Minum Obat Topiramate saat Hamil Dikaitkan dengan Autisme dan Cacat Lahir, Ini Faktanya Bun

2 months ago 41

Jakarta -

Bunda yang sedang hamil tidak boleh minum obat sembarangan ya. Ada beberapa jenis obat yang dianggap berbahaya untuk ibu hamil dan dapat mengganggu perkembangan janin.

Salah satu obat yang dianggap berbahaya adalah topiramate. Minum obat topiramate saat hamil dikaitkan dengan autisme dan risiko cacar lahir pada anak.

Dilansir Web MD, topiramate adalah obat yang umum digunakan pengidap epilepsi untuk mengobati dan mencegah kejang. Obat ini juga sering dipakai untuk mencegah migrain, meski tidak dapat mengurangi rasa sakit akibat kondisi tersebut.

Obat yang tersedia dalam bentuk tablet dan cair ini dapat menimbulkan efek samping. Beberapa efek samping yang umum seperti kesemutan, perubahan suasana hari, tubuh lemas, pusing atau masalah keseimbangan, hingga gangguan konsentrasi dan ingatan.

Sebelum mengonsumsi obat ini, setiap individu disarankan untuk berkonsultasi dulu ke dokter. Selain karena efek sampingnya yang dapat berubah menjadi berat, obat ini bisa jadi tidak cocok untuk semua orang, termasuk ibu hamil.

Dampak minum obat topiramate saat hamil

Melansir dari situs pemerintah Inggris, gov.uk, Commission on Human Medicines (CHM) beberapa waktu lalu melihat temuan studi yang meneliti risiko terkait penggunaan topiramate selama kehamilan. Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak yang lahir dari ibu yang mengonsumsi topiramate selama kehamilan menghadapi tingkat risiko sekitar 2 hingga 3 kali lipat lebih tinggi mengalami disabilitas intelektual, gangguan spektrum autisme, dan gangguan hiperaktivitas defisit perhatian.

Dari temuan tersebut, Medicines and Healthcare products Regulatory Agency (MHRA) Inggris lantas menyarankan para profesional kesehatan untuk tidak meresepkan topiramate untuk mengobati epilepsi selama kehamilan, kecuali tidak ada pengobatan alternatif yang sesuai.

Menurut ulasan, topiramate seharusnya tidak digunakan selama kehamilan untuk migrain karena juga berhubungan dengan peningkatan risiko cacat lahir. Ya, sebelum tinjauan ini dilakukan, topiramate sudah diketahui memiliki risiko yang terkait dengan bahaya signifikan selama kehamilan, termasuk risiko cacat lahir yang lebih tinggi dan berat badan lahir rendah.

Ilustrasi Ibu Hamil SakitIlustrasi Ibu Hamil Sakit/ Foto: Getty Images/iStockphoto/ronnachaipark

Penggunaan topiramate saat promil

Tak hanya pada kehamilan, perempuan yang berencana program hamil juga perlu memastikan keamanan obat topiramate. Di Inggris, perempuan yang berpotensi hamil harus menggunakan alat kontrasepsi yang efektif selama menjalani pengobatan dengan topiramate, dan melakukan tes kehamilan sebelum mulai menggunakannya.

"Ada beberapa metode kontrasepsi yang kurang efektif digunakan saat minum topiramate. Dokter umum dan praktisi kesehatan seksual dapat membantu menyarankan kontrasepsi makan yang tepat," demikian isi ulasan.

"Ibu hamil atau mereka yang berencana untuk hamil dan sedang mengonsumsi topiramate untuk epilepsi, sebaiknya tidak menghentikan konsumsi obat tersebut sebelum berkosultasi dengan dokter spesialis, karena hal itu dapat menyebabkan kejang muncul lagi, lebih sering terjadi, atau berlangsung lebih lama."

Melansir Mayo Clinic, epilepsi sendiri tidak memengaruhi kemampuan perempuan untuk hamil. Namun, beberapa obat yang digunakan untuk mengobati kejang dapat membuat Bunda menjadi lebih sulit hamil. Selain itu, obat anti-kejang tertentu dapat mengurangi efektivitas metode kontrasepsi hormonal.

Epilepsi saat hamil

Mencari pengobatan saat hamil yang tepat pada kasus epilepsi memang tidak mudah. Bunda perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis dan mungkin membutuhkan perawatan khusus.

Perlu diketahui ya, epilepsi dapat memengaruhi kehamilan. Berikut beberapa risiko bila kejang karena epilepsi terjadi selama kehamilan:

  • Detak jantung janin melambat
  • Penurunan oksigen ke janin
  • Persalinan prematur
  • Berat badan lahir rendah
  • Kelahiran prematur
  • Trauma pada ibu, seperti terjatuh, yang dapat menyebabkan cedera janin, lepasnya plasenta dari rahim sebelum waktunya (solusio plasenta) atau bahkan keguguran

Seberapa tinggi risiko ibu hamil akan bergantung pada jenis kejang yang dialami. Selain itu, tubuh setiap orang akan bereaksi berbeda terhadap kehamilan.

Bagi kebanyakan ibu hamil yang mengidap epilepsi, jumlah kejang akan tetap sama, atau kejang menjadi lebih jarang. Tetap bagi yang lain, terutama mereka yang kurang tidur atau tidak minum obat sesuai petunjuk, kehamilan dapat meningkatkan frekuensi kejang.

Demikian penjelasan mengenai penggunaan obat topiramate selama hamil, serta risikonya pada Bunda dan janin. Semoga informasi ini bermanfaat ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online