Menteri Koperasi Budi Arie Dorong Pasokan Bahan Baku Makan Bergizi Gratis Tidak Impor

2 weeks ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi mendorong ketersediaan bahan baku makanan untuk program makan bergizi gratis berasal dari masyarakat Indonesia. Menurut dia, pasokan bahan baku makanan seperti telur, daging, sayur, dan telur itu semestinya tidak berasal dari impor.

"Jadi kalau bisa enggak ada komponen impor dalam program makan bergizi gratis ini," kata Budi saat ditemui usai rapat bersama Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar, di Jakarta, Selasa, 5 November 2024.

Budi Arie mengatakan kementeriannya telah melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian Desa serta Badan Gizi Nasional. Rapat koordinasi itu, ujarnya, membahas ihwal peran Kementerian Koperasi dan Badan Usaha Milik Desa dalam pelaksanaan program makan bergizi gratis.

Menurut dia, kementeriannya punya peran dan keterlibatan dari pasokan bahan baku, produksi, hingga pengantaran makanan di program tersebut. Dia mengatakan bakal melibatkan masyarakat Indonesia, khususnya yang tinggal di pedesaan, untuk memasok bahan baku makanan dalam program makan bergizi gratis ini.

"Itu memang harus dikerjakan bersama-sama oleh masyarakat Indonesia," ujarnya.

Adapun salah satu program unggulan pemerintah Prabowo-Gibran ini akan dimulai pada 2 Januari 2025. Staf Ahli Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Ikeu Tanziha pun menyatakan program itu akan menyasar sekitar 15-20 juta anak pada 82 titik yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Kami sedang menghitung berapa anak yang akan kita intervensi dari Rp 71 triliun, kurang lebih sekitar 15-20 juta anak. Memang belum seluruhnya anak Indonesia, karena dananya masih terbatas," katanya dalam Diskusi Forum Merdeka Barat 9, Senin, 4 November 2024, dilansir dari Antara. 

Iklan

Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana sebelumnya mengatakan program makan bergizi gratis akan melaksanakan tiga metode untuk mencapai target program. Pertama, membangun dapur pusat di setiap wilayah satuan layanan BGN. Kedua, penempatan dapur pusat di sekolah atau pesantren jika jumlah siswanya minimal 2.000 orang.

"Yang ketiga, kami akan layani daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau menggunakan makanan yang sekarang itu sudah berkembang dengan vakum yang bisa tahan selama satu tahun," kata Dadan.

Pengiriman makanan dengan vakum tersebut, kata dia, mempertimbangkan lokasi-lokasi terpencil yang membutuhkan waktu 30 menit, sehari, bahkan berhari-hari untuk menjangkaunya dari pusat kota/kabupaten. "Sehingga kami bisa kirim sekali pengiriman dalam waktu satu pekan atau satu bulan dengan variasi menu, sehingga makanan itu tinggal buka, dimakan, tapi setelah dibuka kan langsung basi, jadi menu makanannya bervariasi," kata Dadan.

Selain itu, menurut Dadan, BGN akan membentuk satuan pelayanan di daerah yang akan menangani 3.000 sasaran, dan akan menggandeng pemerintah daerah untuk bekerja sama membangun infrastrukturnya.

Pilihan Editor: Respons Ridwan Kamil setelah Didukung Tokoh Muhammadiyah Din Syamsuddin

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online