Bayi Gumoh setelah Menyusui, Apakah Tanda Rasa ASI Tidak Enak?

19 hours ago 3

Jakarta -

Gumoh pada bayi memang hal yang normal terjadi. Tetapi, saat bayi gumoh setelah menyusui, apakah tanda rasa ASI tidak enak?

Sebagai ibu baru, merawat bayi yang mengalami gumoh bisa membuat mereka stres. Hal ini dikarenakan mereka sangat khawatir tentang kesehatan dan gangguan pertumbuhan pada bayinya.

Penyebab bayi ASI gumoh atau muntah

Ya, gumoh memang kejadian yang sangat umum terjadi pada bayi yang sehat. Dan, biasanya hal ini tidak akan menimbulkan masalah apa pun terkait pertumbuhan atau perkembangan pada bayi. Ini sering terjadi karena sistem pencernaan bayi belum matang sehingga isi perutnya lebih mudah mengalir kembali ke kerongkongan.

Selain itu, beberapa faktor berbeda juga dapat menyebabkan bayi gumoh, termasuk di antaranya ketika mereka terlalu banyak minum susu dan terlalu cepat saat minum susu. Biasanya, ini terjadi ketika bayi menyusu dengan sangat cepat atau ketika payudara ibu terlalu penuh, seperti dikutip dari laman Texaschildrens.

Sering kali, jumlah gumoh yang keluar dapat tampak jauh lebih banyak daripada yang sebenarnya. Kemudian, sensitivitas makanan dapat menyebabkan bayi sering gumoh. Serta, produk yang mengandung susu sapi dalam makanan ibu atau bayi kerap menjadi sensitivitas makanan yang umum.

Tak hanya itu, beberapa bayi kerap teralihkan perhatiannya saat menyusu di payudara sehingga mereka menarik diri untuk melihat sekeliling. Hal inilah yang dapat menyebabkan bayi menelan udara dan lebih sering gumoh. Kelebihan pasokan ASI atau pengeluaran yang kuat (refleks pengeluaran ASI) dapat menyebabkan gejala seperti refluks pada bayi.

Jika bayi tampak nyaman dan makan dengan baik, bertambah berat badan, serta berkembang secara normal, biasanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. ​​Seiring pertumbuhan dan bertambahnya usia bayi, mereka biasanya lebih jarang gumoh ya, Bunda. ​​Sebagian besar akan berhenti gumoh pada usia 12 bulan.

Ciri-ciri ASI basi yang tak layak minum

ASI basi menjadi risiko yang mungkin dialami sebagian ibu menyusui. Biasanya, ASI basi ditandai dengan bau asam yang kuat di mana menjadi indikasi bahwa ASI tersebut telah basi.

Saat susu mulai basi, baunya juga akan tidak sedap dan tengik ya, Bunda. Dan, seiring waktu, bau tak sedap tersebut semakin kuat, seperti dikutip dari laman Healthline.

Ciri lain dari ASI basi yang tak layak minum yakni rasa dari ASI mulai berubah, karena rasa manis alami susu segar dengan cepat digantikan oleh rasa yang agak asam atau masam.

Dengan waktu yang cukup, tekstur dan warna susu yang sudah basi juga akan berubah. Susu mungkin mulai membentuk tekstur berlendir, kental, dan berwarna kuning kusam.

Kecepatan susu basi bergantung pada banyak faktor, termasuk jumlah bakteri pembusuk yang ada, suhu penyimpanan susu, dan paparan cahaya.

Jika Bunda tidak yakin apakah ASI Bunda basi atau tidak, mulailah dengan mengendusnya. Jika tidak berbau, cobalah teguk sedikit sebelum menuangkannya ke dalam gelas penuh atau memberikannya pada bayi.

Berikut ini beberapa tanda lain bahwa ASI sudah basi ya, Bunda:

1. Aroma

Ciumlah ASI setelah menyimpannya selama beberapa waktu. ASI segar memiliki aroma manis, sedikit manis, atau seperti sabun. Jika ASI berbau asam atau tengik, maka ini mungkin merupakan tanda bahwa ASI tersebut sudah tidak baik. 

2. Penampakan ASI

ASI segar biasanya berwarna putih, kuning muda, krem, atau putih kebiruan. Selain itu, setelah disimpan selama beberapa waktu, ASI dapat terpisah menjadi dua lapisan, yaitu susu encer dan susu kental. Susu encer terlihat di bagian bawah, sedangkan lapisan kental terlihat di bagian atas. Jika Bunda mengaduk susu beberapa kali dan masih terpisah menjadi 2 lapisan, itu mungkin menunjukkan bahwa ASI sudah basi seperti dikutip dari laman Breastfeedingperspectives.

3. Rasa

Terkadang Bunda dapat mencoba mencicipinya. Jika Bunda merasakan rasa asam atau tengik setelah disimpan di lemari es selama beberapa waktu, itu bisa menjadi tanda bahwa ASI tersebut basi.

Namun, hal ini mungkin lebih sulit diketahui jika ASI memiliki kadar lipase tinggi dan disimpan dalam keadaan beku selama beberapa waktu. ASI dengan kadar lipase tinggi mungkin memiliki rasa yang tidak enak setelah dibekukan, meskipun sebenarnya tidak ada yang salah dengan hal itu.

Selain itu, jika ASI biasanya tidak memiliki rasa seperti itu setelah disimpan, maka itu juga bisa menjadi tanda bahwa ASI tersebut telah rusak.

Tips agar bayi tidak gumoh setelah menyusui

Gumoh pada bayi dapat diminimalisasi dengan beberapa upaya preventif ya, Bunda. Berikut ini di antaranya:

1. Jaga bayi tetap tegak

Cobalah menyusui bayi dengan cara ini dan jaga agar bayi tetap tegak selama sekitar 30 menit setelah menyusu.

2. Hindari terlibat dalam permainan aktif langsung setidaknya selama 30 menit setelah menyusu

Permainan aktif meliputi penggunaan kursi goyang, kursi getar, ayunan bayi, atau mengayunkan bayi sambil berjalan atau menggendong.

3. Menyendawakan bayi

Sering bersendawa selama dan setelah setiap menyusui dapat mencegah udara menumpuk di perut bayi

4. Hindari menyusui berlebihan

Menyusui bayi dalam jumlah sedikit tetapi lebih sering dapat membantu mengurangi gumoh.

5. Tidurkan bayi dalam posisi telentang

Membaringkan bayi dalam posisi tengkurap untuk mencegah gumoh tidak dianjurkan.

6. Pantau pola makan dengan saksama jika Bunda menyusui

Jika Bunda merasa ada makanan tertentu yang mungkin mengganggu perut bayi, cobalah untuk menghindarinya untuk sementara waktu.

7. Berkonsultasi dengan dokter

Jika Bunda melihat penurunan berat badan, gumoh yang kuat, rewel, atau gejala lainnya, bicarakan dengan dokter anak tentang kekhawatiran tersebut untuk mendapatkan solusi lebih lanjut.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online