Jakarta -
Darah istihadhah adalah salah satu jenis perdarahan yang sering membuat perempuan bingung, terutama yang berhubungan dengan ibadah. Apalagi jika darah tersebut keluar berdekatan dengan haid, perempuan bisa salat atau tidak dengan adanya darah? Yuk lebih mengenal darah istihadhah, ciri-ciri beserta bedanya dengan darah haid dan nifas.
Darah istihadhah berbeda dengan darah haid atau nifas. Bahkan darah istihadhah memiliki ciri-ciri dan hukum tersendiri. Berapa lama darah istihadhah keluar?
Menurut pandangan ulama, darah istihadhah bisa keluar dalam waktu yang bervariasi, tidak ada batasan pasti berapa lama darah istihadhah akan keluar. Dan tidak ada cara khusus untuk menghentikan darah istihadhah.
Apa itu darah istihadhah?
Apa itu darah istihadhah? Darah istihadhah memang berbeda dari darah haid atau nifas, meski keduanya termasuk jenis perdarahan yang keluar dari organ reproduksi perempuan.
Dalam ajaran agama Islam, memahami darah istihadhah dengan tepat dapat menjadi fondasi dalam memahami ketentuan syariat Islam yang berhubungan dengan ibadah, seperti salat dan puasa. Salah satu yang membedakan antara darah istihadhah, darah haid, dan nifas adalah konteks penyebab dan karakteristiknya.
Menurut buku Shalatul Mu'min, Buku Induk Shalat (HC) oleh Kasimun bahwa kata istihadhah (al-istihadhah) secara bahasa merupakan darah sebagaimana darah lainnya dan bukan darah haid.
Sedangkan secara syar'i, istihadhah berarti darah yang keluar secara terus-menerus dari farji kaum perempuan di luar hari-hari haid, karena darah penyakit atau gangguan urat pada mulut rahim.
Ciri-ciri darah istihadhah
Berikut ciri-ciri darah istihadhah yang perlu Bunda ketahui:
1. Warna darah
Warna darah haid biasanya merah gelap dan baunya menyengat, sedangkan darah istihadhah berwarna merah biasa dan tidak berbau busuk.
Merujuk Hadits Riwayat Bukhari, darah istihadhah biasanya berwarna kuning kecokelatan dengan ciri khas tidak bau. Ini berbeda dengan darah haid yang baunya bahkan kadang agak menyengat.
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ قَالَ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ أُمِّ عَطِيَّةَ قَالَتْ كُنَّا لَا نَعُدُّ الْكُدْرَةَ وَالصُّفْرَةَ شَيْئًا
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id berkata, telah menceritakan kepada kami Isma'il dari Ayyub dari Muhammad dari Ummu 'Athiyyah berkata, "Kami tidak menganggap warna keruh dan kekuningan sebagai sesuatu dari haid.“ (Hadits Riwayat Bukhari, nomor 315)
2. Konsistensi
Darah istihadhah lebih encer dan tidak menggumpal seperti darah haid.
3. Durasi
Darah haid merupakan darah sehat alami yang keluar secara teratur dalam masa tertentu. Sedangkan darah istihadhah adalah darah yang keluar karena penyakit atau adanya gangguan serta tidak keluar secara rutin. Bahkan keluarnya darah istihadhah bisa berlangsung lama, hingga berminggu-minggu.
4. Tidak disertai gejala haid
Perempuan ketika mengalami haid biasanya disertai berbagai gejala, seperti kram perut dan nyeri haid. Namun pada saat keluarnya darah istihadhah, tidak disertai gejala seperti haid
Yang termasuk kategori darah istihadhah
Berikut beberapa jenis darah yang termasuk istihadhah:
1. Darah sebelum usia 9 tahun
Gadis yang berusia minimal 9 tahun dianggap usia mendapatkan menstruasi. Akibatnya, pendarahan apa pun yang terlihat sebelum usia 9 tahun dianggap sebagai darah yang tidak sah, melainkan darah istihadhah karena belum masuk usia baligh.
2. Darah menopause
Perempuan yang sudah menopause (biasanya di atas usia 50 tahun) dan mengalami perdarahan termasuk dalam kategori istihadhah.
Seorang perempuan dinyatakan menopause pada usia 55 tahun dalam madzhab Hanafi. Karena itu, setiap keputihan berwarna dari seorang perempuan yang berusia di atas 55 tahun lunar dianggap istihadhah.
3. Darah yang keluar di masa suci dari haid
Jika perempuan mengeluarkan darah di luar siklus haid yang biasa, misalnya di antara dua periode haid, itu dianggap sebagai darah istihadhah.
Dilansir dari Islamqa, perempuan harus merujuk pada menstruasi yang teratur yang biasa dia alami, dan selama waktu itu dia harus berhenti salat dan tunduk pada hukum haid, dan apa pun yang lain adalah istihadhah, dan dia tunduk pada hukum istihadhah pada saat itu.
Misalnya perempuan yang biasanya haid selama 6 hari di awal setiap bulan, kemudian mengalami istihadhah, mengeluarkan darah terus-menerus maka haidnya adalah enam hari pertama setiap bulan. Darah yang keluar lebih dari 6 hari adalah istihadhah.
Berdasarkan hadits Aisyah radhiyallahu ‘anhu yang menyebutkan bahwa Fatimah binti Abi Hubaysh berkata: "Wahai Rasulullah, aku sedang istihadhah dan tidak pernah suci, apakah aku harus berhenti shalat? Beliau berkata: 'Tidak, itu urat. Akan tetapi, berhentilah shalat untuk menghitung hari-hari yang telah kamu lalui ketika haid, lalu mandi dan shalatlah.' (HR. Al-Bukhari).
Berdasarkan hal tersebut, perempuan yang sedang istihadhah hendaknya berhenti shalat untuk menghitung hari-hari haid, lalu mandi dan shalatlah, dan jangan khawatir dengan darah yang keluar saat itu.
4. Darah yang keluar sebelum melahirkan
Jika Bunda mengeluarkan darah sebelum proses melahirkan, tetapi bukan sebagai tanda persalinan maka itu termasuk dalam darah istihadhah.
5. Darah lemah
Darah yang keluar dalam jumlah sedikit dan tidak memenuhi kriteria darah haid atau nifas juga dianggap sebagai darah istihadhah.
Perbedaan istihadhah dengan darah haid atau nifas
Menilik berbagai sumber, berikut cara membedakan darah istihadhah dengan darah haid dan nifas. Simak selengkapnya, Bunda.
1. Warna dan aroma
Darah haid berwarna merah kehitam-hitaman dengan aroma yang menyengat, sedangkan darah istihadhah berwarna merah biasa dan tidak berbau busuk.
2. Periode waktu
Darah haid biasanya berlangsung 3-7 hari, sementara darah istihadhah bisa lebih lama.
3. Tempat keluar darahnya
Darah haid keluar dari bagian rahim paling dalam, sedangkan darah istihadhah keluar dari mulut rahim, tepatnya dari urat.
4. Tidak memiliki batasan umur
Batasan darah haid biasanya dari usia 12 sampai usia menopause, sedangkan darah istihadhah tidak mengenal usia, bisa muncul di usia 9 tahun, 50 tahun atau kapan saja.
5. Hukum ibadah
Perempuan yang mengalami haid atau nifas dilarang melaksanakan ibadah seperti shalat dan puasa, sedangkan perempuan istihadhah tetap wajib beribadah setelah membersihkan diri.
Tata cara ibadah bagi perempuan beristihadhah
Perempuan yang sedang istihadhah tetap wajib menjalankan ibadah wajibnya meskipun mengalami pendarahan vagina.
Berikut tata cara ibadah pada perempuan yang beristihadhah.
- Bersuci: Bunda tetap harus bersuci sebelum beribadah solat, Bunda harus membersihkan area kemaluan dan mengganti pembalut.
- Wudhu: Sebelum salat, Bunda harus tetap melakukan wudhu karena darah yang keluar dianggap membatalkan wudhu.
- Kenakan pembalut: Gunakan pembalut untuk mencegah darah keluar dan mengotori pakaian.
Hukum beribadah saat keluar darah
Perempuan yang mengalami istihadhah tetap wajib melaksanakan ibadah seperti shalat dan puasa. Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan Aisyah RA, dengan Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa darah istihadhah tidak menghalangi perempuan untuk beribadah.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)