5 Efek Samping Pompa ASI Manual yang Perlu Diwaspadai Bunda

3 days ago 7

Jakarta -

Menggunakan pompa ASI menjadi jalan alternatif untuk tetap mengASIhi di luar direct breastfeeding. Tetapi, berhati-hatilah ya, Bunda, mengingat ada efek samping pompa ASI manual yang perlu diwaspadai.

Setelah pulang dari rumah sakit, tantangan berikutnya yang cukup menguras energi yakni bagaimana menghadapi Si Kecil di rumah. Ya, persoalan memenuhi nutrisinya melalui ASI tentunya jadi pekerjaan rumah semua ibu yang sedianya tidaklah mudah dilalui.

Bagi para ibu yang tidak bekerja, menyusui langsung mungkin menjadi hal yang bisa dilakukan kapan saja di rumah. Permasalahannya, bagi para ibu yang beraktivitas di luar rumah dan berstatus Bunda pekerja tentunya proses mengASIhi dilakukan melalui pemberian ASI perah.

Meskipun tampaknya lebih mudah, penggunaan pompa ASI juga bukan tanpa efek samping ya, Bunda. Sebab, ada juga beberapa efek samping yang mungkin perlu Bunda waspadai.

Manfaat pompa ASI manual

Sebagai alat bantu memerah ASI, pompa ASI khususnya manual memang memiliki deretan manfaat bagi ibu menyusui. Berikut ini di antaranya ya, Bunda:

1. Kontrol waktu menyusui

Ibu atau pengasuh dapat membuat jadwal untuk menyusui bayi dan memiliki kontrol lebih terhadap waktu menyusui. Hal ini membuat jadwal memompa dan menyusui lebih teratur dan menghemat waktu ibu.

2. Meringankan Bunda pekerja

Ibu yang bekerja dapat memompa ASI sebelum berangkat kerja dan pengasuh dapat memberikan susu botol kepada bayi di siang hari. Pompa ASI juga memberi ibu waktu luang untuk mengurus keperluan, bertemu teman, atau memanjakan diri.

3. Membantu meningkatkan pasokan ASI

Memompa ASI setelah menyusui dapat membantu meningkatkan pasokan ASI. Selain itu, menyimpan persediaan ASI membantu ibu yang menghadapi pasokan ASI rendah untuk memberi makan anak mereka seperti dikutip dari laman Parenting First Cry.

4. Mengatasi kondisi medis

Jika Bunda atau bayi memiliki kondisi medis yang mencegah pemberian ASI, memompa ASI dan memberi susu botol akan sangat membantu.

Hal-hal yang perlu diketahui saat memompa ASI

Memompa ASI bisa menjadi tugas yang sulit jika Bunda tidak yakin dengan apa yang Bunda lakukan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Bunda ketahui saat memompa ASI:

1. Selalu cuci tangan Bunda secara menyeluruh sebelum menyusui.
2. Santai dan jaga pikiran Bunda tetap tenang.
3. Peluk bayi atau pikirkan mereka.
4. Siapkan pompa ASI.
5. Aktifkan daya hisap pompa ASI secara perlahan lalu tingkatkan secara perlahan.

Apa saja efek samping pompa ASI?

Meskipun pompa ASI memungkinkan Bunda untuk memberikan ASI kepada bayinya dengan mudah bahkan saat bayi tidak ada, penggunaan pompa ASI memiliki efek samping dan kerugian tertentu yang harus diketahui oleh ibu baru. Berikut adalah beberapa efek samping penggunaan pompa ASI, termasuk metode manual:

1. Dapat mengurangi pasokan ASI

Salah satu efek samping dari memompa ASI secara terus-menerus adalah berkurangnya pasokan ASI. Mekanisme pompa ASI sangat berbeda dengan mekanisme bayi baru lahir yang menempel pada puting susu Anda dan mengisapnya.

Perlekatan bayi inilah yang merangsang produksi ASI lebih banyak dalam tubuh Bunda. Jika bayi tidak dibiarkan menempel, produksi ASI akan berkurang.

2. Membekukan ASI akan menguras nutrisi ASI

Saat bayi menyusu langsung dari ibu, bayi akan mendapatkan semua nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang sehat. Membekukan ASI selama lebih dari tiga bulan, mencairkannya, dan memanaskannya kembali menyebabkan berkurangnya nutrisi penting dalam ASI.

3. Pompa ASI dapat menyebabkan kerusakan puting dan jaringan payudara

Pompa ASI dapat merusak puting dan jaringan payudara. Pengaturan yang salah dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa saat memompa. Pompa manual dapat menyebabkan rasa sakit pada payudara dan tangan ibu, karena memompa secara manual melelahkan dan melelahkan.

4. Menyusui dengan botol dan payudara membuat bayi bingung

Jika Bunda terus-menerus beralih antara botol dan menyusui, hal itu dapat membingungkan bayi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan mekanisme mengisap dalam kedua kasus tersebut.

Bayi mungkin mengisap puting ibu lebih keras, seperti yang dilakukannya dengan botol. Hal ini juga dapat menyebabkan puting ibu terasa nyeri. Hal ini juga dapat terjadi karena bayi mungkin tidak dapat menyusu dengan benar saat menyusu langsung karena bayi sudah terbiasa menyusu dari botol dengan dot karet.

5. Dapat menyebabkan pembengkakan payudara dan keluarnya ASI berlebihan

Salah satu efek samping pompa ASI elektrik adalah ibu memompa terlalu banyak sehingga mereka dapat menyimpan persediaan ASI dalam jumlah banyak untuk bayi.

Efek samping pompa ASI manual yang perlu diwaspadai

Mengenai penggunaan pompa ASI manual, beberapa efek samping yang mungkin muncul perlu dipertimbangkan ya, Bunda. Berikut ini di antaranya:

1. Memakan waktu

Memompa ASI secara manual memakan waktu dan membutuhkan banyak tenaga dari ibu, tidak seperti menggunakan pompa elektrik yang memompa ASI sendiri.

Saat memompa dengan pompa manual, beberapa ibu merasa tidak dapat memompa kedua payudara sekaligus, dan ini menambah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sesi pemompaan. Jadi, meskipun pilihan manual bisa lebih mudah, Bunda sebenarnya kehilangan kecepatan dan efisiensi proses.

2. Melelahkan

Sebagai akibat dari ketegangan fisik yang diperlukan dalam melakukan pemerahan dengan tangan selama sesi, tangan sangat melelahkan bagi beberapa ibu.

Beberapa gerakan yang diperlukan dapat menyebabkan kelelahan pada tangan, lengan, dan bahu, terlebih lagi jika dilakukan beberapa kali sehari. Oleh karena itu, tingkat kebugaran, stamina, atau bentuk keterbatasan lain dalam kemampuan fisik juga harus dipertimbangkan seperti dikutip dari laman Promom.

3. Kesulitan menyimpan ASI

Sebagian besar pompa manual hanya memungkinkan Bunda memeras ASI langsung ke dalam botol kecil, wadah, atau wadah yang dapat menampung ASI hingga 2-8 ons.

Pengemas volume kecil nyaman untuk penyimpanan jangka pendek di antara waktu menyusui, tetapi tidak cocok untuk dibekukan dan disimpan di lemari es. Setelah itu, ASI harus dituang dengan hati-hati ke dalam kantong pembeku yang lebih besar atau wadah lainnya. Itulah sebabnya tumpahan mudah terjadi selama proses pemindahan, terutama jika menggunakan pompa manual.

4. Tidak untuk pemompaan eksklusif

Waktu yang dibutuhkan ditambah kelelahan yang menyertai penggunaan pompa manual menjadikannya pilihan yang buruk sebagai satu-satunya cara pemerahan ASI jika Bunda memompa ASI secara eksklusif alih-alih menyusui langsung.

Pompa elektrik yang efisien sangat ideal terutama bagi ibu yang ingin memompa ASI beberapa kali sehari selama berbulan-bulan atau bahkan lebih. Namun, jika pemompaan diperlukan sebagai praktik tambahan atau jika kebutuhan pemompaan bersifat sesekali, maka pompa manual dapat berguna.

5. Produksi ASI lebih rendah

Karena keterbatasan daya dan kecepatan memompa, beberapa ibu tidak dapat memperoleh hasil yang sama dalam hal jumlah ASI yang diproduksi dengan pompa manual seperti pompa elektrik, yang memiliki pengaturan let-down.

Oleh karena itu, mungkin ada saat-saat ketika memasok dalam jumlah yang lebih besar atau pemompaan eksklusif mungkin diinginkan dan pompa manual mungkin tidak dapat memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan selama jangka waktu tersebut.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online