Bayi Jarang Pipis tapi Berkeringat, Normalkah?

3 days ago 13

Jakarta -

Saat bayi jarang pipis, biasanya orang tua akan mulai khawatir. Terlebih jika kemudian Si Kecil banyak berkeringat. Benarkah bisa jadi tanda dehidrasi?

Dikutip dari Parents, jika bayi menyusu secara teratur, maka frekuensi pipisnya kemungkinan besar akan lancar. Jangan lupa untuk selalu memantau popok basah untuk memastikannya. 

Secara umum, bayi baru lahir harus pipis minimal tiga kali pada hari ke-3 kehidupannya. Pada hari ke-6, popok basah harian meningkat menjadi sekitar 6 atau lebih.

Frekuensi pipis bayi baru lahir

Bayi baru lahir akan menyesuaikan diri dengan pola menyusu dengan baik pada minggu kedua kehidupannya. Bunda harus melihat setidaknya 6-8 popok basah setiap hari, tetapi bisa juga sampai hingga 10 atau lebih.

Saat bayi baru lahir tidak mengeluarkan cukup urine atau bahkan tidak pipis sama sekali, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter.

Penyebab bayi jarang pipis

Apa saja yang menjadi faktor penyebab bayi jarang pipis? Berikut ulasannya, Bunda:

1. Dehidrasi

Dehidrasi merupakan salah satu penyebab paling umum berkurangnya frekuensi buang air kecil pada bayi baru lahir. Hal ini dapat terjadi jika bayi tidak menyusu dengan baik, baik melalui ASI maupun susu formula.

Tanda-tanda dehidrasi meliputi bibir kering, mata cekung, dan berkurangnya frekuensi buang air kecil. Penting untuk memastikan bahwa bayi menyusu secara teratur untuk menghindari dehidrasi.

2. Asupan ASI yang tidak memadai

Pada hari-hari awal kehidupannya, beberapa bayi baru lahir mungkin mengalami kesulitan untuk menyusu atau mengisap, yang dapat mengakibatkan asupan ASI yang tidak mencukupi. Jika bayi tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, tubuhnya akan memproduksi lebih sedikit urine. 

3. Penyakit atau infeksi tertentu

Infeksi tertentu, seperti infeksi saluran kemih (ISK), juga dapat menyebabkan berkurangnya frekuensi buang air kecil.

Dalam kasus tersebut, penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak karena jarang pipis bisa disebabkan oleh kondisi mendasar yang lebih serius.

4. Kepanasan

Cuaca panas atau penggunaan kain bedong yang berlebihan dapat menyebabkan kepanasan, berujung pada bayi jadi lebih banyak berkeringat dan jarang pipis.

Pastikan bayi berada di lingkungan yang sejuk dan nyaman, serta berpakaian dengan tepat sesuai suhu untuk mencegah dehidrasi.

5. Masalah ginjal bawaan

Dalam kasus yang jarang terjadi, bayi baru lahir mungkin memiliki masalah ginjal atau saluran kemih, seperti kelainan bawaan yang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk memproduksi urine. 

Jika berkurangnya frekuensi buang air kecil terus-menerus dan gejala lainnya muncul, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk memeriksa masalah struktural pada ginjal atau kandung kemih.

6. Penyakit kuning

Penyakit kuning pada bayi baru lahir dapat menyebabkan bayi jadi lemas, sehingga sulit menyusu secara efektif. Ketika bayi tidak menyusu dengan baik, mereka mungkin memproduksi lebih sedikit urine.

7. Lahir prematur

Bayi prematur sering kali memiliki beberapa keterlambatan perkembangan organ, termasuk ginjal. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk memproduksi urine. 

Meskipun hal ini biasanya membaik seiring pertumbuhan mereka, bayi prematur mungkin memerlukan pemantauan lebih ketat untuk memastikan mereka terhidrasi dengan cukup dan memproduksi cukup urine.

Bayi jarang pipis tapi berkeringat

Ilustrasi Bayi Baru Lahir Sering BABIlustrasi/Foto: iStock

Dikutip dari What to Expect, bayi dapat memperoleh semua cairan yang mereka butuhkan, tapi tetap berisiko mengalami dehidrasi karena tubuhnya belum dapat menyimpan banyak cairan.

Misalnya jika bayi terpapar suhu ekstrem atau kehilangan cairan karena muntah, diare, atau berkeringat, ia dapat mengalami dehidrasi dengan cepat. Berikut beberapa tanda dehidrasi pada bayi yang perlu diwaspadai:

  • Frekuensi pipis kurang dari 6 kali dalam 24 jam atau popoknya tetap kering selama 2-3 jam (ini tanda bahwa produksi urine sangat sedikit).
  • Urine yang tampak berwarna kuning tua dan lebih pekat.
  • Bibir tampak pecah-pecah.
  • Menangis tanpa air mata.
  • Kulit tampak kering dan kendur (tidak kembali ke bentuk semula saat ditekan dengan lembut).
  • Mata cekung.

Jadi, saat bayi berkeringat terlalu banyak, ia menjadi lebih rentan mengalami dehidrasi. Perhatikan apabila tanda-tanda lain dehidrasi sudah muncul, termasuk jarang pipis dan mata cekung.

Penanganan dehidrasi pada bayi

Teruslah berikan ASI dan/atau susu formula secara teratur, setidaknya sesering biasanya. Untuk bayi berusia 6 bulan ke atas dan sudah mulai MPASI, pastikan untuk memberi tambahan cairan dari makanan berkuah. 

Jika terjadi kehilangan cairan yang cukup banyak, terutama saat bayi sudah mengalami diare dan muntah, jangan tunda untuk konsultasi ke dokter. Dokter mungkin menyarankan untuk memberikan cairan pengganti elektrolit kepada bayi yang usianya sudah lebih tua, guna menggantikan natrium dan kalium yang hilang saat diare dan/atau sedikit air.

Pastikan Bunda untuk selalu mengikuti saran dokter tentang bagaimana dan kapan memberikan penanganan ini kepada bayi yang mengalami dehidrasi.

Penyesuaian sederhana lainnya, seperti menurunkan suhu kamar atau mengenakan lebih sedikit lapisan pakaian, sudah cukup membuat bayi lebih nyaman agar tidak banyak berkeringat lagi.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Read Entire Article
Berita Nusantara Berita Informasi Informasi Berita Berita Indonesia Berita Nusantara online Berita Informasi online Informasi Berita online Berita Indonesia online