Studi Terbaru Sebut Gejala Kanker Sulit Didiagnosis Lebih Awal karena Mirip Tanda Hamil

2 months ago 41

Jakarta -

Kanker dapat terjadi saat hamil. Beberapa penelitian bahkan menemukan adanya peningkatan kasus kanker yang terjadi selama kehamilan, Bunda.

Meski begitu, kanker saat hamil terkadang sulit untuk didiagnosis. Studi terbaru yang diterbitkan pada Januari 2025 di British Journal of General Practice menemukan bahwa gejala kanker sulit didiagnosis lebih awal lantaran mirip dengan tanda hamil.

Studi dari University of Surrey ini memaparkan bahwa gejala kanker terkadang salah didiagnosis sebagai perubahan normal terkait kehamilan. Dalam beberapa kasus, hal tersebut menyebabkan keterlambatan dalam pengobatan.

Dalam studi pertama di Inggris, para peneliti dari University of Surrey merekrut 20 Bunda melalui Mummy's Star, yakni sebuah badan amal yang mendukung perempuan dan keluarga yang menghadapi kanker selama atau setelah kehamilan. Tim peneliti lalu menganalisis pengalaman subjek yang didiagnosis dengan berbagai kanker saat hamil atau segera setelah melahirkan.

"Penelitian kami menyoroti kebutuhan penting bagi para profesional perawatan kesehatan untuk menilai secara menyeluruh ibu hamil yang menunjukkan gejala-gejala mengkhawatirkan, dan merujuk mereka untuk menjalani tes yang tepat bila gejala-gejala tersebut berlanjut," kata peneliti dan penulis utama studi Dr. Afrodita Marcu, dilansir laman News Medical.

"Dengan mempertimbangkan semua kemungkinan secara cermat dan menghindari asumsi langsung bahwa gejala-gejala tersebut semata-mata terkait dengan kehamilan, kami dapat memastikan perempuan bisa menerima diagnosis tepat waktu dan mengakses perawatan yang tepat."

Studi ini juga menemukan bahwa perempuan yang mengalami perubahan payudara, seperti benjolan, lebih mungkin mencurigai adanya kanker dan segera mencari nasihat medis, sehingga rujukan lebih cepat untuk pemeriksaan lebih lanjut. Tetapi, perempuan dengan gejala yang kurang spesifik, seperti nyeri perut, sering mengalami keterlambatan dalam diagnosis dan rujukan untuk tes yang diperlukan.

"Penelitian ini menegaskan kembali pentingnya melihat gejala-gejala yang tidak terkait dengan kehamilan selama penilaian, untuk memastikan kita tidak salah mengaitkan penyebabnya, tetapi juga bagi para perempuan untuk mengadvokasi diri mereka sendiri untuk mencari pendapat kedua jika gejala-gejala tersebut berlanjut," ungkap Founder and CEO at Mummy's Star, Pete Wallroth.

"Bagi para HCP (asuransi individu) dari semua disiplin ilmu dalam perawatan maternitas, kami menganjurkan rujukan ke klinik spesialis yang tepat secepat mungkin, dan untuk menyoroti masalah atau gejala-gejala selama pemeriksaan rutin jika memiliki kekhawatiran, bahkan jika orang tersebut sendiri tidak menyadari sesuatu. Kita memiliki tanggung jawab kolektif untuk ikut campur tangan."

Ilustrasi USGIlustrasi USG/ Foto: Getty Images/iStockphoto/PonyWang

Studi lain tentang kanker saat hamil

Seperti dijelaskan sebelumnya, sudah banyak studi mengangkat soal diagnosis kanker saat hamil, Bunda. Misalnya, studi yang baru-baru ini dipublikasikan di New England Journal of Medicine.

Studi ini diikuti oleh subjek yang terdaftar dari Desember 2019 hingga Desember 2023. Mereka diteliti dari sejak hamil hingga dua tahun pasca persalinan. Subjek tidak menyadari adanya tanda atau gejala kanker tetapi menerima hasil tes DNA prenatal yang abnormal.

Para peneliti lantas menggunakan MRI seluruh tubuh dan tes diagnostik standar untuk mengidentifikasi peserta dengan kanker yang sebelumnya tidak terdeteksi. Mereka menemukan bahwa 52 dari 107 subjek mengidap kanker tersembunyi, yang berarti penyakit tersebut terdeteksi tetapi lokasi tumor tidak diketahui.

Sementara itu, sebanyak 51 peserta menjalani biopsi untuk memastikan diagnosis kanker. Beberapa kanker yang ditemukan di antaranya kanker limfoma, kanker kolorektal, dan kanker payudara. Enam dari 13 pasien kanker stadium IV ditemukan dan masih memenuhi syarat untuk pengobatan yang berpotensi menyembuhkan.

Studi ini juga mengungkap bahwa Bunda yang mengidap kanker (55,8 persen) tidak menunjukkan gejala penyakit tersebut. Sementara 25 persen memiliki gejala yang dianggap penyebabnya karena kehamilan.

Seorang peserta dengan kanker pankreas melaporkan nyeri di perut yang ia kira disebabkan oleh penyakit asam lambung. Sedangkan pasien lain yang mengidap kanker mengalami pendarahan rektal dan berasumsi itu disebabkan oleh wasir, yang umum terjadi pada kehamilan.

"Inti dari penelitian kami adalah bahwa ibu hamil harus diperlakukan sama seperti orang lain. Perawatan mereka tidak boleh ditunda hanya karena sedang hamil. Ada banyak informasi medis dan penelitian di luar sana yang menunjukkan obat kemoterapi mana yang aman untuk diberikan selama kehamilan," ujar penulis senior studi dan direktur Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development, Dr. Diana Bianchi.

"Bahkan, ada informasi yang menunjukkan sekarang bahwa secara umum setelah usia kehamilan sekitar 19 minggu, ibu hamil dapat melakukan perawatan dengan aman," lanjutnya.

Demikian penjelasan terkait studi terbaru soal kanker yang gejalanya sering kali mirip tanda hamil. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online