INFO NASIONAL – Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta terus memperkuat perannya meningkatkan perekonomian Indonesia dengan mencatatkan nilai ekspor sebesar US$ 11,08 miliar pada 2023. Nilai ekspor itu membawa DKI Jakarta di posisi ke-9 secara nasional.
Selain itu, DKI Jakarta juga memiliki estimasi jumlah eksportir terbesar kedua di Indonesia dengan 3.296 eksportir. Data ini menunjukan peran strategis DKI Jakarta dalam perdagangan internasional dan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Market Intelligence & Leads Management Chief Specialist Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Rini Satriani memproyeksikan pertumbuhan ekspor Jakarta akan mengalami peningkatan sebesar 3,5 persen pada 2024 dan 4,4 persen pada 2025.
Pertumbuhan ini didorong oleh keunggulan produk manufaktur DKI Jakarta yang mendominasi ekspor ke lebih dari 209 negara, dengan fokus pada komoditas unggulan seperti mesin dan peralatan mekanis sebesar 13,90 persen, perlengkapan elektronik 11,05 persen, serta kendaraan dan suku cadang 8,04 persen.
“Jakarta salah satu tulang punggung nasional dengan jumlah eksportir lebih dari 3.200 pelaku usaha yang mayoritas telah konsisten melakukan ekspor 5 tahun terakhir,” ujarnya.
Menurutnya, masih ada peluang potensi ekspor produk unggulan DKI Jakarta seperti produk kecantikan & wewangian dengan potensi sebesar Rp22,12 triliun, produk farmasi sebesar Rp9,61 triliun, dan produk Ikan, Krustasea & Moluska sebesar Rp72,68.
Menyadari pentingnya peran DKI Jakarta dalam perekonomian nasional, LPEI terus mendukung dan mengembangkan potensi ekspor di Provinsi DKI Jakarta melalui penyelenggaraan kembali forum pertemuan yang melibatkan eksportir unggulan DKI Jakarta lewat acara "LPEI Export Forum: Bedah Pasar Ekspor Produk Unggulan DKI Jakarta" pada Kamis, 15 Agustus 2024.
Acara ini digelar untuk meningkatkan ekspor DKI Jakarta dengan memberikan export outlook di DKI Jakarta, sehingga pelaku ekspor dapat memahami prospek pasar yang membuka peluang ekspor.
Kegiatan ini diselenggarakan LPEI bersama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi DKI Jakarta. Forum ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga keuangan dalam memanfaatkan peluang ekspor serta memperkuat daya saing produk unggulan daerah.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo mengatakan DKI Jakarta berhasil meningkatkan nilai ekspor melalui kerja keras dan kolaborasi yang telah terjalin antara berbagai pihak.
“Nilai ekspor DKI Jakarta semester 1 2024 mencapai US$ 5.669,96 juta, lebih tinggi dibandingkan ekspor periode sama tahun lalu,” katanya.
Menurut Ratu, kinerja ekspor DKI Jakarta pada 2024 yang cenderung lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya sejalan dengan upaya DKI Jakarta untuk menjadi kota cerdas yang mendorong terciptanya pusat aktivitas ekonomi, bisnis serta mendukung visi Jakarta sebagai kota global.
Direktur Pelaksana Pengembangan Bisnis LPEI, Maqin U. Norhadi mengatakan, LPEI telah mendampingi ribuan usaha kecil dan menengah atau UKM untuk ekspor dan menembus pasar global.
“Hingga saat ini, LPEI telah berhasil membantu pelaku usaha Indonesia menembus pasar di 134 negara, dan kami siap mendampingi ekspor pelaku usaha ke negara-negara lainnya.”
Beberapa negara tujuan ekspor utama DKI Jakarta di antaranya adalah Singapura dengan 23,07 persen, Tiongkok 16,58 persen dan Jepang 13,18 persen. Ekspor ini didukung oleh lebih dari 52 ribu buyer dari berbagai negara, dengan 36 persen di antaranya merupakan buyer loyal.
Keberhasilan ini menunjukkan tingginya kepercayaan dan daya saing produk-produk asal Jakarta di pasar global, serta potensi besar untuk terus memperluas jangkauan ekspor ke lebih banyak negara.
Chief of Region LPEI, Anton Herdiyanto menjelaskan, LPEI senantiasa memberikan dukungan kepada pelaku usaha berorientasi ekspor sehingga mampu meningkatkan kapasitas dan kapabilitas usaha mereka agar berani mendunia.
“Kami berkomitmen untuk terus mendukung pelaku usaha dalam mengoptimalkan potensi ekspor, termasuk dengan menyediakan solusi pembayaran yang efektif sehingga dapat meningkatkan kapabilitas pelaku usaha ekspor di Indonesia,” kata Anton. (*)