Jakarta -
Tahukah Bunda kalau viral vitamin D katanya bisa menurunkan berat badan? Benarkah? Mari cek kata dokter yuk, Bunda.
Belakangan ini, media sosial diramaikan dengan sebuah video yang mengklaim bahwa konsumsi vitamin D3 dapat membantu menurunkan berat badan. Video tersebut mendapat beragam tanggapan dari warganet.
Ada yang antusias mencoba tapi tak sedikit mempertanyakan kebenarannya. Dalam video yang diunggah oleh akun TikTok @shexxxxxx, pengguna tersebut menegaskan bahwa vitamin D3 bukanlah obat pelangsing, melainkan suplemen yang mendukung proses diet.
Ia juga menuturkan bahwa selain mengonsumsi vitamin D3 tetap menerapkan pola hidup sehat dengan menjalani intermittent fasting, berjalan kaki 10 ribu langkah sehari, serta menjaga defisit kalori.
"Kalau kamu harap konsumsi vitamin D3 langsung kurus, nggak kayak gitu. Kamu harus tetap olahraga, tetap intermittent fasting, dan tetap defisit kalori," ujarnya dalam video di TikTok.
Bagaimana menurut dokter? Mari bahas di sini mengenai faktanya.
Apa itu vitamin D?
Mengutip dari Healthline, vitamin D merupakan vitamin yang larut dalam lemak dan dapat Bunda peroleh dari makanan atau suplemen. Tubuh juga dapat memperolehnya melalui paparan sinar matahari.
Vitamin D sangat penting untuk menjaga tulang dan gigi yang kuat, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, serta memfasilitasi penyerapan kalsium dan fosfor. Karena vitamin D tidak ditemukan secara alami dalam banyak makanan, sebagian besar profesional kesehatan menyarankan untuk mendapatkan paparan sinar matahari setidaknya 5 sampai 30 menit setiap hari.
Fakta: orang yang obesitas memiliki kadar vitamin D lebih rendah
Studi menunjukkan bahwa indeks massa tubuh dan persentase lemak tubuh yang lebih tinggi dikaitkan dengan kadar vitamin D dalam darah lebih rendah. Beberapa teori berbeda berspekulasi tentang hubungan antara kadar vitamin D yang rendah dan obesitas.
Sebagian mengklaim bahwa orang yang mengalami obesitas cenderung mengonsumsi lebih sedikit makanan yang kaya vitamin D sehingga menjelaskan adanya hubungan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan vitamin D bergantung pada ukuran tubuh.
Ini berarti orang yang obesitas membutuhkan lebih banyak vitamin D daripada Bunda dengan berat badan normal untuk mencapai kadar vitamin D dalam darah yang sama. Menariknya, penurunan berat badan juga dapat memengaruhi kadar vitamin D. Tingkat penurunan berat badan dapat memengaruhi tingkat peningkatan kadar vitamin D.
Satu penelitian menemukan bahwa penurunan berat badan dalam jumlah kecil pun menyebabkan peningkatan kadar vitamin D dalam darah. Selain itu, peserta yang kehilangan setidaknya 15 persen berat badan mengalami peningkatan yang hampir tiga kali lebih besar daripada yang terlihat pada peserta yang kehilangan 5 persen sampai 10 persen berat badan dari sebelumnya.
Selain itu, beberapa bukti menunjukkan bahwa peningkatan vitamin D dalam darah dapat mengurangi lemak tubuh dan meningkatkan penurunan berat badan.
Kata dokter soal vitamin D3 bisa bantu turunkan berat badan
Dokter spesialis gizi Johanes C Chandrawinata, SpGK menjelaskan bahwa ada penelitian yang dilakukan terhadap 218 orang dengan obesitas dan kegemukan selama satu tahun. Dalam penelitian tersebut, seluruh peserta menjalani diet defisit kalori dan rutin berolahraga, dengan setengahnya diberikan suplemen vitamin D dan sisanya plasebo.
Hasilnya, mereka yang mendapatkan vitamin D mengalami penurunan berat badan rata-rata 3,2 kg lebih banyak dibandingkan kelompok plasebo. Lebih lanjut, dr. Johanes menambahkan bahwa beberapa teori mendukung keterkaitan antara vitamin D dan penurunan berat badan. Salah satunya, vitamin D diduga dapat mengurangi akumulasi lemak dalam tubuh.
"Vitamin D bisa meningkatkan kadar serotonin yang berperan dalam mengontrol nafsu makan, meningkatkan rasa kenyang, dan membantu mengurangi asupan kalori," tutur dr. Johanes dilansir dari detikHealth.
Selain itu, kadar vitamin D yang lebih tinggi juga dikaitkan dengan meningkatnya kadar testosteron yang dapat memicu proses pembakaran lemak lebih efisien. Beberapa bukti menunjukkan bahwa mendapatkan cukup vitamin D dapat meningkatkan penurunan berat badan dan mengurangi lemak tubuh.
Dalam penelitian lain memberikan suplemen vitamin D kepada wanita yang kelebihan berat badan dan obesitas selama 12 minggu. Di akhir penelitian, para wanita tersebut tidak mengalami penurunan berat badan tapi mereka menemukan bahwa peningkatan kadar vitamin D menurunkan lemak tubuh.
Batas aman konsumsi vitamin D3 untuk diet
Penting untuk mengetahui bahwa konsumsi vitamin D harus dalam batas aman. Mengacu pada rekomendasi Endocrine Society, dr. Johanes menyarankan agar konsumsi vitamin D tidak lebih dari 5.000 IU per hari.
"Dosis yang terlalu tinggi berpotensi menyebabkan toksisitas vitamin D yang dapat berdampak negatif pada kesehatan," sarannya.
Di sisi lain, dr. Johanes juga menegaskan bahwa tanpa pola makan defisit kalori dan aktivitas fisik seperti berjalan kaki 10 ribu langkah per hari, konsumsi vitamin D saja tidak akan memberikan hasil signifikan dalam menurunkan berat badan.
Untuk itu, bagi Bunda yang ingin menurunkan berat badan, kombinasi antara pola makan sehat, olahraga teratur, serta suplemen yang tepat bisa menjadi strategi yang lebih efektif.
Vitamin D3 memang memiliki peran dalam mendukung metabolisme dan pengaturan nafsu makan, namun bukanlah solusi instan untuk menurunkan berat badan. Jika ingin mencoba mengonsumsi vitamin D3 untuk diet, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan dosis yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(som/som)