Makin Banyak Perempuan Pilih Aplikasi ketimbang Kontrasepsi untuk Tunda Kehamilan, Alasannya..

16 hours ago 4

Jakarta -

Penggunaan aplikasi kesuburan untuk merencanakan kehamilan atau menunda kehamilan semakin populer, terutama di kalangan perempuan muda. Fenomena ini semakin meningkat, dengan banyak perempuan memilih aplikasi daripada menggunakan alat kontrasepsi tradisional seperti pil KB atau kondom. 

Aplikasi pelacakan kesuburan adalah pilihan relatif baru yang digunakan beberapa orang. Aplikasi ini menggunakan pengukuran seperti suhu tubuh untuk memprediksi ovulasi sehingga pengguna tahu kapan dia kemungkinan besar bisa hamil setiap bulan atau siklus menstruasi dan dapat menghindari hubungan seksual atau menggunakan kondom pada hari-hari tersebut.

Mengutip laman BBC, Dr. Paula Baraitser direktur medis dari penyedia layanan kesehatan seksual gratis mengatakan beberapa pasien yang dia temui beralih ke aplikasi setelah kesulitan dengan pengobatan hormonal seperti pil. Menurutnya, minum pil hormon dapat mengubah tubuh dan setiap orang memiliki respons yang sangat berbeda, baik positif maupun negatif. 

"Sebagai contoh, estrogen sering mengurangi jerawat dan metode hormonal kombinasi, seperti pil kombinasi, plester, atau cincin, membantu mengontrol perdarahan. Di sisi lain, beberapa orang mungkin mengalami perubahan suasana hati atau perubahan libido mereka." kata Dr. Paula Baraitser direktur medis dari penyedia layanan kesehatan seksual gratis dikutip dari laman BBC. 

Dr. Baraitser mengatakan bahwa proses ini bisa berupa percobaan dan kesalahan, berpindah-pindah antara metode sampai menemukan yang cocok.

Alasan pakai aplikasi pelacak kesuburan

Berikut ini rangkuman pengalaman beberapa perempuan yang memilih menggunakan aplikasi ketimbang alat kontrasepsi untuk tunda kehamilan.

1. Kesejahteraan mental meningkat

Georgia, berusia 25 tahun dan berasal dari Bristol, mengaku telah menggunakan aplikasi pelacakan kesuburan selama tujuh bulan terakhir. Dia mengatakan kesejahteraan mentalnya meningkat secara signifikan setelah berhenti menggunakan pil, yang telah dia konsumsi selama sekitar satu dekade.

"Mood saya jadi sering tidak baik dan kadang kehilangan kendali. Setelah memutuskan untuk berhenti menggunakan pil, saya merasakan perbedaan besar dalam kemampuan untuk mengatur emosi, bagaimana perasaan saya tentang hidup dan tentang diri sendiri," kata Georgia.

Selain itu, Georgia juga sudah mencoba menggunakan kontrasepsi IUD tembaga, tetapi mengalami perdarahan berat yang membuatnya ragu untuk melanjutkan. Di samping itu, dia mengalami perubahan hormon tubuhnya sehingga memutuskan untuk tidak memakai IUD tembaga. 

"Saya sudah mengalami periode yang berat, jadi beralih ke sesuatu yang bisa memperburuknya terasa salah. Saya sadar bahwa dalam waktu yang lama saya telah mengubah hormon tubuh saya. Itu sangat mengganggu dan saya tidak ingin melanjutkannya".

2. Pilihan yang lebih baik untuk perempuan

Freya, yang berusia 26 tahun, berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal untuk melihat apakah hal itu dapat membantu kesehatan mentalnya. Dan Freya akan menggunakan kondom setelah melihat aplikasi kalau dia berisiko hamil jika berhubungan badan. 

"Saya telah menggunakannya sejak berusia 15 tahun, jadi saya tidak benar-benar mengetahui diri sendiri tanpa itu. Saya memilih untuk menggunakan kondom pada saat aplikasi mengatakan saya akan berisiko hamil," tuturnya.

Selain itu, dia mengatakan pengalaman ini membuatnya enggan menggunakan kontrasepsi alami lagi karena risikonya terasa terlalu banyak.

Hal yang perlu dipertimbangkan saat pakai aplikasi

Tren penggunaan aplikasi untuk merencanakan kehamilan atau menunda kehamilan menunjukkan peningkatan yang signifikan di kalangan perempuan, tapi ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:

  1. Ada banyak aplikasi, tetapi hanya satu aplikasi kesuburan yang berlisensi untuk penggunaan kontrasepsi di Inggris.
  2. Pelacak periode tidak sama dan belum dirancang untuk memprediksi kapan Bunda ovulasi atau masuk masa subur.
  3. Jika Bunda memiliki siklus yang sangat tidak teratur, aplikasi mungkin akan lebih sulit memprediksi kesuburan.
  4. Bunda harus mengikuti instruksi aplikasi dengan benar agar dapat seakurat mungkin.
  5. Jika memantau suhu tubuh, Bunda perlu mendapat suhu yang benar-benar tepat.

Saran untuk penggunaan aplikasi pelacak kesuburan

Dr. Baraitser menjelaskan setelah ovulasi, suhu tubuh akan naik tetapi hanya sedikit sekali. Oleh karena itu, Dr. Baraitser menyarankan saat menggunakan aplikasi, Bunda harus mengukur suhu tubuh kapan pun aplikasi memberi tahu.  Tapi jika Bunda sibuk bekerja di malam hari dan sibuk mengurus anak, mungkin aplikasi ini sulit dilakukan untuk mengetahui masa subur Bunda. 

"Setiap hari harus melakukannya sebelum keluar dari tempat tidur di pagi hari dan sebelum makan atau minum apapun. Jika  Bunda memiliki kehidupan yang sibuk, bekerja malam, atau memiliki anak kecil, ini mungkin sulit dilakukan," tutur Dr. Baraitser. 

Dr. Baraitser mengatakan teknologi baru yang memantau suhu secara terus-menerus seperti suhu pergelangan tangan yang diukur oleh jam tangan pintar dapat membantu memberi tahu kapan sebaiknya berhubungan seks dan kapan tidak. 

"Anda yang harus mengingat dan bertindak berdasarkan saran tersebut," tuturnya. 

Itulah alasan semakin banyak perempuan lebih memilih menggunakan aplikasi ketimbang alat kontraseopsi untuk tunda kehamilan ya Bun.  Meski aman tapi Bunda harus memperhatikan hal yang perlu diperhatikan dan saran-saran saat menggunakan aplikasi ya Bunda. 

Semoga informasinya bermanfaat. 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online