Stunting menjadi salah satu masalah pada anak yang kasusnya masih tinggi di Indonesia. Namun, bisakah kondisi ini disembuhkan?
Perlu Bunda ketahui bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama di usia 1000 hari pertama kehidupannya (HPK) atau usia dua tahun. Anak yang stunting ditandai dengan tinggi badan yang sangat pendek hingga melampaui defisit 2 SD (-2SD), di bawah median panjang atau tinggi badan berdasarkan usia.
Menilik dari ayosehat.kemkes.go.id, dampak dari stunting ini tidak hanya ada pada tinggi badannya, Bunda. Si Kecil juga akan mengalami masalah pada perkembangan intelektual, kognitif, motorik yang buruk, bahkan mengurangi produktivitas sehingga menyebabkan kerugian ekonomi di masa depan.
Menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Dian Sulistya Ekaputri, Sp.A, anak yang mengalami stunting akan lebih mudah terserang berbagai macam penyakit ketika mereka dewasa. Misalnya saja penyakit jantung, rematik, hingga pengeroposan tulang.
"Anak yang alami stunting akan lebih rentan terkena penyakit dan saat dewasa berisiko terkena penyakit degeneratif (semisal penyakit jantung, rematik, pengeroposan tulang, dll). Selain itu, stunting juga berdampak pada terhambatnya perkembangan otak dan fisik anak," ujarnya ketika diwawancarai HaiBunda beberapa waktu lalu.
Bisakah stunting disembuhkan?
Dalam situs resminya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menyebut bahwa kondisi stunting ini sebagian besar tidak bisa diubah. Anak tidak akan memperoleh kembali tinggi badannya seperti halnya mereka bisa memperoleh kembali berat badannya.
Sejalan dengan penyataan ini, Dokter Spesialis Anak, dr.Lucia Nauli Simbolon, Sp.A, menjelaskan bahwa anak yang didiagnosis stunting di usia dua tahun, mereka akan sulit mengejar ketertinggalan pertumbuhan tingginya. Bukan tanpa alasan, hal ini karena faktor genetik sudah mulai berperan pada tinggi badan anak.
"Ada (anak) yang bisa terkejar (tingginya), ada yang tidak. Karena kalau setelah dua tahun, faktor genetik mulai berperan," jelas dr. Lucia pada HaiBunda.
Setelah usia dua tahun, tinggi badan anak bergantung pada faktor genetik kedua orang tuanya. Sehingga, anak yang stunting dengan genetik tinggi kemungkinan bisa mengejar ketertinggalan pertumbuhannya.
Lantas, bagaimana cara tepat mencegah stunting pada Si Kecil? Baca terus ya, Bunda.
Cara mencegah stunting pada anak
Ilustrasi Balita MPASI/Foto: Getty Images/iStockphoto/M-image
Kepada HaiBunda, dr. Dian menjelaskan beberapa cara tepat mencegah stunting. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:
1. Berikan anak ASI eksklusif
Memberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan anak akan membantu mereka terhindar dari stunting. Dokter Dian menjelaskan anak yang mendapat ASI eksklusif akan mendapatkan nutrisi yang optimal untuk pertumbuhan dan kekebalan tubuhnya.
2. Pemberian gizi seimbang
Pemberian gizi yang seimbang sangat penting untuk mencegah stunting pada anak. Si Kecil harus mendapatkan berbagai nutrisi mulai dari protein hingga kalsium.
"Penting untuk memberikan makanan yang kaya akan nutrisi seperti protein, zat besi, vitamin A, zinc, dan kalsium, bukan hanya bergantung pada satu sumber nutrisi," jelas dr. Dian.
3. Pemberian MPASI yang tepat
Setelah 6 bulan memberikan ASI eksklusif, Bunda perlu mengenalkan makanan pendamping ASI (MPASI) pada Si Kecil. Kenalkan berbagai menu makanan sesuai dengan usianya, ya.
"Memperkenalkan makanan tambahan yang tepat dan sesuai usia, seperti sayuran, buah-buahan, dan sumber protein lain, untuk memenuhi kebutuhan gizi yang berkembang seiring pertumbuhan anak," kata dr. Dian.
4. Beri stimulasi dan perhatian
Hal lain yang tidak boleh terlupakan agar Si Kecil terhindar dari stunting adalah pemberian stimulasi dan perhatian. Misalnya saja melakukan interaksi positif hingga kegiatan kreatif.
"Mendorong stimulasi perkembangan yang baik melalui interaksi yang positif, permainan, dan kegiatan kreatif untuk mendukung perkembangan otak anak," ungkap dr. Dian.
5. Perhatikan kebersihan anak
Memastikan kebersihan makanan dan tangan saat menyiapkan makan anak juga merupakan hal yang penting. Dokter Dian menjelaskan kegiatan ini dapat menghindari anak terkena infeksi.
"Memastikan kebersihan makanan dan tangan saat menyiapkan makanan untuk menghindari infeksi yang dapat memperburuk kondisi gizi," ucapnya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Jangan lupa intip juga video tanda stunting pada anak berikut ini:
(mua/fir)
Loading...