Konsumen Diminta Mewaspadai Pengaburan Bahaya BPA oleh Pakar

1 month ago 21

INFO NASIONAL – Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) mengingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap upaya pengaburan fakta terkait bahaya Bisfenol A (BPA). Ketua KKI, David Tobing, menyoroti maraknya opini yang mengklaim BPA aman tanpa dasar riset ilmiah yang jelas, sehingga berpotensi membingungkan konsumen.

"Kami mencermati ada upaya pengaburan fakta yang sistematis di media massa dan media sosial terkait risiko BPA pada galon guna ulang berbahan polikarbonat. Hal ini membingungkan masyarakat," ujar David, di Jakarta, Jumat, 15 November 2024. 

Padahal, David melanjutkan, pemerintah Indonesia melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah mewajibkan peringatan label bahaya BPA pada galon guna ulang dari plastik jenis polikarbonat. 

Beberapa negara juga telah melarang dan membatasi penggunaan BPA pada produk tertentu. Sebut saja Kanada, Amerika Serikat, Uni Eropa, Australia, dan beberapa negara Asia seperti Malaysia, China, dan Jepang. 

Menurut KKI, klaim yang menyatakan BPA aman sering kali tidak disertai bukti ilmiah yang kredibel. Padahal, berbagai riset menunjukkan potensi bahaya BPA, terutama terhadap kesehatan anak-anak dan keluarga yang mengonsumsi air minum dari galon berbahan polikarbonat dalam jangka panjang. 

“Selaku organisasi yang bergerak dalam perlindungan konsumen, kami sepenuhnya mendukung regulasi BPOM demi kesehatan masyarakat, terutama bagi anak-anak dan keluarga, yang selama bertahun-tahun rutin mengkonsumsi air minum dari galon kemasan polikarbonat yang berpotensi mengandung cemaran senyawa berbahaya BPA,” kata David. 

Peluruhan senyawa berbahaya BPA dari galon guna ulang ke air minum biasanya terjadi karena proses pasca produksi yang tidak tepat. Seringkali kemasan polikarbonat yang didistribusikan oleh produsen galon guna ulang bermerek kepada masyarakat terpapar oleh sinar matahari secara langsung. 

Peraturan BPOM sudah mengatur bahwa galon tidak boleh terpapar sinar matahari langsung. Sebab, paparan suhu yang tinggi pada kemasan air minum polikarbonat dapat meningkatkan risiko peluruhan BPA ke dalam air. 

Selain faktor suhu yang tinggi, terdapat beberapa faktor lain yang berisiko dapat membuat kemasan air berbahan polikarbonat menjadi lebih rentan. Misalnya, banyak galon polikarbonat bermerek masuk ke depot isi ulang, kemudian melalui proses pencucian menggunakan deterjen dan digosok tidak semestinya, kemudian kembali lagi ke pabrik untuk digunakan ulang.

Hal ini diperkuat dengan temuan Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) pada periode 2021-2022 yang mengungkapkan hasil pemeriksaan kandungan senyawa kimia BPA pada galon polikarbonat di sejumlah kota di Indonesia. Hasilnya, ditemukan galon guna ulang di enam daerah yang melebihi ambang batas aman kadar BPA. Keenam daerah tersebut adalah Medan, Bandung, Jakarta, Manado, Banda Aceh, dan Aceh Tengah. 

Adanya simpang siur informasi soal BPA mendorong KKI untuk melakukan riset. Hal ini guna untuk memberikan pencerahan bagi masyarakat tentang isu BPA yang sedang diperbincangkan oleh publik. “Nanti, kami akan publikasi hasilnya,” kata David. (*)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online