Bulan suci Ramadhan segera tiba. Umat Islam diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh. Namun, bagaimana hukum puasa bagi ibu yang sedang menyusui bayi berusia kurang dari satu tahun?
Dikutip dari buku Menyusui dan Menyapih dalam Islam karya Tim Indscript Creative, terdapat keringanan (rukshah) bagi ibu yang sedang menyusui selama bulan Ramadhan. Dalam syariat Islam, ibu yang menyusui diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan menggantinya di hari lain dengan qadha atau fidyah.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, dari Anas bin Malik Al Ka'bi ra, ia berkata, "Kuda Rasulullah SAW lari kepada kami, lalu aku mendatangi beliau dan mendapati beliau sedang sarapan. Beliau berkata, 'Mendekat dan makanlah!' Aku menjawab, 'Aku sedang puasa.' Lalu beliau berkata, 'Mendekatlah, aku akan memberitahumu tentang puasa. Sesungguhnya Allah Ta'ala telah menggugurkan puasa bagi musafir dan juga bagi wanita hamil atau menyusui.'" (HR. Tirmidzi)
Namun, jika Bunda memilih untuk tetap berpuasa selama bulan Ramadhan meskipun sedang menyusui Si Kecil, mari simak beberapa manfaat dan tips berpuasa berikut ini!
Apakah ibu menyusui boleh puasa Ramadhan?
Berpuasa selama Ramadhan seringkali membuat Bunda yang menyusui merasa galau. Banyak yang khawatir produksi ASI akan terganggu dan jumlahnya menurun saat berpuasa.
Namun, Bunda tidak perlu khawatir! Berpuasa dan menyusui bisa dilakukan secara bersamaan, terutama bagi Bunda yang dalam kondisi sehat dan Si Kecil sudah tidak lagi membutuhkan ASI eksklusif, yakni mulai mengonsumsi makanan pendamping.
Ketika bayi sudah mulai mengonsumsi makanan pendamping, durasi menyusui biasanya tidak sebanyak saat mereka masih dalam tahap ASI eksklusif. Oleh karena itu, Bunda tidak perlu khawatir saat menjalani puasa Ramadhan, karena Si Kecil tidak lagi sepenuhnya bergantung pada ASI sebagai sumber nutrisi utama.
Hukum puasa untuk ibu menyusui
Dalam syariat Islam, Allah SWT memberikan keringanan bagi beberapa golongan umat-Nya dalam menjalani puasa Ramadhan, termasuk ibu hamil dan menyusui. Mereka diperbolehkan untuk tidak berpuasa sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing.
Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 185, yang artinya:
“Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.”
Berdasarkan dalil di atas, bagi ibu menyusui yang merasa mampu untuk berpuasa tanpa membahayakan kesehatan dirinya atau bayinya, tetap bisa menjalankan puasa dengan memperhatikan asupan nutrisi dan istirahat yang cukup.
Namun, jika Bunda khawatir bahwa puasa dapat membahayakan kesehatan bayi, Bunda diperbolehkan untuk mengganti puasa wajib Ramadhan dengan puasa Qadha di lain waktu atau membayar fidyah.
Melansir dari laman Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), fidyah bagi ibu menyusui dapat berupa makanan pokok yang dibayarkan sesuai dengan jumlah hari puasa yang ditinggalkan untuk satu orang. Misalnya, jika Bunda tidak berpuasa selama 30 hari, maka Bunda harus memberikan beras sebanyak 1,5 kg kepada 30 orang fakir miskin.
5 Manfaat puasa bagi ibu menyusui
Kemuliaan berpuasa tidak hanya terletak pada nilai keimanan yang diajarkan dalam syariat Islam. Berpuasa juga memberikan berbagai manfaat bagi kesehatan tubuh yang menjalankannya.
Berikut ini adalah beberapa manfaat berpuasa bagi ibu menyusui, menurut konselor ASI, dr. Ameetha Drupadi, yang disampaikan kepada HaiBunda beberapa waktu lalu.
1. Membantu pola makan jadi teratur
Puasa mendorong ibu menyusui untuk lebih disiplin dalam mengatur waktu makan. Dengan waktu tertentu untuk berbuka dan sahur, ibu dapat lebih fokus pada asupan nutrisi yang sehat dan seimbang.
"Ketika kita teratur makan saat buka dan sahur, pola makan kita juga menjadi teratur. Jika pola makan teratur, gizi harian dapat terkontrol, sehingga metabolisme dan kesehatan jantung pun terjaga," jelas dr. Ameetha.
Ia menambahkan bahwa di hari-hari lain, saat tidak berpuasa, orang cenderung makan sembarangan dan sulit mengontrol jenis makanan yang dikonsumsi. Oleh karena itu, puasa memberikan kesempatan bagi Bunda untuk memiliki pola makan yang lebih teratur dan sehat.
Waktu makan yang terbatas saat berpuasa dapat membantu mengurangi berat badan. Selain itu, puasa juga meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga mampu membakar lebih banyak lemak. Namun, Bunda tetap harus memastikan asupan gizi yang cukup untuk memproduksi ASI bagi Si Kecil selama bulan Ramadhan.
3. Memperbaiki metabolisme tubuh
Meskipun asupan makanan terbatas saat berpuasa, tubuh tetap dapat memperoleh energi dari lemak yang tersimpan. Proses ini membantu meningkatkan metabolisme tubuh dan memastikan ibu menyusui tetap bertenaga saat berpuasa.
Dengan memberi waktu istirahat pada sistem pencernaan, tubuh menjadi lebih efisien dalam memproses makanan dan mengubahnya menjadi energi, yang sangat penting bagi ibu menyusui.
4. Mengontrol kadar kolesterol
Puasa juga berkontribusi pada pengendalian kadar kolesterol dalam darah. Dengan menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan gula selama jam puasa, ibu menyusui dapat menjaga kesehatan jantung dan mengurangi risiko penyakit terkait kolesterol.
"Dengan makanan yang terkontrol, kadar kolesterol dapat diatur. Kolesterol baik akan meningkat, sementara kolesterol buruk menurun, sehingga kerja jantung menjadi lebih baik," tutur dr. Ameetha kepada HaiBunda.
5. Membersihkan organ pencernaan
Manfaat lainnya adalah proses pembersihan organ pencernaan. Saat Bunda berpuasa, organ pencernaan dapat mengurangi kerja usus, sehingga saluran pencernaan menjadi lebih sehat.
Selama berpuasa, organ pencernaan berkesempatan untuk beristirahat dan membersihkan diri dari racun serta limbah. Proses ini penting untuk meningkatkan kesehatan pencernaan secara keseluruhan, yang sangat dibutuhkan ibu menyusui untuk menjaga stamina dan kesehatan tubuh.
Aturan puasa saat menyusui anak 1 tahun
Bagi Bunda yang menyusui bayi berusia satu tahun dan ingin berpuasa di bulan Ramadhan mendatang, ada beberapa aturan kesehatan yang perlu diperhatikan demi keselamatan diri dan Si Kecil.
Ibadah puasa dapat dilakukan dengan aman jika bayi sudah mulai mengonsumsi makanan pendamping setelah ASI eksklusif. Dengan demikian, kebutuhan nutrisi yang biasanya diperoleh dari ASI dapat dipenuhi melalui olahan makanan tersebut.
Bunda juga perlu mengenali tanda-tanda dehidrasi, karena kondisi ini dapat mengganggu puasa. Dehidrasi merupakan risiko utama yang harus diwaspadai.
Menurut laman Kementerian Kesehatan RI, ibu menyusui yang berpuasa disarankan untuk mengonsumsi air putih sebanyak dua gelas saat berbuka, empat gelas saat makan malam, dan 2 gelas saat sahur.
Oleh karena itu, saat berpuasa, Bunda disarankan untuk berbuka tepat waktu. Selain tidak baik secara syariat, menunda buka puasa juga dapat menghambat tubuh dalam meregenerasi energi.
Tanda ibu menyusui dilarang berpuasa
Meskipun ibu menyusui memiliki kebebasan untuk memilih berpuasa atau tidak selama Ramadhan, keputusan ini harus didasarkan pada kemampuan dan kesehatan ibu. Memaksakan diri untuk berpuasa tanpa mempertimbangkan kondisi tubuh dapat menimbulkan berbagai risiko yang membahayakan kesehatan ibu dan bayi.
Selain itu, penting untuk menyesuaikan keputusan berpuasa dengan kondisi dan usia Si Kecil. Bayi berusia 6 bulan memiliki kebutuhan yang berbeda dibandingkan dengan bayi berusia satu tahun dalam hal asupan ASI harian.
Oleh karena itu, Bunda perlu memahami kapan sebaiknya berpuasa dan kapan tidak. Berikut adalah beberapa tanda yang perlu Bunda perhatikan sebelum dan selama berpuasa:
- Mulut sangat kering
- Merasa sangat haus
- Merasa pusing
- Buang air kecil berwarna gelap
- Lelah, lemah, atau kurang stamina
Apabila Bunda merasakan gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera batalkan puasa. Selain itu, penting untuk memperhatikan tanda-tanda yang menunjukkan perlunya menunda puasa, terutama jika berat badan Si Kecil tidak kunjung bertambah.
Menurut laman Mamava, berat badan bayi yang stagnan bisa mengindikasikan kekurangan nutrisi dari ASI yang mereka konsumsi. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi seimbang saat sahur atau berbuka, yang berdampak pada produksi ASI yang tidak optimal. Akibatnya, berat badan Si Kecil bisa terhambat dan dapat memengaruhi tumbuh kembang bayi di masa depan, Bunda.
Apakah puasa mempengaruhi produksi ASI dan bayi?
Banyak orang khawatir bahwa puasa dapat menurunkan produksi ASI pada ibu menyusui. Namun, kekhawatiran ini sebenarnya tidak perlu berlebihan. Dokter spesialis anak, dr. Melisa Lilisari Sp.A, M.Kes, menjelaskan bahwa puasa dan menyusui dapat dilakukan secara bersamaan tanpa harus mengorbankan salah satunya.
"Apa yang terjadi pada ibu menyusui saat berpuasa? Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan: suplai ASI, kondisi ibu, dan kesehatan anak," kata Melisa dikutip dari laman CNN Indonesia, Selasa (18/2/2025).
ASI adalah sumber utama nutrisi bagi bayi. Alih-alih khawatir tentang penurunan produksi ASI, lebih baik jika Bunda memperhatikan suplai ASI dari dua sisi, yakni kuantitas dan kualitas.
Secara kuantitas, produksi ASI tidak akan berkurang selama pengosongan payudara tetap dilakukan. Penelitian menunjukkan bahwa dehidrasi ringan pun tidak memengaruhi suplai ASI.
Namun, secara kualitas, beberapa mikronutrien seperti zinc, magnesium, dan kalium mungkin mengalami penurunan saat ibu menyusui berpuasa. Meskipun demikian, ketiga mikronutrien ini dapat dengan mudah tergantikan setelah ibu makan, baik saat sahur maupun berbuka puasa. Dengan kata lain, kualitas ASI tidak akan terganggu akibat puasa.
Tips puasa bagi untuk ibu menyusui bayi 1 tahun agar aman dan lancar
Nah, jika Bunda sudah yakin untuk menjalankan puasa Ramadhan sambil menyusui bayi berusia satu tahun, cobalah terapkan beberapa tips berikut agar puasa berjalan aman dan lancar!
1. Berkonsultasi dengan dokter atau konselor laktasi
Sebelum memutuskan untuk berpuasa, penting bagi Bunda untuk berkonsultasi dengan dokter atau konselor laktasi. Mereka dapat memberikan saran yang sesuai berdasarkan kondisi kesehatan Bunda dan kebutuhan bayi. Diskusi ini juga membantu Bunda memahami potensi risiko dan cara mengatasinya.
2. Penuhi kebutuhan cairan
Hidrasi yang cukup sangat penting selama puasa, terutama bagi ibu menyusui. Pastikan untuk minum cukup air saat berbuka dan sahur. Bunda juga bisa mengonsumsi makanan yang mengandung banyak air, seperti buah-buahan dan sayuran, untuk membantu menjaga kecukupan cairan dalam tubuh.
3. Konsumsi makanan bergizi dan seimbang
Pilihlah makanan yang kaya akan nutrisi saat sahur dan berbuka. Pastikan untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, serta vitamin dan mineral. Makanan bergizi akan membantu Bunda menjaga energi dan mendukung produksi ASI yang berkualitas.
4. Istirahat yang cukup
Istirahat yang cukup sangat penting untuk menjaga kesehatan dan stamina selama berpuasa. Usahakan untuk tidur yang cukup di malam hari dan ambil waktu untuk beristirahat di siang hari jika memungkinkan. Kelelahan dapat memengaruhi produksi ASI dan kesehatan Bunda secara keseluruhan.
5. Menyusui secara langsung
Menyusui secara langsung dapat membantu menjaga ikatan antara Bunda dan bayi, serta memastikan bayi mendapatkan ASI yang cukup. Jika Bunda merasa lelah atau tidak nyaman, pertimbangkan untuk menyusui lebih sering saat berbuka atau sahur, sehingga bayi tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
Demikian informasi mengenai manfaat dan tips berpuasa bagi ibu yang menyusui bayi berusia satu tahun. Semoga informasi ini bermanfaat dan membantu Bunda menjalani puasa dengan aman dan nyaman, ya!
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)