Jakarta -
Mendisiplinkan anak bukan berarti Bunda harus memberikan hukuman pada mereka. Tanpa disadari, ada beberapa kesalahan orang tua dalam mendisiplinkan Si Kecil.
Mendisiplinkan anak berarti mengajari Si Kecil perilaku yang bertanggung jawab serta konsep pengendalian diri. Oleh karena itu, cara yang dipakai untuk mengajarkan mereka perlu disesuaikan dengan kemampuan anak dalam memahaminya.
Dilansir dari laman Better Health, tujuan utama dari pengajaran mendisiplinkan anak adalah untuk mendorong mereka belajar mengelola perasaan dan perilaku. Tidak hanya itu, pendisiplinan ini akan memberi penghargaan kepada anak atas perilaku yang pantas dan mencegah perilaku yang tidak pantas.
Beberapa orang tua mungkin berpikir bahwa mendisiplinkan anak ini berarti memberikan hukuman fisik seperti memukul atau pelecehan secara verbal seperti membentak maupun mengancam anak. Namun, hal ini bukan termasuk ke dalam mengajarkan disiplin pada anak.
Kesalahan orang tua dalam mendisiplinkan anak
Dilansir dari laman Parents, ada beberapa kesalahan orang tua dalam mendisiplinkan anak yang diungkapkan oleh ahli. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:
1. Memarahi anak di depan umum
Anak-anak mungkin melakukan hal yang berbahaya seperti berlarian ke jalan atau mendorong anak lain. Ketika ini terjadi, ada baiknya untuk menghindari mendisiplinkan anak di depan orang lain.
"Hindari mendisiplinkan anak di depan orang lain. Ketika Bunda melakukan ini, mereka mungkin lebih fokus pada siapa yang sengaja mendengar percakapan tersebut daripada pada apa yang Bunda coba ajarkan," ujar Erica Reischer, PhD., penulis What Great Parents Do: 75 Simple Strategies for Raising Kids Who Thrive.
Carilah tempat pribadi untuk mendiskusikan situasi ini tanpa terlihat atau didengar orang lain. Jika tidak menemukannya, akui secara singkat bahwa anak berperilaku buruk dan beritahu mereka bahwa Bunda akan membicarakan hal ini lebih lanjut di rumah.
2. Memberi instruksi yang tidak jelas
Bunda mungkin telah memberi tahu anak berkali-kali untuk tidak melemparkan jaketnya ke lantai. Percaya atau tidak, anak mungkin tidak benar-benar memahami instruksi yang Bunda berikan.
"Buat arahan sespesifik mungkin. Kalimat, 'Tolong gantung jaketmu di sini saat kamu masuk ke dalam rumah' lebih baik daripada, 'Jangan buang jaketmu sembarangan ke lantai'," kata direktur Pusat Anak, Keluarga, dan Komunitas Universitas Michigan Pusat, di Mount Pleasant, Larissa Niec, PhD.
3. 'Menyuap' anak untuk hasil yang cepat
Bunda mungkin tergoda untuk menyuap anak agar mereka berperilaku baik selama beberapa saat. Namun, strategi ini nyatanya hanya berlaku sementara.
"Menyuap sebenarnya memberikan penghargaan atas perilaku buruk yang anak lakukan," ujar rekan penulis Practical Parenting, Jeffrey Gardere, PhD.
Jika Bunda mengandalkan kegiatan ini untuk menenangkan anak, jangan heran jika mereka mengamuk di lain waktu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
4. Mengabaikan rasa lapar
Jangan berharap anak akan menjadi seperti yang diharapkan jika perutnya kosong. Rasa lapar membuat anak sulit berkonsentrasi dan dapat meningkatkan perilaku buruknya. Ingatlah bahwa anak perlu makan sebelum bisa mendengarkan nasihat dengan baik.
5. Menjelaskan berulang-ulang
Bunda sering menjelaskan sesuatu pada anak secara berulang? Ini adalah hal yang tidak diperlukan untuk mendisiplinkan anak. Sebaliknya, Bunda bisa menjelaskan secara singkat mengapa sesuatu perlu dilakukan oleh Si Kecil.
6. Panik
Ilustrasi/Foto: Getty Images/Hispanolistic
Sulit untuk tetap tenang ketika anak melakukan suatu kesalahan yang fatal. Biasanya, Bunda hanya akan berteriak dan berusaha mengomeli anak.
"Anak-anak tidak bisa menyerap pelajaran ketika mereka diteriaki. Mereka akan menutup diri atau menjadi gila sebagai tanggapannya," kata dr. Niec.
Cobalah mengatasi perilaku buruk anak dengan nada yang tenang dan menambahkan konsekuensi setiap kali mereka berteriak sebagai responsnya. Hal ini akan membuat anak lebih mengerti kesalahan yang mereka lakukan.
7. Tersinggung dengan perilaku anak
Anak-anak akan bertingkah karena berbagai alasan. Mereka mungkin kurang mengendalikan diri dan suka menguji kesabaran Bunda karena mereka membutuhkan perhatian.
"Banyak perilaku buruk adalah tentang seorang anak yang mengeksplorasi cara mendapatkan apa yang mereka inginkan, apakah itu kasih sayang, es krim, atau waktu bermain lima menit lebih panjang," kata dr. Reischer.
Tersinggung dengan perilaku anak adalah hal yang tidak diperlukan. Hal ini justru akan melemahkan ikatan Bunda dengan mereka.
8. Mempermalukan anak
Membanding-bandingkan anak ketika mereka membuat kesalahan adalah hal yang tidak perlu dilakukan. Hal ini justru akan membuat anak saling membenci dan tidak memperbaiki perilakunya.
9. Hukuman yang tidak adil
Agar mendisiplinkan anak menjadi efektif, hukumannya tentu harus sebanding dengan perilaku Si Kecil. Hukuman yang berlebihan dan tidak adil akan menghadirkan tantangan lain yang lebih besar.
10. Tidak konsisten
Ketika Bunda membuat peraturan dan dilanggar, hukumannya pun harus dilakukan secara konsisten. Jika anak diperbolehkan melanggar, mereka tidak akan benar-benar bertanggung jawab atas kesalahannya.
"Ketidakkonsistenan mengirimkan sinyal bahwa Bunda tidak benar-benar bertanggung jawab," ujar dr. Gardere.
Nah, itu tadi informasi tentang kesalahan orang tua dalam mendisiplinkan anak, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)