Puisi Prismatis: Pengertian, Ciri-ciri, dan 10 Contohnya

2 months ago 117

Dalam karya sastra, tentunya Si Kecil tidak asing dengan tokoh penyair seperti Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, dan Taufik Ismail yang sangat membanggakan Indonesia. Tokoh-tokoh tersebut telah menghasilkan banyak puisi yang sarat dengan makna mendalam dan dapat menjadi inspirasi bagi anak-anak untuk mengenal dunia kepenulisan sejak dini.

Salah satu jenis puisi yang menarik untuk dipelajari adalah puisi prismatis. Puisi ini menggunakan bahasa yang kaya akan imajinasi dan penuh warna, sehingga dapat membantu anak-anak mengembangkan kreativitas serta memperkaya kosakata mereka.

Dengan pendekatan yang lebih visual dan menggugah perasaan, puisi prismatis membuat pembaca seolah-olah bisa melihat, mendengar, dan merasakan suasana yang digambarkan dalam bait-baitnya. Keindahan puisi prismatis juga dapat dilihat dari cara penyair menyusun kata-kata yang puitis dan menggambarkan berbagai suasana secara simbolik.

Misalnya, dalam puisi Taufik Ismail, Si Kecil akan sering menemukan ungkapan-ungkapan yang memiliki makna mendalam dan menyentuh hati pembaca. Sampai-sampai, Taufik Ismail selalu menggunakan Taman Literasi Ismail Marzuki sebagai tempat berkarya, menciptakan puisi-puisi yang penuh kata kiasan indah dan bermakna di benak pembacanya.

Belajar puisi prismatis dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Selain melatih daya imajinasi, mereka juga dapat memahami bagaimana sebuah kata dapat memiliki banyak makna tergantung pada konteksnya.

Dengan berlatih menulis dan membaca puisi prismatis, anak-anak dapat mengasah keterampilan bahasa mereka sekaligus belajar menyampaikan perasaan dengan cara yang lebih kreatif. Selain itu, mengajak anak-anak untuk mempelajari puisi prismatis juga dapat menumbuhkan rasa cinta mereka terhadap sastra Indonesia.

Dengan mengenal karya-karya penyair terkenal seperti Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, dan Taufik Ismail, mereka dapat memahami betapa berharganya kekayaan sastra di negeri ini. Puisi prismatis bisa menjadi jembatan bagi anak-anak untuk lebih dekat dengan dunia sastra sekaligus meningkatkan apresiasi mereka terhadap keindahan bahasa.

Dengan begitu, mengenalkan puisi prismatis kepada anak-anak bukan hanya membantu mereka memahami keindahan kata-kata, tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir lebih kreatif dan imajinatif. Melalui puisi, mereka bisa belajar mengekspresikan perasaan dan pengalaman dengan cara yang lebih mendalam.

Pengertian puisi prismatis

Puisi prismatis merupakan jenis puisi yang menggunakan kata-kata dalam bentuk perlambangan atau kiasan. Pada perangkaian katanya sering kali bersifat remang-remang, karena memiliki kemungkinan makna lebih dari satu (poly-interpretable). Bahkan, terkadang menunjuk pada pengertian bersifat konotatif, dikutip dari buku KAJIAN MAKNA PUISI KEAGAMAAN (METODE HERMENEUTIKA) oleh Eneng Sri Supriatin, M. Pd.

Dikutip dari buku Pembelajaran Puisi untuk Mahasiswa, puisi prismatis merupakan jenis puisi yang disusun dengan unsur-unsur pembentuknya secara harmonis, termasuk pemilihan diksi yang tepat, penggunaan kata-kata konkret, penciptaan imaji yang kuat, serta penerapan majas atau gaya bahasa yang diekspresikan secara tidak langsung.

Ciri-ciri puisi prismatis

Puisi prismatis dapat ditandai dengan ciri-ciri berikut ini yang dikutip dari buku Horison, halaman 18. Simak selengkapnya.

  1. Banyak menggunakan majas, kiasan atau bahasa figuran
  2. Memiliki makna sajak membias kemana-mana seperti prisma atau memiliki makna ganda
  3. Membutuhkan imajinasi
  4. Sajaknya perlu ditafsirkan
  5. Tidak menggunakan kalimat sehari-hari seperti puisi diafan
  6. Bersifat polyinterpretable

Perbedaan puisi prismatis dengan puisi diafan

Puisi prismatis sangat bergantung pada penggunaan kata-kata yang bersifat simbolis atau kiasan dalam penyampaiannya. Sementara itu, puisi diafan cenderung minim dalam penggunaan unsur pengimajian.

Selain itu, kata-kata dalam puisi prismatis sering kali memiliki lebih dari satu makna, sehingga pembaca perlu menggunakan imajinasi untuk memahami maksudnya. Sebaliknya, puisi diafan disampaikan dengan cara yang jelas dan langsung, sehingga lebih mudah dipahami. 

10 Contoh puisi prismatis dari pendek 2 bait hingga 4 bait

Mengutip buku Kesederhanaan Dalam Berpuisi: Bimbingan Praktis Menulis Puisi oleh Diro Soeyatno terdapat contoh puisi prismatis yang dapat dipelajari Si Kecil. Simak selengkapnya.

1. Puisi Hitam

Karya: D. Zawawi Imron

Di punggung tanah kelam

Angin terbang membedah lembah

Membawa getir lahang berlaru darah

Pupuslah mayang

Bunyi saronen

Suara sedih penghuni

Jalan melas jalan ke kota

Putus di tengah

Langit luas melingkung dunia

Terengah

Sejumlah warna merebah ke bawah tanah

Dan tanah lekah

Menganga

Ada nyawa-nyawa yang dipanggilnya

Kemerdekaan milik siapa?

Milik sebagian atau semua

Bila warna nurani luntur

Bintang-bintang pun segera gugur

Orang di dusun tinggal bertanya

Kapan kiamat tiba?

Mengutip buku Pembelajaran Puisi Untuk Mahasiswa : Buku untuk mahasiswa oleh Mohd. Harun, terdapat contoh puisi prismatis yang dapat dipelajari Si Kecil di rumah. Simak selengkapnya.

2. Tanah Air Mata

Karya: Sutardji Calzoum Bachri

Tanah airmata tanah tumpah darahku

Mata air airmata kami

Airmata tanah air kamu

Di sinilah kami berdiri

Menyanyikan airmata kami

Dibalik gembur subur tanahmu

Kami simpan perih kami

Di balik etalase megah gedung-gedungmu

Kami coba sembunyikan derita kami

Kami coba simpan nestapa

Kami coba kuburkan duka lara

Tapi perih tak bisa sembunyi

Ia merebak ke mana-mana

Bumi memang tak sebatas pandang

Dan udara luas menunggu

Namun kalian takkan bisa menyingkir

Kalian sudah terkepung

Takkan bisa mengelak

Takkan ke mana pergi

Menyerahlah pada kedalaman air mata kami

3. Diponegoro

Karya: Chairil Anwar

Di masa pembangunan ini

tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti

Tak gentar.

Lawan banyaknya seratus kali.

Pedang di kanan, keris di kiri

Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang berpalu

Kepercayaan tanda menyerbu

Sekali berarti

Sudah itu mati

MAJU

Bagimu Negeri

Menyediakan api

Punah di atas menghamba

Binasa di atas ditindas

Sungguh pun dalam ajal baru tercapai

Jika hidup harus merasai

Maju

Serbu

Serang

Terjang

4. Lagu Biasa

Karya: Chairil Anwar

Di teras rumah makan kami kini berhadapan

Baru berkenalan. Cuma berpandangan

Sungguhpun samudra jiwa sudah selam berselam

Masih saja berpandangan

Dalam lakon pertama

Orkes meningkah dengan "Carmen" pula

Ia mengerling. Ia ketawa

Dan rumput kering terus menyala

Ia berkata. Suaranya nyaring tinggi

Darahku terhenti berlari

Ketika orkes memulai "Ave Maria"

Kuseret ia ke sana ....

5. Dengan Puisi, Aku

Karya: Taufiq Ismail

Dengan puisi aku bernyanyi

Sampai senja umurku nanti

Dengan puisi aku bercinta

Berbatas cakrawala

Dengan puisi aku mengenang

Keabadian yang akan datang

Dengan puisi aku menangis

Jarum waktu bila kejam mengiris

Dengan puisi aku mengetuk

Nafas zaman yang busuk

Dengan puisi aku berdoa

Perkenankanlah kiranya

6. Laju Aksara Timah

Karya: Dian Chandra

Abad ke tujuh

Patung timah menyeru

Sang datuk keliru

Terburu menyumpah lanun

Dalam perut bumi

Aku mengais jejak timah

Begitu suruhmu

Hingga buntung kakiku

Dunia terus beradu

Tak tahu malu

Mengayak butir timah

Sendiri dalam kilah buru

AC hidup memberi sejuk

Ia duduk mengatur

Matahari merajuk

Kami tak tahu mundur

7. Sajak Putih

Beribu saat dalam kenangan

Surut perlahan

Kita dengarkan bumi menrima tanpa mengaduh

Sewaktu etik pun jauh

Kita dengar bumi yang tua dalam setia

Kasih tanpa suara

Sewaktu bayang-bayang kita memanjang

Mengaburkan batas ruang

Kita pun bisu tersekat dalam pesona

Sewaktu ia pun memanggil-manggil

Sewaktu kata membuat kita begitu terpencil

Di luar cuaca

8. Guru, Pelita Bangsa

Papan tulis bagai kanvas putih

Rangkaian kata terukir indah

Ilmu bagaikan pelita di malam kelam

Sinarnya menerangi jalan yang terjal

Maestro di balik melodi pengetahuan

Akselerator tak kenal lelah

Tanganmu mengukir masa depan

Idealismemu mewarnai dunia

Seperti mentari pagi yang menyapa

Menerangi jiwa yang masih belia

Apa pun rintangan yang kau hadapi

Tak pernah surut semangatmu mengajar

Ibarat samudra luas ilmu pengetahuan

Ajarmu bagai gelombang yang menari

Nasihatmu bagai mutiara yang berkilau

Di dalam hati kami tersimpan rapi

Apa pun balasan tak sepadan dengan jasamu

Jasa yang tak ternilai harganya

Akan selalu kami kenang dan hormati

Seorang pahlawan tanpa tanda jasa

9. Taman

Karya: Chairil Anwar

Taman punya kita berdua

tak lebar luas, kecil saja

satu tak kehilangan lain dalamnya

Bagi kau dan aku cukuplah

Taman kembangnya tak berpuluh warna

Padang rumputnya tak berbanding permadani

halus lembut dipijak kaki

Bagi kita bukan halangan

Karena

dalam taman punya berdua

Kau kembang, aku kumbang

aku kumbang, kau kembang

Kecil, penuh surya taman kita

tempat merenggut dari dunia dan 'nusia

10. Merdeka

Karya: Chairil Anwar

Aku mau bebas dari segala

Merdeka

Juga dari Ida

Pernah

Aku percaya pada sumpah dan cinta

Menjadi sumsum dan darah

Seharian kukunyah kumamah

Sedang meradang

Segala kurenggut

Ikut bayang

Tapi kini

Hidupku terlalu tenang

Selama tidak antara badai

Kalah menang

Ah! Jiwa yang menggapai-gapai

Mengapa kalau beranjak dari sini

Kucoba dalam mati 

Itulah pengertian, ciri-ciri, dan contoh dari puisi prismatis untuk dipelajari Si Kecil dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat untuk pengetahuan Si Kecil, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online