MBG Tetap Berjalan selama Ramadan, Ini Kata Istana dan BGN

4 hours ago 1

PEMERINTAH memastikan program Makan Bergizi Gratis atau MBG tetap berjalan selama Ramadan, dengan menyesuaikan jadwal libur sekolah sesuai Surat Edaran Bersama (SEB) 3 Menteri Nomor 2 Tahun 2025 tentang Pembelajaran di Bulan Ramadan Tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi. Surat edaran tersebut ditandatangani oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Menteri Agama Nasaruddin Umar.

Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Dedek Prayudi mengatakan distribusi MBG akan dihentikan sementara selama libur sekolah, yakni dari 27 Februari hingga 5 Maret dan kembali berjalan pada Kamis, 6 Maret 2025. “Program ini juga akan berhenti saat libur Lebaran, dari 26 Maret hingga 8 April, dan kembali berlanjut pada 9 April 2025,” kata dia di Jakarta, Senin, 3 Maret 2025, seperti dikutip dari Antara.

Untuk siswa yang berpuasa, Badan Gizi Nasional (BGN) telah menyesuaikan konsep MBG agar tetap memenuhi angka kecukupan gizi (AKG). Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) akan menyediakan menu khusus Ramadan, seperti susu, telur rebus, biskuit, buah-buahan, dan kurma.

Makanan akan dikemas dalam kantong yang bisa dibawa pulang, dengan menerapkan konsep zero waste atau tanpa limbah, di mana siswa membawa kembali kantong mereka untuk digunakan kembali. Bagi siswa yang tidak berpuasa, MBG tetap dibagikan seperti biasa, tetapi mereka akan mengonsumsi makanan di ruangan terpisah agar tetap menghormati suasana Ramadhan. “Program MBG mengikuti semangat Ramadan Tenang dan Menyenangkan, sehingga pendistribusiannya mengakomodasi kebutuhan semua siswa,” kata Dedek.

Hingga 24 Februari 2025, MBG telah menjangkau sekitar 2 juta siswa dari tingkat PAUD hingga SMA. Saat ini, terdapat 726 SPPG yang beroperasi di 38 provinsi, memastikan setiap siswa mendapatkan asupan gizi yang seimbang selama Ramadan.

BGN: MBG Berjalan Normal di Daerah yang Mayoritas Warganya Tak Berpuasa

Kepala BGN Dadan Hindayana menyatakan MBG tetap berjalan normal di daerah yang mayoritas masyarakatnya tidak menjalankan ibadah puasa Ramadan 2025. Pada Ramadan ini, kata dia, pelayanan sangat tergantung daerah mana yang lebih banyak warganya berpuasa, mana yang tidak berpuasa. “Untuk tahap awal ini, mekanismenya di daerah yang mayoritas puasa, makanannya dibawa pulang untuk buka, kemudian untuk daerah-daerah yang nanti teridentifikasi lebih banyak yang tidak puasa, pelayanannya akan normal seperti biasa,” ujarnya di Jakarta, Senin.

Saat ditemui setelah rapat koordinasi bersama Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan atau Zulhas, Dadan juga menyarankan SPPG di daerah-daerah yang mayoritas penduduknya muslim untuk menyelenggarakan minimal satu kali buka puasa bersama.

Dadan juga memastikan menu MBG untuk berbuka puasa terbuat dari bahan-bahan yang tahan lama sehingga tidak basi dan layak dikonsumsi. “Dibagikan saat pulang sekolah, kemudian dibawa pulang, dimakan pada saat buka. Besoknya (saat sekolah), kantong dibawa lagi untuk ditukar dengan makanan baru, sehingga tidak menimbulkan sampah,” ucapnya.

BGN belum menentukan daerah-daerah yang akan menerapkan skema normal MBG selama Ramadan. Dadan mengatakan SPPG masih mengecek daerah mana saja yang penduduknya mayoritas tidak berpuasa.

BPOM Jamin Menu MBG Tak Basi saat Buka Puasa

Adapun Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar memastikan menu MBG aman dibawa pulang dan dikonsumsi oleh siswa selama Ramadan. Dia mengatakan sudah ada pertimbangan terhadap masing-masing komponen makanan yang akan disajikan.

Taruna menekankan tidak masalah jika anak-anak sekolah ingin membawa pulang sajian MBG yang mereka terima untuk dikonsumsi pada sore hari. “Karena kami sudah hitung, seharusnya tidak terjadi proses degradasi daripada produk tersebut,” kata Taruna saat ditemui di gedung BPOM, Jakarta Pusat, Selasa, 4 Maret 2025.

BPOM berperan membekali pengetahuan tentang keamanan pangan kepada Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), yang nantinya mendampingi SPPG dalam menyajikan MBG. BPOM adalah bagian dari sejumlah kementerian dan lembaga yang bakal bekerja sama membantu BGN menjalankan MBG.

Taruna menjelaskan tiap produk makanan mulai dari daging hingga sayuran memiliki masa kedaluwarsa. Karena itu, BPOM dan BGN akan memastikan masing-masing komponen makanan tidak akan dicampur guna mencegah basi. “Misalnya, kalau dia (siswa) bawa pulang, tentu sayur tidak dicampur dengan nasi, tidak dicampur dengan ini, masing-masing dipisah-pisahkan mungkin lewat kontainer khusus,” katanya.

Dia menambahkan para siswa yang berpuasa tidak akan dipaksa membatalkan puasa demi memakan MBG yang diberikan di sekolah. “Jadi tidak apa-apa dibawa pulang, dan itu tidak ada masalah,” ujar dia.

Nabiila Azzahra dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Reaksi Mensesneg dan Wamendagri atas Pelaporan Dugaan Korupsi Retret Kepala Daerah ke KPK

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online