Kenapa Anak Zaman Sekarang Lebih Sering Merasa Cemas? Ternyata Ini Alasannya Menurut Pakar

2 months ago 56

Jakarta -

Pernahkah Bunda merasa bahwa anak di zaman sekarang lebih sering merasa cemas, terutama berkaitan dengan rutinitas sekolah dan belajar? Bukan tanpa alasan, lho. Ada beberapa pendapat pakar tentang penyebab hal ini terjadi.

Anak-anak dan juga remaja yang sering cemas sering kali merasa tertekan dengan tekanan akademik. Selain itu, kondisi ini juga kerap terjadi di rumah, maupun dalam interaksi sosial. 

Dikutip dari laman Boston University (BU), cemas berlebihan pada anak kini menjadi gangguan mental yang paling umum terjadi di Amerika Serikat, terutama sejak pandemi COVID-19.

Aktivitas sehari-hari yang dulunya terasa biasa, seperti pergi ke sekolah atau bersosialisasi, kini menjadi hal yang penuh tekanan dan menimbulkan rasa cemas yang tak terkendali, Bunda.

Kini banyak siswa di Massachusetts dan beberapa tempat lainnya, absen dari sekolah. Fenomena ini bahkan telah menyebabkan disebut sebagai chronic absenteeism atau 'penolakan terhadap sekolah'. Dampak dari kondisi ini tidak hanya dirasakan oleh anak-anak, tetapi juga oleh orang tua, keluarga, dan pengasuh. 

"Mekanisme yang mendasari kecemasan, seperti intoleransi terhadap ketidakpastian, perubahan, dan tekanan, semuanya meningkat selama tahun 2020. Situasi ini belum kembali ke tingkat sebelum COVID. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang apakah anak-anak benar-benar telah pulih dari pengalaman kurang berkesan dari tahun-tahun tersebut," ungkap asisten profesor riset psikologi dan ilmu otak di BU College of Arts & Sciences, Alyssa Farley.

Tentang masalah kecemasan pada anak-anak

Dikutip dari National Health Service (NHS), rasa cemas pada anak wajar terjadi. Tapi kecemasan bisa menjadi masalah besar bagi anak ketika kemunculannya mulai mengganggu kehidupan sehari-hari mereka.

Kecemasan dapat mulai menimbulkan masalah bagi anak ketika:

  • Seiring waktu semakin parah dan tidak kunjung hilang
  • Mengganggu aktivitas sehari-hari
  • Menghentikan anak melakukan hal-hal yang mereka sukai sebelumnya

Kecemasan parah seperti ini dapat membahayakan kesejahteraan mental dan emosional anak, memengaruhi harga diri dan kepercayaan diri mereka. 

Pada anak usia sekolah, rasa cemas bisa ditunjukkan dengan gejala seperti:

  • Kurang percaya diri untuk mencoba hal-hal baru atau tampak tidak mampu menghadapi tantangan sehari-hari yang sederhana
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Mengalami masalah dengan tidur atau makan
  • Sering muncul ledakan amarah
  • Memiliki banyak pikiran negatif, atau terus berpikir bahwa hal-hal buruk akan terjadi
  • Mulai menghindari aktivitas sehari-hari, seperti bertemu teman, pergi keluar rumah, atau pergi ke sekolah

Penyebab anak-anak lebih sering cemas

Lantas apa saja penyebab anak zaman sekarang lebih sering merasa cemas dan jumlahnya kian meningkat? Berikut beberapa kemungkinan penyebabnya seperti dilansir berbagai sumber:

1. Tuntutan untuk berprestasi dalam segala hal

Salah satu faktor utama yang menyebabkan anak-anak zaman sekarang jadi lebih cemas adalah tekanan untuk berprestasi, baik di bidang akademik maupun kegiatan ekstrakurikuler. 

Dalam lingkungan pendidikan saat ini, banyak anak yang didorong untuk menjadi yang terbaik, bahkan sejak usia dini. Anak pun kadang jadi cemas karena takut membuat kesalahan, padahal kesalahan adalah bagian penting dari proses pembelajaran.

2. 'Tertular' cemas dari orang tua

Berdasarkan laporan baru-baru ini dari The US Surgeon General, hampir setengah dari orang tua melaporkan bahwa mereka merasa stres berlebihan hampir setiap hari. Tak sedikit pula yang melaporkan kurang mampu mengelola stres dan tidak ada dukungan sosial yang memadai. 

Dikutip dari Psychology Today, rasa cemas ini sangat mudah menular kepada anak-anak, yang pada gilirannya meningkatkan risiko masalah perilaku, harga diri yang rendah, dan isolasi sosial.

3. Screentime berlebihan

Ilustrasi Anak Main GadgetIlustrasi Anak Main Gadget/Foto: iStock

Di era digital seperti saat ini, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu untuk bermain gadget dan bersosialisasi secara virtual. Kondisi ini pun dapat mengganggu pola tidur anak dan mengurangi kesempatan untuk berinteraksi secara langsung dengan teman-teman sebaya. 

Perlu diketahui bahwa interaksi tatap muka sangat penting dalam mengembangkan kecerdasan emosional dan ketahanan mental anak.

4. Jadwal kegiatan yang terlalu padat

Banyaknya kegiatan saat ini juga kerap membuat anak memiliki rutinitas yang padat, termasuk dari les dan ekstrakurikuler. Meskipun sebenarnya bisa bermanfaat, jadwal yang terlalu padat membuat anak-anak kelelahan secara fisik dan mental.

5. Terbiasa selalu dibantu orang tua

Terlalu banyak campur tangan dan membantu menyelesaikan masalah anak tanpa disadari juga bisa menambah rasa cemas pada anak. Mereka jadi panik dan mudah takut, terutama jika setiap tindakan mereka selalu dipantau dan diarahkan. 

Untuk bisa lebih percaya diri dan mau berusaha secara mandiri, anak-anak perlu diberikan kesempatan untuk membuktikannya. 

6. Paparan media yang tak terbatas

Dengan semakin berkembangnya teknologi, anak-anak saat ini jadi lebih mudah mengakses informasi global yang bisa menambah tingkat kecemasan mereka. Termasuk paparan berita dan isu-isu besar seperti perubahan iklim dan krisis ekonomi, yang mungkin membuat anak-anak merasa cemas tentang masa depannya.

7. Kurang waktu untuk bermain di luar

Daya tarik digital saat ini membuat minat anak untuk bermain di luar rumah, terutama di alam terbuka, jadi semakin menurun. Padahal bermain di luar memiliki banyak manfaat untuk kesehatan mental, seperti mengurangi stres dan meningkatkan keseimbangan emosional. 

8. Kurang pembekalan tentang cara mengelola stres

Tanpa pemahaman tentang keterampilan cara mengelola stres, masalah sehari-hari rentan membuat anak jadi mudah cemas. Mereka jadi kesulitan mengatur emosi, menghadapi pikiran negatif, dan mengambil tindakan positif tanpa bimbingan yang tepat.

Demikian ulasan tentang penyebab anak zaman sekarang lebih sering merasa cemas menurut pakar. Untuk membantu mengatasi masalah ini, penting bagi orang tua untuk menyediakan lingkungan yang lebih mendukung dan saling mendengarkan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online