Jakarta -
Bunda mungkin bertanya-tanya apakah sindrom anak kedua benar-benar ada. Ya, selama bertahun-tahun, ada anggapan yang tersebar luas bahwa anak kedua atau anak tengah tidak menerima tingkat perawatan yang sama seperti anak tertua atau termuda dalam keluarga. Fenomena ini dikenal sebagai sindrom anak kedua.
Sindrom anak kedua adalah kepercayaan bahwa anak tengah dikecualikan, diabaikan, atau bahkan diabaikan sepenuhnya karena urutan kelahiran mereka. Menurut cerita orang-orang, beberapa anak mungkin memiliki kepribadian dan karakteristik hubungan tertentu sebagai akibat menjadi anak tengah.
Kenapa ada istilah ini? Singkatnya, dikutip dari Healthline, pada tahun 1964, seorang dokter dan psikoterapis bernama Alfred Adler mengembangkan sebuah teori tentang pentingnya urutan kelahiran pada perkembangan kepribadian.
Dalam teorinya, dokter tersebut mengklaim bahwa meskipun anak-anak mungkin dilahirkan dalam rumah tangga yang sama, urutan kelahiran mereka sangat memengaruhi perkembangan psikologis mereka.
Menurut teori urutan kelahiran Adler, seorang anak mungkin memiliki beberapa karakteristik kepribadian, tergantung pada urutan kelahiran mereka. Misalnya:
- Anak tertua lebih otoriter dan merasa sangat berkuasa karena harapan tinggi yang sering ditetapkan oleh orang tua.
- Anak bungsu diperlakukan seperti bayi manja dan tidak pernah bisa lebih tinggi dari saudara kandung lainnya.
- Anak tengah atau anak kedua memiliki sifat yang tenang, tetapi sulit menyesuaikan diri karena diapit oleh saudara yang lebih muda dan lebih tua.
Teori ini kemudian membuka jalan bagi penelitian lebih mendalam tentang bagaimana urutan kelahiran memengaruhi perkembangan psikologis seseorang. Nah, bagaimana dengan riset terbaru mengenai sindrom anak kedua ini?
Dikutip dari Motherly, sebuah studi skala besar baru yang diterbitkan di PNAS pada bulan Desember 2024 meneliti bagaimana urutan kelahiran dan ukuran keluarga dapat berperan. Ditemukan bahwa anak tengah menonjol dalam sifat-sifat seperti kebaikan dan kerja sama.
Peneliti Michael C. Ashton dan Kibeom Lee menganalisis data dari lebih dari 700.000 peserta untuk meneliti bagaimana sifat-sifat kepribadian seperti kebaikan, kerendahan hati, dan keterbukaan berbeda di antara urutan kelahiran dan ukuran keluarga.
Salah satu hasilnya menyebut bahwa anak tengah unggul dalam kebaikan dan kerja sama tim. Misalnya, anak tengah mungkin menjadi orang yang memediasi pertengkaran saudara kandung atau berbagi mainan tanpa diminta, yang mencerminkan bakat mereka dalam berkompromi dan bekerja sama.
Peneliti percaya bahwa tumbuh bersama saudara kandung menciptakan banyak sekali kesempatan untuk mempraktikkan kompromi dan kerja sama tim, keterampilan yang secara alami menumbuhkan sifat-sifat kerja sama ini.
Kualitas unggulan anak kedua lainnya
Terlepas dari bagaimana anak kedua itu dipandang, mereka akan belajar cara bertindak, berteman, dan menjadi diri sendiri dengan memperhatikan saudara kandung atau teman sebaya mereka. Namun, tampaknya status mereka juga dapat mendorongnya untuk unggul.
Hal ini mungkin muncul karena anak kedua merasa lebih rendah dibandingkan dengan saudara mereka yang lebih tua atau lebih muda.
Sebagai anak kedua, mereka mungkin bukan seorang perfeksionis, tetapi mereka mungkin lebih terbuka untuk mengambil risiko dan ide-ide baru. Dalam penelitian, 85 persen anak kedua atau anak tengah menunjukkan keterbukaan tersebut, dibandingkan dengan 50 persen anak sulung.
Anak kedua mungkin lebih terampil dalam persuasif dan berdebat. Mereka mungkin dapat melihat lebih dari satu sisi argumen, yang membuat mereka berempati. Beberapa anak kedua mengklaim bahwa keberhasilan mereka sebagian disebabkan oleh kemampuan mereka untuk berkompromi.
Tips untuk orang tua dalam mengasuh anak kedua
Ilustrasi tips orang tua dalam mengasuh anak kedua/Foto: Getty Images/filadendron
Anak kedua terkadang merasa diabaikan atau tidak diperhatikan, tetapi dengan sedikit perhatian ekstra, mereka dapat berkembang. Berikut beberapa kiat untuk membantu mencegah sindrom anak kedua seperti dikutip dari Mom Junction:
1. Perhatikan kebutuhan masing-masing anak
Seperti yang kita ketahui, membandingkan adalah sesuatu yang membuat anak-anak tidak suka. Bahkan sebagai orang dewasa, kita tidak suka perbandingan yang tidak menyenangkan. Saudara kandung mungkin sangat sensitif terhadap perbandingan.
Jika menghargai perilaku anak-anak yang lain, Bunda dapat menunjukkan kepada anak kedua cara yang benar untuk melakukan sesuatu. Pastikan tidak memberi petunjuk siapa yang melakukannya dengan lebih baik. Beri mereka waktu untuk belajar dan juga berikan feedback.
Misalnya, seperti melibatkan anak yang lebih tua dalam pengambilan keputusan keluarga, perhatikan juga pendapat anak tengah. Diskusikan hal-hal untuk membuat mereka merasa dihargai.
2. Jangan memanjakan anak secara berlebihan
Meskipun memberi anak perhatian penting, karena akan membuat mereka merasa dihargai, memberikan perhatian secara berlebihan dapat berdampak negatif pada semua saudara kandung. Anak kedua mungkin merasa tersisih jika menuruti keinginan anak pertama.
3. Jadilah pendengar, bukan hakim
Dengarkan apa yang anak katakan. Jangan abaikan pertanyaan atau antusiasme yang mungkin mereka tunjukkan.
Di usia yang masih muda ini, mereka akan meminta bantuan dan orang tua harus ada untuk mendukungnya. Jangan remehkan apa pun sebagai hal yang bodoh atau tidak beralasan. Hal ini dapat membangun hubungan orangtua-anak yang sehat, Bunda.
4. Biarkan mereka berbeda
Bayangkan anak pertama adalah juara dalam olahraga atau kegiatan dan Bunda ingin anak tengah mengikuti jejak kakaknya. Bukankah itu hanya memberinya banyak tekanan?
Ini tidak hanya akan memengaruhi moralnya tetapi juga harga dirinya. Biarkan mereka memilih jalan mereka sendiri dan kita membimbing serta memotivasi mereka seterusnya.
5. Sering bermain bersama
Abadikan momen dan kenangan anak-anak dan beri tahu mereka betapa masing-masing dari mereka istimewa. Perhatikan anak kedua dan tunjukkan padanya saat-saat ia gagal dan berhasil. Bermainlah bersama dan jadilah bagian penting dalam hidupnya untuk mempererat hubungan orangtua-anak, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)