Testis merupakan bagian dari anatomi pria. Umumnya, bayi yang lahir memiliki dua testis. Bagian tubuh ini menghasilkan sperma dan hormon.
Nama lain untuk testis adalah gonad. Ada nama lain yang lebih kasual untuk testis yang mungkin lebih sering Bunda dengar seperti penyebutan dengan istilah buah zakar, biji, bola, dan seterusnya.
Apa fungsi testis? Testis menghasilkan sperma dan hormon seks, khususnya testosteron. Dilansir Cleveland Health, testis memiliki suhu sekitar dua derajat Celsius lebih rendah daripada bagian tubuh lainnya. Suhu yang lebih dingin, lebih baik untuk menghasilkan sperma, suatu proses yang disebut spermatogenesis.
Testis terletak di bawah penis. Testis tertutup dalam kantung kulit yang disebut skrotum. Umumnya, laki-laki akan memiliki satu buah zakar di sebelah kanan dan satu buah zakar di sebelah kiri penis Anda.
Seperti apa bentuk testis? Testis tidak terlihat karena terletak di dalam skrotum. Namun, garis luarnya terlihat, dan laki-laki dapat merasakannya.
Mengutip dari Healthline, testis bayi berukuran sekitar 1 sentimeter kubik saat lahir dan tetap berukuran seperti itu hingga buah zakar mulai tumbuh sekitar usia 8 tahun. Kemudian buah zakar tumbuh dengan stabil, mencapai ukuran dewasanya pada masa pubertas. Selama masa pubertas, rambut mulai tumbuh di skrotum dan di sekitar alat kelamin.
Kelainan bentuk dan ukuran testis pada bayi laki-laki
Banyak penyakit yang berhubungan dengan testis ditemukan pada anak-anak, tetapi tidak semuanya. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat memengaruhi testis Anda:
Penis kecil (Mikropenis)
Mikropenis adalah penis yang sangat kecil yang ditemukan pada masa bayi atau anak-anak usia dini. Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan testosteron janin. Panjang penis yang diregangkan rata-rata untuk bayi yang baru lahir adalah 3,5 cm. Jika 1,9 cm atau kurang menunjukkan mikropenis bayi. Pada beberapa anak, pengobatan hormonal dini dapat membantu merangsang pertumbuhan penis menuju panjang yang lebih normal.
Kulup kecil (Fimosis)
Mengalami fimosis tidak selalu menjadi masalah. Bayi mengalami fimosis saat lahir, dan kulup mereka yang ketat biasanya akan mengendur seiring bertambahnya usia tanpa pengobatan. Fimosis menjadi masalah ketika menimbulkan gejala, seperti lubang seukuran lubang jarum atau tidak dapat menarik kulup cukup jauh untuk membersihkan area di bawahnya.
Kelainan lubang kencing (epispadia atau hipospadia)
Hipospadia adalah kondisi ketika uretra dan kulup tidak berkembang dengan baik pada penis bayi. Uretra adalah saluran yang menyalurkan air seni (urin) dan air mani (ejakulasi) melalui penis dan keluar dari tubuh. Kulup adalah kulit yang biasanya menutupi kepala penis secara menyeluruh pada orang yang tidak disunat.
Pada bayi dengan hipospadia, saluran uretra tidak menutup sepenuhnya, menyebabkan meatus terbentuk di bawah ujung penis. Meatus dapat berada di mana saja di sepanjang batang penis, di skrotum atau bahkan lebih rendah, dekat lubang anus. Skrotum adalah kantung kulit di belakang penis yang biasanya menampung testis. Anus adalah tempat keluarnya kotoran dari tubuh.
Hidrokel
Hidrokel adalah kantung berisi cairan di skrotum yang menyebabkan pembengkakan. Hidrokel dapat memengaruhi satu sisi skrotum atau kedua sisi. Nama lain untuk hidrokel di sekitar kedua testis adalah hidrokel bilateral. Hidrokel dapat memengaruhi siapa saja, tetapi lebih umum terjadi pada bayi.
Undencensus testis/testis terlambat turun
Pada beberapa anak laki-laki, terutama yang lahir prematur, satu atau kedua testis tidak mencapai skrotum sebelum lahir. Ini dikenal sebagai kriptorkismus, yang lebih umum disebut testis yang tidak turun. Testis yang tidak turun adalah kelainan genital yang paling umum ditemukan saat lahir.
Mengutip dari KidsHealth, Sekitar 1-3 persen anak laki-laki yang cukup bulan mengalami kondisi ini saat lahir. Namun, angkanya jauh lebih tinggi pada anak laki-laki yang lahir prematur. Sekitar 30 persen anak laki-laki dengan berat badan lahir rendah. Sementara, bayi yang memiliki berat badan lahir sangat rendah memiliki peluang hampir 100 persen untuk lahir dengan testis yang tidak turun.
Hermafrodit
Seseorang yang interseks mungkin memiliki jaringan ovarium dan testis (ovotestis). Misalnya, anak mungkin memiliki alat kelamin yang berhubungan dengan laki-laki, seperti penis. Pada saat yang sama, anak juga mungkin memiliki anatomi reproduksi internal atau kadar hormon yang lebih erat kaitannya dengan perempuan, seperti estrogen.
Hernia
Hernia inguinalis terjadi di dekat area selangkangan, antara perut dan paha. Pada anak laki-laki, Bunda sering dapat melihat pembengkakan di skrotum. Dikutip dari laman Healthy Children, sekitar 3 persen hingga 5 persen bayi yang sehat dan cukup bulan lahir dengan hernia inguinalis. Pada bayi prematur, kejadiannya meningkat secara substansial, hingga 30 persen.
Jika hernia inguinalis tidak diobati, kondisi ini dapat menimbulkan masalah serius. Jika anak mengalami hernia inguinalis, biasanya akan melihat tonjolan di selangkangan dan/atau skrotum atau labia. Tonjolan ini biasanya akan hilang, dan biasanya lunak serta berubah menjadi lembek. Tonjolan ini dapat membesar setelah anak mengejan atau menangis. Tonjolan ini dapat hilang atau mengecil pada malam hari saat anak tidur atau rileks.
Ciri testis bayi yang normal
Bagaimana ciri testis bayi yang normal? Bunda bisa perhatikan ciri-ciri testis yang sehat berikut ini:
- Setiap testis terasa seperti telur yang halus dan kencang
- Testis bayi berukuran sekitar 1 sentimeter kubik saat lahir
- Satu testis mungkin sedikit lebih besar dari yang lain
- Umumnya, satu testis menggantung lebih rendah dari yang lain
- Seharusnya tidak ada rasa sakit atau tidak nyaman saat testis dan skrotum dipegang dengan lembut.
Demikian penjelasan mengenai bentuk testis yang normal dan tidak pada bayi, semoga dapat menjadi bahan panduan dalam menjaga kesehatan Si Kecil.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)