Literasi merupakan salah satu kemampuan yang penting untuk anak. Si Kecil diharapkan sudah bisa memiliki kemampuan literasi bahkan sejak usia dini, Bunda.
Perlu diketahui bahwa kemampuan literasi dan numerasi sejak usia dini ini sangat memerlukan perhatian khusus. Tidak hanya oleh pemerintah dan satuan pendidikan, namun juga dari seluruh golongan masyarakat.
Menurut Institut Statistik UNESCO (UIS), tingkat literasi secara global pada usia 15 tahun ke atas pada tahun 2021 berada di angka 86,3 persen. Dari 208 negara, Indonesia menempati posisi ke-100 dengan literasi mencapai 95,44 persen.
Jika dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia, tingkat literasi di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara seperti Filipina, Brunei Darussalam, serta Singapura.
"Literasi adalah hak setiap manusia. Oleh sebab itu sebuah negara harus menggerakkan serta meningkatkan literasi dan numerasi ini," ujar Ketua Eksekutif Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Dr. Itje Chodidjah, M.A, dalam acara Peluncuran Hasil Penelitian Persepsi Penggunaan Aplikasi Pembelajaran Digital, Kamis (14/11/2024).
Sayangnya, masih ada berbagai hal yang menjadi tantangan bagi anak-anak Indonesia untuk memiliki kemampuan literasi yang baik. Lantas, apa saja deretannya, ya?
Tantangan literasi bagi anak Indonesia
Ilustrasi Tingkat Literasi Anak/Foto: Getty Images/iStockphoto/anurakpong
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Itje turut membeberkan beberapa tantangan bagi anak-anak Indonesia dalam proses pengembangan literasi. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:
1. Kurangnya interaksi dengan guru
Banyak anak-anak yang mendapatkan nilai bagus di sekolah namun minim dalam literasinya. Menurut Itje, hal ini karena adanya masalah pada sistem pembelajaran di kelas.
"Ketika mendapatkan kurikulum, guru langsung memberikan materi ajar. Itulah sebabnya proses interaksi di kelas menjadi minimal karena telah dipenuhi oleh materi-materi yang harus selesai sehingga guru tidak punya kesempatan untuk scaffolding untuk memproses literasi," ujarnya.
"Ini bukan hanya di pelajaran Bahasa Indonesia karena semua pelajaran mengangkut informasi untuk disampaikan kembali. Proses itu yang saat ini masih missed," lanjut Dr. Itje.
2. Anak belajar karena ujian
Menurut Itje, fenomena yang saat ini terjadi di dunia pendidikan adalah anak belajar karena akan menghadapi ujian sehingga mendapatkan nilai yang bagus. Padahal, momen ini membuat anak kehilangan nilai literasi.
"Ketika kita kejar-kejaran dengan ujian. Dikesankan bahwa belajar adalah ketika anak rajin menyelesaikan soal-soal dan ketika tes hasilnya bagus, karena itu anak nilainya bagus tetapi tidak ada nilai literasinya," tutur Dr. Itje.
3. Guru tidak mampu bercerita
Dr. Itje menganjurkan agar para guru, khususnya pada PAUD, SD kelas satu, dua, dan tiga, memiliki kemampuan bercerita, Bunda. Tidak hanya dengan suara, guru juga diharapkan mampu memainkan ekspresinya.
"Karena pengembangan anak di usia awal sangat bergantung pada suara yang kita pakai dan gesture kita. Coba kalau dibacakan cerita tapi ekspresinya datar, pasti ditinggal oleh anaknya. Coba kalau kita bicara ke suara yang rendah ke suara tinggi, lalu dengan perubahan ekspresi. Itu sangat penting," bebernya.
Demikian informasi tentang tantangan literasi pada anak-anak di Indonesia, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Jangan lupa saksikan juga video anak seleb yang gemar membaca berikut ini:
(mua/fir)
Loading...