Anak Diare saat Puasa: Ketahui Penyebab, Pengobatan, dan Cara Mencegahnya

1 day ago 5

Jakarta -

Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga rentan mengalami diare. Angka kejadiannya pun meningkat selama bulan Ramadhan, Bunda.

Diare merupakan kondisi berubahnya konsistensi feses yang menjadi air atau lebih cair dibanding biasanya. Tidak hanya itu, ketika diare, frekuensi tinja pun meningkat.

Anak yang berusia lebih besar dikatakan mengalami diare ketika frekuensi buang air besar sudah lebih dari tiga kali, dengan konsistensi yang lebih lembek atau cair.

Pada tahun 2019, diare sempat menjadi penyebab utama kematian anak di Indonesia, Bunda. Data terakhir yang dimiliki dari Kemenkes di tahun 2021 menyebut diare menjadi penyebab kematian pada anak usia lima tahun atau balita.

Meski begitu, penyebab utama kematian balita ini tidak selalu diare, Bunda. Penyebabnya bisa bergantian antara diare ataupun pneumonia.

Mengapa diare berbahaya?

Dampak fatal diare dari diare adalah terjadinya dehidrasi atau risiko kekurangan cairan. Hal ini sangat berbahaya terlebih jika terjadi pada bayi.

Penting bagi Bunda dan Ayah untuk mengetahui derajat kekurangan cairan atau dehidrasi anak diare, sehingga dapat segera mengatasi kekurangan cairan dan mencegah dehidrasi. Jika dehidrasi tidak diatasi dan terlambat dikenali, maka akan menyebabkan kematian.

Penyebab anak rentan diare saat puasa Ramadhan

Secara umum, diare paling banyak karena adanya infeksi pada saluran pencernaan. Infeksi ini terjadi karena makanan yang masuk ke dalam mulut maupun air yang terkontaminasi.

Ketika memasuki bulan Ramadhan, risiko diare pada anak meningkat karena beberapa hal, Bunda. Berikut ini deretannya:

1. Perubahan pola makan

Salah satu hal yang menyebabkan anak mengalami diare saat puasa adalah adanya perubahan pola makan dan minum. Jika biasanya anak makan tiga kali dalam sehari dengan minum yang cukup, saat puasa anak hanya makan dua kali saat sahur dan berbuka.

Tidak hanya itu, anak-anak juga kerap mengonsumsi makanan yang berlemak dan pedas. Jenis makanan ini turut menjadi faktor meningkatkan diare selama bulan Ramadhan.

2. Makanan yang terkontaminasi

Selama bulan Ramadhan, Bunda sering mengajak Si Kecil buka bersama di luar? Jika iya, sebaiknya hati-hati memilih hidangan, karena dapat menjadi penyebab anak diare.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, penyebab umum dari diare adalah infeksi pencernaan yang terjadi melalui makanan yang dikonsumsi. Mengonsumsi makanan yang tidak higienis turut meningkatkan risiko terjadinya infeksi.

3. Stres

Pola baru pada puasa hari pertama yang dirasakan oleh anak mungkin membuat anak stres dan cemas. Pada beberapa anak, ini juga dapat memicu diare. Meski begitu, penyebab ini sangat jarang terjadi.

Makanan dan minuman yang harus dihindari saat puasa

Berikut beberapa makanan dan minuman yang harus dihindari oleh anak selama puasa agar tidak menyebabkan diare, Bunda. Simak ulasannya!

1. Makanan pedas

Meski anak termasuk penyuka makanan pedas, selama bulan Ramadhan baiknya makanan ini dikurangi atau dihindari, Bunda. Bukan tanpa alasan, makanan yang terlalu pedas bisa mengiritasi anak sehingga menyebabkan diare.

2. Makanan berlemak

Makanan berlemak turut meningkatkan risiko diare selama bulan Ramadhan karena sulit dicerna oleh tubuh. Makanan berlemak yang harus dihindari ini juga termasuk makanan yang bersantan ya, Bunda.

3. Makanan dengan gula tinggi

Makanan dan minuman yang mengandung gula tinggi juga harus dihindari selama berpuasa. Jadi, pastikan anak tidak langsung berbuka puasa dengan minuman seperti sirup, ya.

4. Susu

Susu merupakan salah satu minuman bergizi yang mampu menjaga nutrisi anak selama berpuasa. Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan, susu bisa menyebabkan anak mengalami diare.

Tidak hanya susu, produk turunan susu lainnya seperti keju dan yoghurt juga memiliki dampak yang sama. Produk susu memiliki laktosa yang mengandung karbohidrat serta gula yang tinggi.

5. Makanan setengah matang

Selama berpuasa, ada baiknya untuk menghindari makanan yang setengah matang. Hal ini bisa menyebabkan diare melalui mekanisme infeksi pencernaan.

Bolehkah anak berpuasa saat diare?

Meski anak merasa sanggup untuk melanjutkan puasanya di saat diare, secara medis mereka dilarang untuk berpuasa, Bunda. Pada saat diare, tubuh mengeluarkan cairan berlebihan.

Apalagi jika diare disertai dengan muntah-muntah, dikhawatirkan anak akan dehidrasi karena adanya pengeluaran berlebihan dan asupan makan serta minum yang dibatasi.

Jika puasa anak dilanjutkan, hal ini tentu akan meningkatkan risiko dehidrasi. Meski begitu, anak yang sudah remaja dan mengalami diare ringan, masih dapat melanjutkan puasanya dengan membatasi asupan makanan dan minuman yang dilarang.

Ketika anak yang remaja tetap ingin melanjutkan puasanya, perhatikan asupan air mereka ya, Bunda. Minimal anak mengonsumsi air sekitar 1,5 liter saat sahur dan berbuka.

Pengobatan anak diare di rumah

Anak yang mengalami diare bisa mendapatkan pengobatan pertamanya di rumah. Berikut ini beberapa hal yang bisa Bunda dan Ayah lakukan:

1. Kenali tanda anak dehidrasi

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah kenali terlebih dahulu tanda anak mengalami dehidrasi ya, Bunda. Beberapa tandanya adalah sebagai berikut:

  • Anak rewel
  • Anak merasa lemas
  • Anak selalu kehausan atau sering meminta minum
  • Anak tidak buang air kecil selama enam jam lebih

2. Berikan oralit

Ketika anak diare, hal paling mudah yang bisa dilakukan di rumah adalah dengan memberikan oralit. Ini merupakan cairan selain air yang bisa mengganti cairan dan baik untuk mengatasi diare.

Bunda bisa berikan pada anak dengan cara diminumkan pelan-pelan. Untuk jumlahnya sendiri, Bunda bisa konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

3. Bawa anak ke rumah sakit

Ketika anak sudah terlihat lemas, jarang buang air kecil, dan selalu memuntahkan apa yang diberikan, Bunda perlu segera membawa Si Kecil ke dokter. Jika anak terus muntah, mereka harus diinfus.

Tanda anak sudah sembuh dari diare

Ada beberapa tanda anak sudah sembuh dari diare dan bisa melaksanakan puasa kembali. Berikut ini deretannya:

  • Perubahan konsistensi feses lebih padat dan berampas
  • Jarang buang air besar
  • Hilangnya tanda-tanda dehidrasi
  • Intensitas buang air kecil membaik
  • Tidak merasa kehausan
  • Anak sudah aktif kembali
  • Anak mentoleransi minuman dan makanan
  • Hilangnya demam, jika disertai demam

Pencegahan diare selama bulan Ramadhan

Selama bulan Ramadhan, terdapat beberapa hal yang bisa Bunda lakukan agar Si Kecil terhindar dari kondisi diare. Misalnya saja sebagai berikut:

1. Perhatikan makanan yang dikonsumsi

Saat sahur dan berbuka, Bunda perlu perhatikan makanan yang akan diberikan pada Si Kecil. Pastikan mereka menghindari makanan manis, pedas, berlemak, serta susu berlebih.

2. Perhatikan kebersihan

Sebagai orang tua, Bunda juga perlu memerhatikan kebersihan selama di rumah maupun di luar rumah. Ajarkan anak untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan.

3. Vaksinasi

Jangan lupa untuk melengkapi vaksinasi Si Kecil agar terhindar dari diare ya, Bunda. Vaksinasi bisa diberikan pada anak mulai dari usia enam bulan ke atas agar risiko diare menurun.

Nah, itu tadi serba-serbi tentang penyebab anak diare saat puasa hingga cara mencegahnya. Semoga bisa memberikan manfaat ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online