peningkatan keterampilan motorik dan kemampuan belajar.

Sementara itu, kelompok kedua yang terdiri dari 92 anak yang kekurangan gizi, juga menjalani perawatan standar. Namun, alih-alih diberi suplemen vitamin D3, anak diberikan plasebo. Hasilnya, perbaikan yang jauh lebih sedikit daripada kelompok pertama.

Perwakilan UNICEF di Pakistan, Aida Girma-Melaku, menyampaikan bahwa “Hasil penambahan vitamin D3 dosis tinggi pada pengobatan rutin untuk kekurangan gizi merupakan yang pertama, dan belum pernah diteliti sebelumnya,” ujarnya, dilansir Scidev Net. 

Ia juga menyampaikan bahwa selama ini pengobatan standar yang diberikan kepada anak-anak yang kekurangan gizi di berbagai negara adalah pasta makanan berenergi tinggi yang hanya mengandung sedikit zat gizi mikro penting seperti vitamin D3.

Vitamin D3 atau cholecalciferol diproduksi secara alami oleh kulit saat terpapar sinar ultraviolet di bawah sinar matahari. Selain itu, vitamin ini dapat ditemukan dalam makanan yang berasal dari hewan seperti keju, ikan, dan telur. Vitamin D3 berperan penting dalam penyerapan kalsium dan fosfor, yang penting untuk pembentukan tulang dan gigi.

Kenali RUTF, makanan untuk anak dengan gizi buruk

Sebagai langkah untuk mengobati anak dengan gizi buruk, UNICEF menyediakan makanan terapeutik siap pakai atau RUTF (ready-to-use therapeutic food). RUTF ditujukan untuk anak di bawah usia lima tahun yang mengalami kekurangan gizi. Saat ini, UNICEF telah menyediakan hampir 80 persen dari RUTF dunia.

Awalnya, pasta RUTF diciptakan oleh ahli gizi anak André Briend dan insinyur pengolahan makanan Michel Lescanne. RUTF mulai tersedia secara komersial pada awal tahun 2000-an.

RUTF terbuat dari susu bubuk, kacang tanah, mentega, minyak sayur, gula, dan campuran vitamin dan mineral. Satu sachet RUTF mengandung 500 kalori dan zat gizi mikro.

Pasta RUTF mengandung nilai gizi yang tinggi memungkinkan anak kekurangan gizi untuk menambah berat badan dengan cepat. Selain itu, RUTF memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna, dan dapat langsung dimakan anak tanpa perlu diolah terlebih dahulu.

Komplikasi gizi buruk pada anak

Apabila gizi buruk pada anak tidak ditangani dengan baik, malnutrisi yang satu ini dapat menyebabkan komplikasi yang berbahaya bagi tubuh.

Komplikasi gizi buruk pada anak di antaranya  dehidrasi berat, hipotermia, anemia, gangguan tumbuh kembang, gangguan otak, terserang penyakit infeksi berat, bahkan kematian.

Cara mencegah gizi buruk pada anak

Kurangnya pemahaman orang tua tentang gizi menjadi penyebab utama gizi buruk pada anak. Oleh karena itu, edukasi tentang penyakit malnutrisi penting untuk diketahui sebagai langkah pencegahan gizi buruk pada anak.

Selain itu, Bunda juga dapat melakukan upaya pencegahan gizi buruk pada anak dengan cara memastikan Si Kecil mengonsumsi makanan yang seimbang dan bergizi.

Itulah informasi mengenai gizi buruk pada anak, mulai dari penyebab hingga cara mencegahnya. Risiko gizi buruk pada anak dapat diminimalkan dengan memastikan asupan nutrisi Si Kecil sesuai dengan kebutuhan gizi pada tahap usianya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online