Dalam karya sastra, tentunya Si Kecil tidak asing dengan tokoh penyair seperti Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, dan Taufik Ismail yang sangat membanggakan Indonesia. Tokoh-tokoh tersebut telah menghasilkan banyak puisi yang sarat dengan makna mendalam dan dapat menjadi inspirasi bagi anak-anak untuk mengenal dunia kepenulisan sejak dini.
Salah satu jenis puisi yang menarik untuk dipelajari adalah puisi prismatis. Puisi ini menggunakan bahasa yang kaya akan imajinasi dan penuh warna, sehingga dapat membantu anak-anak mengembangkan kreativitas serta memperkaya kosakata mereka.
Dengan pendekatan yang lebih visual dan menggugah perasaan, puisi prismatis membuat pembaca seolah-olah bisa melihat, mendengar, dan merasakan suasana yang digambarkan dalam bait-baitnya. Keindahan puisi prismatis juga dapat dilihat dari cara penyair menyusun kata-kata yang puitis dan menggambarkan berbagai suasana secara simbolik.
Misalnya, dalam puisi Taufik Ismail, Si Kecil akan sering menemukan ungkapan-ungkapan yang memiliki makna mendalam dan menyentuh hati pembaca. Sampai-sampai, Taufik Ismail selalu menggunakan Taman Literasi Ismail Marzuki sebagai tempat berkarya, menciptakan puisi-puisi yang penuh kata kiasan indah dan bermakna di benak pembacanya.
Belajar puisi prismatis dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak. Selain melatih daya imajinasi, mereka juga dapat memahami bagaimana sebuah kata dapat memiliki banyak makna tergantung pada konteksnya.
Dengan berlatih menulis dan membaca puisi prismatis, anak-anak dapat mengasah keterampilan bahasa mereka sekaligus belajar menyampaikan perasaan dengan cara yang lebih kreatif. Selain itu, mengajak anak-anak untuk mempelajari puisi prismatis juga dapat menumbuhkan rasa cinta mereka terhadap sastra Indonesia.
Dengan mengenal karya-karya penyair terkenal seperti Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, dan Taufik Ismail, mereka dapat memahami betapa berharganya kekayaan sastra di negeri ini. Puisi prismatis bisa menjadi jembatan bagi anak-anak untuk lebih dekat dengan dunia sastra sekaligus meningkatkan apresiasi mereka terhadap keindahan bahasa.
Dengan begitu, mengenalkan puisi prismatis kepada anak-anak bukan hanya membantu mereka memahami keindahan kata-kata, tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir lebih kreatif dan imajinatif. Melalui puisi, mereka bisa belajar mengekspresikan perasaan dan pengalaman dengan cara yang lebih mendalam.
Pengertian puisi prismatis
Puisi prismatis merupakan jenis puisi yang menggunakan kata-kata dalam bentuk perlambangan atau kiasan. Pada perangkaian katanya sering kali bersifat remang-remang, karena memiliki kemungkinan makna lebih dari satu (poly-interpretable). Bahkan, terkadang menunjuk pada pengertian bersifat konotatif, dikutip dari buku KAJIAN MAKNA PUISI KEAGAMAAN (METODE HERMENEUTIKA) oleh Eneng Sri Supriatin, M. Pd.
Dikutip dari buku Pembelajaran Puisi untuk Mahasiswa, puisi prismatis merupakan jenis puisi yang disusun dengan unsur-unsur pembentuknya secara harmonis, termasuk pemilihan diksi yang tepat, penggunaan kata-kata konkret, penciptaan imaji yang kuat, serta penerapan majas atau gaya bahasa yang diekspresikan secara tidak langsung.
Ciri-ciri puisi prismatis
Puisi prismatis dapat ditandai dengan ciri-ciri berikut ini yang dikutip dari buku Horison, halaman 18. Simak selengkapnya.
- Banyak menggunakan majas, kiasan atau bahasa figuran
- Memiliki makna sajak membias kemana-mana seperti prisma atau memiliki makna ganda
- Membutuhkan imajinasi
- Sajaknya perlu ditafsirkan
- Tidak menggunakan kalimat sehari-hari seperti puisi diafan
- Bersifat polyinterpretable
Perbedaan puisi prismatis dengan puisi diafan
Puisi prismatis sangat bergantung pada penggunaan kata-kata yang bersifat simbolis atau kiasan dalam penyampaiannya. Sementara itu, puisi diafan cenderung minim dalam penggunaan unsur pengimajian.
Selain itu, kata-kata dalam puisi prismatis sering kali memiliki lebih dari satu makna, sehingga pembaca perlu menggunakan imajinasi untuk memahami maksudnya. Sebaliknya, puisi diafan disampaikan dengan cara yang jelas dan langsung, sehingga lebih mudah dipahami.
10 Contoh puisi prismatis dari pendek 2 bait hingga 4 bait
Mengutip buku Kesederhanaan Dalam Berpuisi: Bimbingan Praktis Menulis Puisi oleh Diro Soeyatno terdapat contoh puisi prismatis yang dapat dipelajari Si Kecil. Simak selengkapnya.
1. Puisi Hitam
Karya: D. Zawawi Imron
Di punggung tanah kelam
Angin terbang membedah lembah
Membawa getir lahang berlaru darah
Pupuslah mayang
Bunyi saronen
Suara sedih penghuni
Jalan melas jalan ke kota
Putus di tengah
Langit luas melingkung dunia
Terengah
Sejumlah warna merebah ke bawah tanah
Dan tanah lekah
Menganga
Ada nyawa-nyawa yang dipanggilnya
Kemerdekaan milik siapa?
Milik sebagian atau semua
Bila warna nurani luntur
Bintang-bintang pun segera gugur
Orang di dusun tinggal bertanya
Kapan kiamat tiba?
Mengutip buku Pembelajaran Puisi Untuk Mahasiswa : Buku untuk mahasiswa oleh Mohd. Harun, terdapat contoh puisi prismatis yang dapat dipelajari Si Kecil di rumah. Simak selengkapnya.
2. Tanah Air Mata
Karya: Sutardji Calzoum Bachri
Tanah airmata tanah tumpah darahku
Mata air airmata kami
Airmata tanah air kamu
Di sinilah kami berdiri
Menyanyikan airmata kami
Dibalik gembur subur tanahmu
Kami simpan perih kami
Di balik etalase megah gedung-gedungmu
Kami coba sembunyikan derita kami
Kami coba simpan nestapa
Kami coba kuburkan duka lara
Tapi perih tak bisa sembunyi
Ia merebak ke mana-mana
Bumi memang tak sebatas pandang
Dan udara luas menunggu
Namun kalian takkan bisa menyingkir
Kalian sudah terkepung
Takkan bisa mengelak
Takkan ke mana pergi
Menyerahlah pada kedalaman air mata kami
3. Diponegoro
Karya: Chairil Anwar
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar.
Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu
Sekali berarti
Sudah itu mati
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sungguh pun dalam ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
4. Lagu Biasa
Karya: Chairil Anwar
Di teras rumah makan kami kini berhadapan
Baru berkenalan. Cuma berpandangan
Sungguhpun samudra jiwa sudah selam berselam
Masih saja berpandangan
Dalam lakon pertama
Orkes meningkah dengan "Carmen" pula
Ia mengerling. Ia ketawa
Dan rumput kering terus menyala
Ia berkata. Suaranya nyaring tinggi
Darahku terhenti berlari
Ketika orkes memulai "Ave Maria"
Kuseret ia ke sana ....
5. Dengan Puisi, Aku
Karya: Taufiq Ismail
Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbatas cakrawala
Dengan puisi aku mengenang
Keabadian yang akan datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengetuk
Nafas zaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya
6. Laju Aksara Timah
Karya: Dian Chandra
Abad ke tujuh
Patung timah menyeru
Sang datuk keliru
Terburu menyumpah lanun
Dalam perut bumi
Aku mengais jejak timah
Begitu suruhmu
Hingga buntung kakiku
Dunia terus beradu
Tak tahu malu
Mengayak butir timah
Sendiri dalam kilah buru
AC hidup memberi sejuk
Ia duduk mengatur
Matahari merajuk
Kami tak tahu mundur
7. Sajak Putih
Beribu saat dalam kenangan
Surut perlahan
Kita dengarkan bumi menrima tanpa mengaduh
Sewaktu etik pun jauh
Kita dengar bumi yang tua dalam setia
Kasih tanpa suara
Sewaktu bayang-bayang kita memanjang
Mengaburkan batas ruang
Kita pun bisu tersekat dalam pesona
Sewaktu ia pun memanggil-manggil
Sewaktu kata membuat kita begitu terpencil
Di luar cuaca
8. Guru, Pelita Bangsa
Papan tulis bagai kanvas putih
Rangkaian kata terukir indah
Ilmu bagaikan pelita di malam kelam
Sinarnya menerangi jalan yang terjal
Maestro di balik melodi pengetahuan
Akselerator tak kenal lelah
Tanganmu mengukir masa depan
Idealismemu mewarnai dunia
Seperti mentari pagi yang menyapa
Menerangi jiwa yang masih belia
Apa pun rintangan yang kau hadapi
Tak pernah surut semangatmu mengajar
Ibarat samudra luas ilmu pengetahuan
Ajarmu bagai gelombang yang menari
Nasihatmu bagai mutiara yang berkilau
Di dalam hati kami tersimpan rapi
Apa pun balasan tak sepadan dengan jasamu
Jasa yang tak ternilai harganya
Akan selalu kami kenang dan hormati
Seorang pahlawan tanpa tanda jasa
9. Taman
Karya: Chairil Anwar
Taman punya kita berdua
tak lebar luas, kecil saja
satu tak kehilangan lain dalamnya
Bagi kau dan aku cukuplah
Taman kembangnya tak berpuluh warna
Padang rumputnya tak berbanding permadani
halus lembut dipijak kaki
Bagi kita bukan halangan
Karena
dalam taman punya berdua
Kau kembang, aku kumbang
aku kumbang, kau kembang
Kecil, penuh surya taman kita
tempat merenggut dari dunia dan 'nusia
10. Merdeka
Karya: Chairil Anwar
Aku mau bebas dari segala
Merdeka
Juga dari Ida
Pernah
Aku percaya pada sumpah dan cinta
Menjadi sumsum dan darah
Seharian kukunyah kumamah
Sedang meradang
Segala kurenggut
Ikut bayang
Tapi kini
Hidupku terlalu tenang
Selama tidak antara badai
Kalah menang
Ah! Jiwa yang menggapai-gapai
Mengapa kalau beranjak dari sini
Kucoba dalam mati
Itulah pengertian, ciri-ciri, dan contoh dari puisi prismatis untuk dipelajari Si Kecil dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat untuk pengetahuan Si Kecil, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)