Jakarta -
Kekaisaran Jepang menjadi salah satu Kerajaan besar di Asia. Kisah yang terjadi di keluarga kerajaan ini kerap kali menjadi sorotan publik, Bunda.
Salah satu cerita yang cukup menjadi perbincangan adalah kisah Permaisuri Masako saat melahirkan anak pertamanya, Putri Aiko. Masako adalah Permaisuri Jepang atau istri dari Kaisar Naruhito.
Permaisuri Masako melahirkan Putri Aiko pada 1 Desember 2001 di Imperial Household Agency Hospital di Tokyo Imperial Palace. Dua tahun sebelum sang putri lahir, Masako sempat dinyatakan hamil namun mengalami keguguran.
Permaisuri Masako sempat keguguran sebelum hamil Putri Aiko
Pada Desember 1999, Masako diketahui hamil anak pertama. Kabar kehamilan ini sangat dinanti rakyat Jepang yang menginginkan pewaris takhta laki-laki. Tak hanya itu, kehamilan Masako ini terjadi setelah enam tahun menikah dengan Naruhito yang saat itu masih menjadi putra mahkota.
Media Jepang saat itu berspekulasi bahwa pihak istana akan segera membuat pengumuman terkait kehamilan Masako. Namun, antisipasi berubah menjadi berita kesedihan ketika pejabat terkait mengumumkan bahwa sang putri mengalami keguguran.
Dalam keterangannya di konferensi pers, pejabat tersebut mengatakan bahwa dokter telah mengeluarkan janin di dalam kandungan Masako setelah tidak mendeteksi denyut jantungnya. Usai menjalani prosedur itu, sang putri dirawat selama semalam di rumah sakit dan ditemani oleh suaminya.
Berita keguguran tersebut merupakan pukulan telak bagi sebuah negara yang saat itu tengah bangkit dari masa resesi dan bencana alam. Belum lagi, pihak kerajaan sangat mendambakan kehadiran anak untuk menjadi pewaris takhta.
"Saya ingin mengatakan betapa besar tekanan yang diberikan kepada putri mahkota oleh sebuah laporan dari surat kabar tertentu yang mengatakan ada bukti [kehamilan] sebelum hasil medis diketahui," kata Kiyoshi Furukawa yang bekerja di bagian rumah tangga putra mahkota, dilansir dari The Guardian.
Hamil setelah mengalami keguguran
Masako dan suaminya Naruhito tak mau berlarut-larut dalam kesedihan setelah kehilangan calon anak pertama mereka. Tak lama setelah Masako mengalami keguguran, ia hamil lagi.
Di kehamilan ini, Naruhito benar-benar mencurahkan perhatiannya ke sang istri. Menurut Direktur Sanno Hospital di Tokyo, Osamu Tsutsumi, Naruhito kerap mendampingi Masako saat menjalani pemeriksaan kehamilan.
Hal tersebut bahkan sempat menuai kritik dari luar istana. Naruhito disebut terlalu sering mendampingi istrinya saat ia memiliki jadwal tugas resmi yang padat. Pada masa itu, tidak biasa bagi seorang suami untuk mendampingi istrinya menjalani pemeriksaan rumah sakit yang berulang.
Tak berbeda dengan sang suami, Masako juga mencurahkan perhatiannya di kehamilan ini. Selama melakukan kunjungan ke dokter, Masako selalu membuat catatan. Ia juga rutin membaca buku panduan untuk ibu hamil hingga disebut menghafal seluruh isinya.
Saat hamil, Masako bahkan rajin melakukan latihan fisik selama 30 menit, Bunda. Demikian seperti dilansir laman The Asahi Shimbun.
Permaisuri Masako dan Kaisar Naruhito bersama Putri Aiko/ Foto: Instagram @kunaicho_jp
Masako dan Naruhito tak ingin mengetahui jenis kelamin anaknya
Tsutsumi mengatakan bahwa ia sempat bertanya kepada Naruhito, apakah dia ingin tahu jenis kelamin anak pertamanya. Namun, Naruhito menolak untuk diberi tahu. Perlu diketahui, menurut undang-undang suksesi Jepang tahun 1947, takhta kerajaan hanya diizinkan untuk diduduki oleh laki-laki.
"Dia mungkin menolak tawaran itu karena mempertimbangkan Masako, tidak ingin membuat kegaduhan di benaknya dengan diberi tahu tentang jenis kelamin bayi itu sebelum lahir," ujar Tsutsumi.
Proses persalinan Masako
Kondisi kehamilan Masako banyak dirahasiakan ke publik, termasuk hari perkiraan lahir (HPL). Tangisan pertama bayi yang baru lahir terdengar pada tanggal 1 Desember 2001, sehari setelah Masako dirawat di rumah sakit.
Masako melahirkan anak pertamanya di usia yang hampir menginjak 38 tahun. Saat itu, usia pernikahannya dengan Naruhito telah menginjak delapan tahun dan enam bulan.
Kelahiran Putri Aiko menjadi kado terindah bagi Masako dan Naruhito, Bunda. Pasangan ini tampaknya tidak mempermasalahkan jenis kelamin anak pertama mereka yang perempuan.
Putri Aiko disebut 'Putri paling kesepian'
Putri Aiko menjadi anak tunggal Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako. Saat ini, usianya sudah menginjak 23 tahun. Meski memiliki garis keturunan 'Raja', Aiko tidak dapat naik takhta karena hukum suksesi di Jepang melarang pewarisan melalui perempuan.
Dikutip dari Daily Express, Aiko hanya tinggal bersama orang tuanya di Istana Kekaisaran di Tokyo. Di sebagian besar hidupnya, Aiko lebih sering menjalani pendidikan di rumah.
Sang putri disebut pernah mengalami masa sulit ketika belajar di sekolah karena kerap di-bully. Ia pun lantas memutuskan untuk hidup terisolasi dari remaja seusianya hingga mendapat julukan 'Putri paling kesepian di dunia'.
Sebagai perempuan bangsawan yang belum menikah, Aiko harus menghadapi tradisi yang membatasinya dalam mencari calon suami. Menurut tradisi, ia hanya diizinkan untuk menikah dengan anggota bangsawan. Namun, mengingat tidak ada lagi bangsawan di Jepang, Aiko disebut berada dalam posisi yang sangat sulit.
Sang putri harus memutuskan apakah akan menikahi seorang rakyat biasa atau mengabdikan diri dengan bekerja di kuil. Bila memutuskan untuk menikahi rakyat biasa, Aiko harus rela kehilangan gelar dan hak istimewanya di Kerajaan.
Demikian kisah Masako Permaisuri Jepang saat melahirkan Putri Aiko.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/pri)