Ketahui Jadwal Imunisasi Anak Usia 1-3 Tahun, Jangan Sampai Terlewat Bun

2 months ago 54

Jakarta -

Imunisasi menjadi salah satu langkah penting untuk menjaga kesehatan anak, termasuk di usia 1-3 tahun. Pastikan untuk melengkapi jadwal imunisasi Si Kecil ya, Bunda.

Dikutip dari laman Sehat Negeriku Kemenkes RI, pemberian imunisasi yang terlambat atau tidak lengkap dapat menjadi salah satu hambatan dalam upaya meningkatkan kekebalan anak. Jika ada yang terlambat, jadwal imunisasi pun perlu dikejar.

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Dengan demikian, apabila suatu saat anak terpajan dengan penyakit tersebut, maka ia tidak akan sakit atau hanya mengalami gejala ringan saja.

Jadwal vaksin untuk anak usia 1-3 tahun

Konsep imunisasi adalah menyuntikkan virus yang telah dilemahkan, agar tubuh anak menyesuaikan dan membentuk antibodi alami untuk menyerang balik virus tersebut. Dengan begitu, ketika anak terpapar virus sejenis, tubuhnya telah memiliki sistem pertahanan yang memadai. 

Setiap vaksin memiliki manfaatnya untuk mencegah penyakit masing-masing. Terutama untuk mencegah anak mengalami infeksi virus dan bakteri. 

Dari setiap jadwal imunisasi yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), beberapa di antaranya adalah vaksin penguat (booster). Berikut beberapa jenis vaksin yang dapat diberikan untuk anak usia 1-3 tahun: 

1. Hepatitis B

Sesuai namanya, vaksin hepatitis B bermanfaat untuk mencegah penyakit hepatitis. Vaksin ini diberikan lewat suntikan sebelum bayi berusia 24 jam, setelah didahului dengan pemberian suntikan vitamin K3 30 menit sebelumnya.

Vaksin primer hepatitis B diberikan dalam empat dosis. Dosis pertama diberikan pada usia 0 bulan, kemudian di usia 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan. Kemudian di usia 18 bulan, vaksin hepatitis B diberikan sebagai booster.

2. Polio

Vaksin ini berguna untuk mencegah penyakit polio. Serupa seperti hepatitis B, vaksin ini diberikan dalam empat dosis yang perlu dilengkapi sebelum anak berusia 4 bulan. Nantinya saat anak menginjak usia 18 bulan, imunisasi polio juga diberikan sebagai booster.

3. DTP

Vaksin ini mencegah tiga penyakit, yaitu difteri, tetanus, dan pertusis (batuk rejan). Pemberian dosis pertama pada usia 2-4 bulan dengan jeda 1 bulan setiap dosisnya.

Booster untuk vaksin DTP dilakukan dua kali. Pertama pada usia 18 bulan, nanti berikutnya di usia 5 hingga 7 tahun.

4. Vaksin Hib

Vaksin ini dapat melindungi tubuh anak dari infeksi bakteri Haemophilus influenzae type B (HiB) yang menyebabkan berbagai jenis penyakit. 

Vaksin primer Hib diberikan dalam tiga dosis. Dosis pertama diberikan pada usia 2 bulan, kemudian di usia 3 bulan dan 4 bulan. Berikutnya dosis booster diberikan di usia 18 bulan.

5. PCV

Vaksin PCV atau Pneumococcal Conjugate Vaccine adalah vaksin yang digunakan untuk mencegah infeksi bakteri pneumokokus, yaitu jenis bakteri penyebab penyakit pneumonia dan meningitis. 

Vaksin primer ini diberikan pada usia 1 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan. Kemudian untuk booster dapat diberikan pada usia 12 hingga 15 bulan.

6. Influenza

Anak dianjurkan untuk mendapatkan suntik vaksin influenza setelah berusia 6 bulan ke atas. Imunisasi booster dapat dilakukan sebanyak satu dosis untuk setiap tahunnya.

7. MR/MMR

Vaksin MR/MMR bermanfaat untuk mencegah penyakit campak (measles), gondongan (mumps), dan campak jerman (rubella). Ketiganya disebabkan oleh kelompok virus yang sama.

Vaksin MR diberikan pada usia 9 bulan. Berikutnya di usia 15 hingga 18 bulan, imunisasi booster dapat diberikan. 

8. Japanese Encephalitis (JE)

Japanese Encephalitis (JE) adalah salah satu penyebab utama radang otak akibat infeksi virus (ensefalitis virus). 

Dosis pertama vaksin JE diberikan pada usia 9 bulan, lalu booster (untuk yang tinggal di daerah endemis) diberikan 1-2 tahun kemudian untuk perlindungan jangka panjang.

9. Varisela

Vaksin varisela bermanfaat untuk mencegah penyakit cacar air yang disebabkan oleh kelompok virus varicella. Vaksin ini diberikan sebanyak dua dosis, yakni mulai usia 12-18 bulan.

Pada usia 1 hingga 12 tahun vaksin diberikan dua dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan.

10. Hepatitis A

Vaksin ini berfungsi mencegah hepatitis A. Imunisasi dilakukan dalam 2 dosis lewat suntikan intramuskular pada saat anak berusia 1 tahun, dengan interval 6-18 bulan.

11. Tifoid

Vaksin tifoid adalah jenis vaksin yang digunakan untuk mencegah penyakit tifus atau demam tifoid. Perlu dipahami oleh Bunda bahwa ini termasuk jenis penyakit yang mudah menular, terutama melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri Salmonella typhi. Vaksin diberikan mulai usia 2 tahun, diulang setiap 3 tahun.

Bagaimana jika terlewat jadwal imunisasi anak?

Apabila anak terlewat jadwal imunisasi alias belum mendapatkan vaksin seperti seharusnya, maka dapat dikejar atau catch up. Jangan tunda lagi untuk segera berkonsultasi dengan dokter, sebab tiap vaksin memiliki jadwal dan anjuran usia yang berbeda-beda, Bunda.

Nantinya berdasarkan hasil pemeriksaan seluruh jadwal imunisasi yang sudah dilakukan oleh anak, dokter dapat memberikan saran imunisasi susulan atau melanjutkan vaksinasi sesuai jadwal yang tertunda.

Agar anak tidak terlewat jadwal imunisasi, pastikan Bunda memiliki catatan khusus tentang pemberian vaksin anak. Selalu bertanya saat konsultasi ke dokter tentang jadwal imunisasi berikutnya. Jika perlu, buat pengingat jadwal imunisasi anak di ponsel ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online