Jakarta -
Perempuan yang haid mengalami berbagai gejala yang mengganggu. Salah satunya sakit kepala saat haid, namun apakah ini normal? Yuk, simak penjelasannya Bunda.
Melansir laman Cleveland Clinic, sakit kepala yang berhubungan dengan haid biasanya memengaruhi satu sisi. Rasa sakit di sekitar dahi itu umum terjadi tetapi dapat juga terjadi di lokasi lain atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Sakit kepala ini sedikit berbeda untuk setiap orang.
Sakit kepala saat haid
Normalkah sakit kepala saat haid? Sakit kepala saat haid merupakan gejala yang umum terjadi pada banyak perempuan, terutama disebabkan perubahan hormon. Jika mengenali jenis sakit kepala dan melakukan langkah pencegahan, gejala ini bisa dikelola dengan lebih baik.
Sakit kepala saat haid dapat dimulai hingga dua hari sebelum haid dan berlangsung selama tiga hari selama haid. Namun, jika sakit kepala berlangsung lama atau semakin parah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat.
Penyebab sakit kepala saat haid
Banyak hal yang dapat menyebabkan sakit kepala saat haid. Namun, perempuan sering kali menyadari adanya hubungan antara sakit kepala dan perubahan hormon.
Hormon estrogen (ES-truh-jen) dan progesteron (pro-JES-tuh-rohn) berperan penting dalam siklus menstruasi dan kehamilan. Hormon juga dapat memengaruhi zat kimia yang berhubungan dengan sakit kepala di otak.
Memiliki kadar estrogen yang stabil dapat meredakan sakit kepala. Namun, penurunan atau perubahan kadar estrogen dapat memperburuk sakit kepala.
Berikut beberapa penyebab sakit kepala saat haid:
1. Fluktuasi hormon
Ini paling sering estrogen, yang memicu sakit kepala saat haid. Bunda mungkin lebih sering merasa sakit kepala atau parah saat mengonsumsi obat-obatan tertentu yang memengaruhi hormon, seperti Pil KB dan terapi penggantian hormon.
Jika Bunda merasakan sakit kepala migrain semakin parah setelah mengonsumsi salah satu obat ini, konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan. Dokter atau bidan mungkin akan merekomendasikan obat lain yang mengandung dosis estrogen yang lebih rendah atau mengganti dosis dari dosis terputus-putus menjadi dosis berkelanjutan.
2. Dehidrasi
Tubuh Bunda mengalami perubahan cairan selama haid. Terkadang ini dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi bisa menjadi salah satu pemicu umum sakit kepala.
3. Stres
Saat haid, Bunda mengalami perubahan emosi dan fisik. Kondisi tersebut dapat menambah stres yang akhirnya memperparah sakit kepala.
Jenis sakit kepala saat haid
Mantan pendidik keperawatan Deborah Weatherspoon, Ph.D., MSN, menjelaskan perubahan kadar hormon dapat memicu sakit kepala hormonal dan migrain menstruasi. Hormon mengatur banyak fungsi tubuh Anda.
"Perempuan yang mengalami sakit kepala selama menstruasi dapat mengalaminya sebelum siklus menstruasi, selama siklus menstruasi, atau setelah siklus menstruasi," kata Weatherspoon dilansir dari Healthline.
Berikut jenis sakit kepala yang bisa Bunda alami saat haid:
1. Migrain menstruasi
Weatherspoon menjelaskan bahwa migran menstruasi berbeda dari migrain biasa. Karena biasanya tidak dikaitkan dengan aura.
"Aura mengacu pada kilatan cahaya, garis zig-zag, atau pengalaman sensorik lainnya yang dialami sebagian orang sebelum serangan migrain," ujarnya.
Migrain menstruasi ini dapat melemahkan. Menurut National Headache Foundation, migrain menstruasi memengaruhi sekitar 60 persen perempuan
2. Sakit kepala tegang
Bunda ketika mengalami sakit kepala jenis ini mungkin akan merasakan nyeri tumpul di seluruh kepala. Kondisi tersebut akibat ketegangan otot di sekitar leher dan bahu.
Cara mengatasi sakit kepala saat haid
Bunda dapat beralih ke pengobatan yang terbukti untuk sakit kepala yang berhubungan dengan perubahan hormon. Perawatannya meliputi:
1. Es
Tempelkan kain dingin atau kompres es pada bagian kepala atau leher yang nyeri. Bungkus kompres es dengan handuk untuk melindungi kulit.
2. Latihan relaksasi
Mempelajari latihan ini dapat membantu mengurangi stres. Stres dapat menjadi pemicu sakit kepala.
3. Akupunktur
Akupunktur dapat meredakan sakit kepala dan membantu Bunda rileks.
4. Pereda nyeri nonresep
Penyedia layanan kesehatan mungkin menyarankan Bunda mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti naproxen sodium (Aleve) atau ibuprofen (Advil, Motrin IB, dan lainnya). Obat-obatan ini dapat meredakan nyeri segera setelah sakit kepala Anda mulai.
5. Obat pereda nyeri resep lainnya
Terkadang penyedia layanan kesehatan menyarankan obat pereda nyeri resep lainnya seperti dihidroergotamin (Trudhesa, Migranal). Obat-obatan ini tidak dapat digunakan bersama triptan.
6. Perubahan gaya hidup
Cara ini juga dapat membantu mengurangi sakit kepala. Atau, perubahan tersebut dapat memperpendek sakit kepala atau membantu mengurangi keparahannya. Perubahan gaya hidup meliputi mengurangi stres, tidak melewatkan makan, dan berolahraga secara teratur.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)