Kenali Ciri-ciri Bayi Kurang Gizi, Penyebab dan Cara Mengatasinya

2 months ago 40

Sebagai orang tua, tentu Bunda ingin memberikan yang terbaik untuk Si Kecil, termasuk memastikan mereka mendapatkan asupan gizi yang cukup. Namun, tahukah Bunda bahwa kurang gizi pada bayi bisa terjadi tanpa kita sadari?

Bayi yang kurang gizi tidak hanya terlihat kurus, tetapi juga dapat mengalami berbagai masalah kesehatan yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali ciri-ciri kurang gizi dan cara mengatasinya sejak dini.

Demi memberikan dukungan terbaik untuk asupan gizi Si Kecil, berikut simak informasi dari berbagai sumber berikut ini!

Mengenal bayi kurang gizi

Kurang gizi atau gizi buruk adalah kondisi di mana bayi tidak mendapatkan asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan usianya. Akibatnya, penampilan fisik dan perkembangan kognitif mereka terpengaruh, seperti berat badan yang tidak sebanding dengan tinggi badan dan kemampuan penalaran yang menurun.

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, malnutrisi kurang gizi pada anak di Indonesia masih cukup tinggi. Angka malnutrisi, termasuk stunting, mencapai 21,6 persen berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022.

Stunting dapat terjadi bahkan sebelum lahir. Data SSGI 2022 menunjukkan bahwa 18,5 persen bayi dilahirkan dengan panjang badan kurang dari 48 cm, yang mengindikasikan risiko stunting sejak awal kehidupan.

Penyebab kurang gizi pada bayi

Kondisi malnutrisi pada bayi seperti kekurangan gizi tidak terjadi secara tiba-tiba. Banyak faktor dapat berkontribusi pada masalah ini. Berikut adalah informasi selengkapnya menurut laman NHS dan Save the Children.

1. Orang tua tidak melek informasi tentang gizi

Salah satu penyebab utama kurang gizi pada bayi adalah kurangnya pengetahuan orang tua tentang nutrisi yang tepat. Banyak orang tua yang tidak memahami pentingnya memberikan makanan bergizi sesuai dengan kebutuhan usia bayi.

Sejak masa kehamilan, setiap ibu perlu memahami kandungan nutrisi dalam makanan yang mereka konsumsi. Selain itu, dukungan dari orang-orang di sekitar ibu hamil sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang sehat.

Tanpa pemahaman yang baik tentang gizi, orang tua mungkin tidak tahu makanan apa yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga pola makan mereka bisa menjadi tidak seimbang.

2. Kekurangan asupan makanan berkualitas

Bayi memerlukan berbagai nutrisi, termasuk protein, vitamin, dan mineral, untuk tumbuh dengan baik. Jika bayi tidak mendapatkan makanan yang kaya akan nutrisi, seperti sayuran, buah-buahan, dan sumber protein, mereka berisiko mengalami defisiensi gizi. 

Faktor kurang gizi ini sering disebabkan oleh status finansial yang rendah di berbagai negara berkembang. Harga bahan makanan pokok yang tinggi, ditambah dengan pendapatan yang rendah, semakin mengurangi asupan makanan berkualitas.

2. Anak mengidap penyakit pencernaan

Penyakit pencernaan, seperti diare atau infeksi saluran pencernaan, dapat mengganggu kemampuan bayi untuk menyerap nutrisi dari makanan.

Ketika bayi mengalami masalah pencernaan, mereka mungkin kehilangan nafsu makan atau tidak dapat mencerna makanan dengan baik, sehingga mengakibatkan kurangnya asupan gizi. Selain itu, penyakit pencernaan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit, di mana semakin memperburuk kondisi gizi bayi.

Ciri-ciri gizi buruk pada bayi

Bunda khawatir Si Kecil mengalami kekurangan gizi? Simak ciri-ciri gizi buruk berikut ini menurut Feeding Matters agar Bunda bisa lebih waspada dan mengambil tindakan yang tepat!

1. Penurunan berat badan drastis

Salah satu ciri paling mencolok dari gizi buruk pada bayi adalah penurunan berat badan yang drastis. Jika bayi kehilangan berat badan secara signifikan dalam waktu singkat, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup. 

2. Berat badan dan tinggi badan tidak bertambah

Bayi yang mengalami gizi buruk biasanya tidak menunjukkan pertumbuhan yang sehat. Jika berat badan dan tinggi badan bayi tidak bertambah sesuai dengan grafik pertumbuhan yang seharusnya, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka kekurangan nutrisi. Pertumbuhan yang terhambat dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan fisik dan perkembangan kognitif anak.

3. Nafsu makan berkurang 

Nafsu makan yang berkurang adalah ciri lain dari gizi buruk pada bayi. Bayi yang tidak mendapatkan cukup nutrisi mungkin kehilangan minat untuk makan atau menyusu.

Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk masalah kesehatan, ketidaknyamanan, atau bahkan kebosanan dengan makanan yang disajikan. Nafsu makan yang rendah dapat memperburuk kondisi gizi bayi jika tidak ditangani dengan baik.

4. Mengalami perubahan perilaku

Perubahan perilaku juga dapat menjadi indikator gizi buruk pada bayi. Bayi yang kekurangan gizi mungkin menjadi lebih rewel, lesu, atau kurang aktif.

Mereka mungkin menunjukkan tanda-tanda kelelahan yang berlebihan atau kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain. Perubahan perilaku ini sering kali mencerminkan ketidaknyamanan fisik atau kekurangan energi akibat kurangnya asupan nutrisi yang memadai.

Efek kurang gizi pada bayi

Dikutip dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan hasil riset Malnutrition in Infancy, di bawah ini merupakan efek yang dialami bayi pengidap kurang gizi:

1. Gangguan pertumbuhan fisik

Kurang gizi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fisik pada bayi. Hal ini dapat terlihat dari berat badan dan tinggi badan yang tidak sesuai dengan standar perkembangan usia mereka.

Bayi yang kekurangan nutrisi berisiko tinggi mengalami stunting. Stunting adalah kondisi di mana tinggi badan anak lebih rendah dari yang seharusnya. 

2. Gangguan perkembangan otak

Tak hanya fisik, kurang gizi dapat mengganggu proses perkembangan kognitif. Ini dapat memengaruhi kemampuan belajar, memori, dan konsentrasi Si Kecil di kemudian hari.

Anak yang mengalami kekurangan nutrisi pada masa awal kehidupannya berisiko mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa dan keterampilan sosial.

3. Sistem imunitas rendah

Sistem imun bayi yang kurang gizi cenderung lebih lemah, sehingga mereka lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Nutrisi yang tidak memadai dapat mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan patogen, sehingga bayi lebih mudah jatuh sakit. Hal ini dapat menyebabkan siklus penyakit yang berulang, yang semakin memperburuk kondisi gizi mereka.

4. Mengalami sejumlah komplikasi

Bayi yang mengalami kurang gizi berisiko mengalami berbagai komplikasi kesehatan, seperti anemia, gangguan metabolisme, dan masalah jantung. Dalam beberapa kasus, komplikasi ini dapat mempengaruhi kualitas dan jangka waktu hidup bayi.

5. Risiko kematian tinggi

Kurang gizi pada bayi dapat meningkatkan risiko kematian, terutama di negara-negara dengan akses terbatas terhadap pelayanan kesehatan. Bayi yang mengalami malnutrisi lebih rentan terhadap penyakit sehingga dapat berujung pada kematian. 

Cara mengatasi kurang gizi pada bayi

Para peneliti di University of California San Francisco menekankan pentingnya calon orang tua untuk memperhatikan asupan gizi selama kehamilan. Studi menunjukkan bahwa nutrisi yang baik pada masa kehamilan dan masa subur sangat penting untuk melindungi anak-anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan mereka.

Namun, apabila bayi yang dilahirkan divonis mengalami kekurangan gizi, maka penting untuk Bunda melakukan tindakan pengobatan sebagai berikut:

  • Berkonsultasi dengan dokter anak untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.
  • Memberi ASI eksklusif selama enam bulan pertama.
  • Mengenalkan dan memberi Makanan Pendamping ASI (MPASI) penuh nutrisi ketika bayi berusia lebih dari enam bulan.
  • Terapkan porsi dan jadwal makan yang sesuai dengan usia anak.
  • Memberikan konsumsi suplemen vitamin D tambahan.

5 Masalah gizi pada bayi selain kurang gizi dan cara mengatasinya

Menurut berbagai sumber, terdapat beberapa kondisi malnutrisi atau masalah gizi yang sering terjadi pada bayi. Mari simak penjelasan dan cara mengatasinya berikut ini, Bunda.

1. Bayi lahir rendah

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merujuk pada kondisi medis di mana bayi dilahirkan dengan berat di bawah 2.500 gram. Dilansir Very Well Family, ada dua penyebab utama yang membuat bayi lahir dalam kondisi ini, yakni kelahiran prematur atau bayi lahir tepat waktu tetapi tidak mendapatkan pertumbuhan yang cukup selama masa kehamilan.

Cara mengatasi:

Bayi yang lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) memerlukan perawatan medis intensif segera setelah persalinan untuk mengontrol suhu tubuh dan status kesehatan mereka.

Untuk memastikan tumbuh kembang Si Kecil tetap optimal, Bunda perlu memberikan ASI secara rutin. Pemberian ASI yang tepat dapat meningkatkan berat badan bayi sebesar 20 gram per hari, lingkar kepala 0,005 cm per hari, dan panjang badan 0,006 cm per hari.

Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil dan keluarga untuk menjaga pola makan yang sehat dan mendapatkan perawatan prenatal selama kehamilan. Dengan langkah-langkah ini, risiko kelahiran bayi dengan berat badan rendah dapat diminimalisasi.

2. Stunting

Stunting adalah masalah malnutrisi yang ditandai dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya. Kondisi ini terjadi sejak janin masih dalam kandungan dan biasanya terlihat saat anak berusia dua tahun.

Stunting sering disebabkan oleh asupan gizi yang tidak optimal selama kehamilan, yang mengakibatkan pertumbuhan fisik anak tidak mencapai standar yang seharusnya.

"Nutrisi yang diperoleh sejak bayi lahir sangat berpengaruh terhadap pertumbuhannya, terutama dalam risiko stunting. Beberapa faktor penyebab stunting antara lain tidak dilakukannya inisiasi menyusu dini, gagalnya pemberian ASI eksklusif, dan proses penyapihan yang terlalu dini," ungkap dr. Dian Sulistya Ekaputri, Sp. A, Dokter Spesialis Anak di RS Kenak Medika Gianyar Bali, dalam wawancara dengan HaiBunda beberapa waktu lalu.

Cara mengatasi:

Jika bayi mengalami stunting, orang tua dapat memberikan susu Pangan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) sesuai anjuran dan resep dokter. Oleh karena itu, Bunda tidak boleh sembarangan memberikan susu PKMK kepada Si Kecil.

Menurut Dokter Spesialis Anak dr. Meta Hanindita, Sp.A(K), PKMK dapat dikategorikan sebagai terapi untuk stunting. Jika Si Kecil menolak meminumnya, dokter dapat memberikan alternatif dengan memasang selang ke hidung untuk mendistribusikan nutrisi ke lambung anak.

"Susu PKMK mengandung kalori tinggi, sehingga sering dianggap sebagai terapi untuk stunting. Oleh karena itu, konsumsinya harus sesuai resep dokter spesialis anak," jelas dr. Meta dalam potongan video Live Instagram HaiBunda beberapa waktu lalu.

3. Gizi buruk

Tidak jauh berbeda dengan stunting, gizi buruk juga merupakan bentuk malnutrisi yang menunjukkan adanya masalah pertumbuhan pada anak. Menurut laman Kemenkes RI, gizi buruk terjadi akibat kekurangan gizi dalam jangka pendek, yang disebabkan oleh seringnya sakit atau minimnya akses terhadap makanan bergizi.

Bayi dengan gizi buruk akan terlihat lebih kurus dan mengalami pembengkakan di area punggung kaki. Pembengkakan tersebut tidak segera kembali normal setelah ditekan, Bunda.

Cara mengatasi:

Untuk mengatasi masalah gizi buruk pada bayi, Bunda dapat mengikuti saran-saran dari laman NHS berikut:

  • Memenuhi asupan vitamin dan mineral sesuai anjuran dokter.
  • Melakukan pengobatan untuk mengatasi penyebab dasar gizi buruk.
  • Rutin berkonsultasi dan menjalani pengobatan bersama ahli.
  • Memantau berat dan tinggi badan di pusat layanan kesehatan dengan bantuan profesional.

4. Weight faltering

Dikutip dari Cleveland Clinic, istilah weight faltering digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan anak yang lebih lambat dari yang diharapkan. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti bayi yang lahir prematur, kekurangan gizi dan nutrisi pada ibu hamil dan bayi, proses menyusui yang tidak efektif, serta bayi yang menolak atau kesulitan makan.

Weight faltering dapat dikenali melalui berat badan bayi yang tidak bertambah atau tidak sesuai dengan standar usia setiap bulannya. Bayi yang mengalami kondisi ini cenderung memiliki fisik yang lebih kecil akibat penurunan berat badan yang signifikan.

Cara mengatasi:

Kunci utama untuk mengatasi bayi yang mengalami weight faltering adalah memberikan makanan bergizi yang memenuhi kebutuhan gizi mereka. Penanganan ini efektif untuk mengembalikan berat badan bayi ke angka yang sesuai standar.

Manfaatkan Kartu Menuju Sehat (KMS) dan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) untuk memantau perkembangan Si Kecil. Selain itu, terapkan beberapa langkah berikut:

  • MengASIhi bayi secara teratur.
  • Konsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi.
  • Berikan suplemen makanan tambahan sesuai panduan profesional.
  • Hindari memberikan makanan yang kurang bergizi, yang dapat berisiko menimbulkan masalah pencernaan.

5. Kelebihan gizi

Malnutrisi pada bayi tidak hanya berkaitan dengan kekurangan gizi, tetapi juga kelebihan gizi atau biasa dikenal sebagai obesitas. Masalah gizi ini dapat disebabkan oleh dua faktor utama, yakni obesitas primer dan obesitas sekunder.

Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Wiyarni Pambudi, Sp.A, obesitas primer merupakan jenis malnutrisi yang terjadi dalam 90 persen kasus obesitas. Sementara itu, 10 persen sisanya disebabkan oleh obesitas sekunder, yang berkaitan dengan faktor hormonal dan genetik.

Cara mengatasi:

Melansir laman Royal College of Pediatrics and Child Health, berikut adalah beberapa langkah yang perlu dilakukan orang tua untuk mengatasi obesitas pada bayi:

  • Pahami dan pelajari grafik pertumbuhan bayi.
  • Berikan ASI eksklusif dan mulai MPASI tepat pada usia enam bulan.
  • Hindari pemberian makanan dan camilan manis yang tidak sehat.
  • Sajikan makanan dengan porsi yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi berdasarkan usia.
  • Konsultasikan dengan dokter mengenai pengobatan dan penanganan lebih lanjut untuk berat badan Si Kecil.

Demikian penjelasan mengenai permasalahan nutrisi pada bayi dan cara mengatasinya. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Bunda dalam mencegah bayi dari masalah kurangnya asupan gizi.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online