Lebih Sehat Mentega atau Minyak Goreng untuk Masak? Ini Kata Pakar

1 day ago 13

Bunda lebih sering pakai minyak goreng atau mentega untuk masak? Mana sebenarnya yang lebih sehat ya? Mari kita simak penjelasan pakar yuk, Bunda.

Saat memasak, pemilihan bahan bukan hanya soal rasa, namun juga berdampak besar terhadap kesehatan. Salah satu perdebatan yang tak kunjung selesai adalah soal mana yang lebih sehat untuk memasak, butter (mentega) atau minyak goreng?

Keduanya sama-sama populer digunakan di dapur, membawa cita rasa dan tekstur khas masing-masing. Namun di balik kelezatan yang ditawarkan, mentega dan minyak goreng sering kali disorot karena kandungan lemak yang dianggap kurang sehat.

Mentega dikenal memberikan rasa gurih dan tekstur lembut yang khas pada makanan. Sementara minyak goreng memberikan kilau serta sensasi kaya di lidah.

Bunda pun mungkin sering bingung. Di satu sisi, mentega disebut-sebut menaikkan kolesterol karena kandungan lemak jenuhnya. Di sisi lain, minyak goreng, terutama yang sudah melalui proses pengolahan tinggi, sering dianggap menyumbang lemak tidak sehat tanpa memberikan tambahan rasa berarti.

Jadi, manakah yang sebenarnya lebih baik untuk tubuh kita? Menurut ahli gizi, Rupali Datta, baik mentega maupun minyak goreng perlu digunakan dengan bijak.

“Rekomendasi konsumsi lemak jenuh (dari mentega atau minyak goreng) kurang dari 7 persen dari total kalori harian,” ujar Datta, mengutip NDTV.

Mari bahas mengenai konsumsi mentega dan minyak goreng saat memasak. Mana sebenarnya yang lebih sehat?

Apa itu mentega untuk masak?

Butter atau mentega adalah produk olahan susu yang dibuat dari krim melalui proses pengadukan (churning). Di dalamnya terdapat lemak jenuh yang sebenarnya dibutuhkan tubuh untuk produksi hormon dan penyerapan vitamin yang larut dalam lemak, seperti vitamin A, D, E, dan K.

Meski demikian, konsumsi mentega secara berlebihan bisa menyebabkan peningkatan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah yang berisiko memicu penyakit jantung. Sejumlah studi, termasuk dari Harvard Public Health, mengaitkan lemak jenuh dalam butter dengan meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular.

Apa itu minyak sayur untuk masak?

Sebaliknya, minyak nabati atau sayur (vegetable oil) berasal dari sumber tumbuhan seperti biji, kacang, dan buah. Kandungan utamanya adalah lemak tak jenuh, baik tunggal maupun ganda, yang dikenal lebih ramah untuk jantung serta dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat.

Meski begitu, tidak semua minyak sayur tercipta sama. Proses ekstraksi dan pemurnian dapat mengurangi nilai gizi minyak tersebut. Bahkan beberapa minyak yang kaya omega-6 jika dikonsumsi secara berlebihan bisa memicu peradangan dalam tubuh.

Mentega vs minyak goreng, mana lebih sehat untuk memasak?

Jika dilihat dari teknik memasak, mentega dan minyak goreng punya kelebihan masing-masing. Untuk menumis atau memberi lapisan renyah pada daging, mentega memberikan aroma dan rasa khas yang sulit tergantikan.

Meski demikian, mentega memiliki smoke point (titik asap) yang rendah sehingga kurang cocok untuk menggoreng dalam suhu tinggi. Sementara minyak goreng, terutama yang berasal dari bunga matahari, kanola, atau jagung, memiliki titik asap tinggi, cocok untuk teknik memasak seperti deep-frying atau stir-fry.

Dari sisi kesehatan, American Heart Association menganjurkan penggunaan minyak nabati dengan kandungan lemak tak jenuh lebih tinggi untuk penggunaan sehari-hari guna menjaga kesehatan jantung.

Mentega lebih disarankan untuk membuat kue

Mentega atau butter memberikan rasa creamy dan tekstur yang renyah atau crumbly pada kue. Sementara minyak membantu menghasilkan tekstur lembut.

Banyak baker yang bahkan menggabungkan keduanya untuk menyeimbangkan rasa dan tekstur. Untuk resep dingin seperti dressing salad, minyak goreng (terutama minyak zaitun atau canola) lebih cocok karena tidak mengeras seperti butter dalam suhu ruang.

Sedangkan untuk olesan atau icing, butter tetap menjadi favorit karena mampu memberikan tekstur lembut dan rasa yang kaya. Kendati demikian, institusi seperti Mayo Clinic tetap menyarankan penggunaan minyak nabati dalam resep tanpa pemanasan sebagai pilihan yang lebih sehat.

Pilih sesuai kebutuhan dan tujuan kesehatan

Pada akhirnya, tidak ada jawaban mutlak siapa pemenangnya dalam pertarungan antara mentega dan minyak goreng. Keduanya punya peran penting, tergantung metode masak dan hasil yang diinginkan.

Mentega adalah sumber lemak jenuh, sedangkan minyak nabati kaya lemak tak jenuh. Untuk anak-anak yang sedang tumbuh, kombinasi mentega dan minyak bisa menjadi pilihan sehat.

Berbeda untuk orang dewasa, asupan lemak jenuh juga berasal dari daging, kacang, dan lainnya. Jadi, penggunaannya perlu dilakukan dengan bijak.

Bahkan dalam resep kompleks, chef bisa menggunakan tiga jenis lemak sekaligus; olive oil untuk memanggang, butter agar memiliki rasa yang kaya, dan minyak wijen demi aroma khas. Kuncinya bukan pada hasil akhir yang berminyak, melainkan harmoni rasa dan aroma dari setiap jenis lemak yang digunakan.

Dengan kata lain, pilihlah bahan lemak berdasarkan fungsi masak, rasa yang ingin dihasilkan, dan tentu saja, pertimbangkan kondisi kesehatan pribadi. Moderasi dan variasi tetap menjadi kunci utama dalam menciptakan hidangan yang lezat sekaligus menyehatkan.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(som/som)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online