Mengenal Terapi Integrasi Sensorik untuk Tumbuh Kembang Anak

1 day ago 12

Memantau tumbuh kembang anak dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya melalui dengan mengamati perkembangan integrasi sensorik anak.

Integrasi sensorik atau pemrosesan sensorik adalah cara mengumpulkan dan memproses informasi tentang dunia di sekitar kita melalui indera kita. Integrasi sensorik bukan hanya indera penglihatan, penciuman, pengecapan, sentuhan, atau pendengaran, tetapi juga bagaimana tubuh kita berorientasi dan bergerak di ruang.

Mengutip Healthline, integrasi sensorik terdiri dari 8 sistem total, tetapi ada tiga sistem sensorik yang paling terpengaruh secara negatif ketika seseorang memiliki tantangan dengan pemrosesan sensorik:

  • Sistem taktil: Sistem ini bertanggung jawab untuk mengenali sensasi sentuhan, seperti tekanan atau suhu, melalui kulit.
  • Sistem proprioseptif: Sistem ini bertanggung jawab untuk memberi tahu kita di mana kita berada di ruang angkasa melalui otot dan persendian kita.
  • Sistem vestibular: Sistem ini terdiri dari organ kompleks di telinga, yang bertanggung jawab untuk menentukan gerakan dan keseimbangan kita.

Disfungsi integrasi sensorik dapat terlihat berbeda untuk setiap anak. Misalnya, anak yang memiliki tantangan modulasi sensorik mungkin mengalami reaksi yang kurang atau reaksi berlebihan terhadap masukan sensorik, sementara anak dengan tantangan diskriminasi sensorik mungkin mengalami kesulitan membedakan antara indera.

Lalu, pada anak dengan tantangan motorik berbasis sensorik, mungkin sulit untuk menggerakkan atau menstabilkan tubuh.

Untuk mendukungnya dan 'memperbaikinya', maka dilakukan terapi sejak dini. Dilansir Raising Children, terapi integrasi sensorik, yang dikembangkan pada tahun 1970-an oleh seorang OT, A. Jean Ayres, dirancang untuk membantu anak-anak dengan masalah pemrosesan sensorik (termasuk kemungkinan mereka yang memiliki autisme) mengatasi kesulitan yang mereka alami dalam memproses masukan sensorik.

Sesi terapi berorientasi pada permainan dan dapat mencakup penggunaan peralatan seperti ayunan, trampolin, dan perosotan. Integrasi sensorik juga menggunakan terapi seperti tekanan dalam, menyikat gigi, rompi berbobot, dan berayun. Terapi ini tampaknya terkadang dapat menenangkan anak yang cemas.

Selain itu, terapi integrasi sensorik diyakini dapat meningkatkan ambang batas anak untuk menoleransi lingkungan yang kaya sensorik, membuat transisi menjadi tidak terlalu mengganggu, dan memperkuat perilaku positif.

Mengenal terapi sensori integrasi

Terapi integrasi sensorik juga disebut sebagai Integrasi Sensorik Ayres, sebuah pendekatan terapeutik yang digunakan untuk memperbaiki gejala disfungsi integrasi sensorik. Dikembangkan pada tahun 1970-an oleh Dr. A. Jean Ayres, ASI adalah teori integrasi sensorik itu sendiri dan kombinasi dari dua jenis alat:

  • Alat penilaian yang digunakan untuk mengukur integrasi sensorik seseorang
  • Alat terapi yang digunakan untuk memperbaiki gejala disfungsi sensorik

Jadi, apa yang terjadi selama terapi integrasi sensorik? Dengan terapi integrasi sensorik, terapis okupasi terlatih bertujuan untuk membantu orang memperbaiki gejala sensorik mereka dengan menggunakan berbagai alat terapi dalam lingkungan klinis, dengan tujuan:

  • Merangsang indra melalui masukan sensorik
  • Menantang perencanaan motorik halus dan kasar
  • Mendorong gerakan tubuh
  • Mengembangkan perilaku dan respons adaptif baru

Misalnya, alat terapi dapat bersifat fisik, seperti trampolin atau dinding panjat, atau bersifat mental, seperti partisipasi atau tantangan keterampilan.

Manfaat terapi sensasi integrasi

Terapis okupasi memainkan peran besar dalam membantu anak, terutama mereka yang memiliki gangguan spektrum autisme (ASD) untuk mengelola gejala sensorik. Menurut American Occupational Therapy Association (AOTA), beberapa orang yang paling dapat memperoleh manfaat dari terapi okupasi meliputi:

  • Bayi dan balita, terapi okupasi dapat meningkatkan berbagai aspek kehidupan awal, seperti waktu bermain, tidur, makan, dan sosialisasi.
  • Anak usia sekolah, terapi okupasi dapat membantu meningkatkan berbagai hal, seperti rutinitas, perawatan diri, akademis, sosialisasi, dan fokus.
  • Remaja, terapi okupasi juga dapat membantu meningkatkan keterampilan tambahan yang penting bagi orang dewasa muda, seperti mengemudi, kemandirian, dan bahkan hubungan.
  • Orang dewasa dari segala usia, terutama mereka yang didiagnosis terlambat, terapi okupasi dapat meningkatkan keterampilan sekolah, pekerjaan, waktu luang, dan hubungan.

Terapi integrasi sensorik dilakukan oleh terapis okupasi yang terlatih khusus untuk membantu meningkatkan gejala sensorik langsung, serta membantu mengelola gejala jangka panjang.

Efektivitas terapi integrasi sensorik

Bagaimana dengan efektivitasnya? Meskipun ada penelitian ilmiah yang menunjukkan bahwa anak-anak dengan autisme lebih mungkin memiliki masalah pemrosesan sensorik, efektivitas terapi integrasi sensorik sebagai terapi untuk anak penyandang autisme terbatas, Bunda.

Meskipun ini tidak berarti bahwa terapi tersebut mungkin tidak membantu pada beberapa anak, efektivitas sejauh ini terutama didasarkan pada pengalaman pribadi. Jadi, sebaiknya berbicaralah dengan dokter anak anak  jika  menduga bahwa anak  memiliki kesulitan dengan pemrosesan sensorik.

Demikian penjelasan mengenai integrasi sensorik pada anak, serta manfaat terapi integrasi sensorik untuk mengatasi masalah perkembangan pada Si Kecil.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online